Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter

setiap satuan pendidikan. Strategi tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas disertai dengan program remidiasi dan pengayaan. Strategi pengembangan pendidikan karakter ini antara lain: a. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, melalui pembelajaran kontekstual peserta didik lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif olah pikir, tetapi pada tataran afektif olah hati, rasa dan karsa, serta psikomotorik olah raga. Pembelajaran kontekstual mencakup beberapa strategi, yaitu: a pembelajaran berbasis masalah, b pembelajaran kooperatif, c pembelajaran berbasis proyek, d pembelajaran pelayanan, dan e pembelajaran berbasis kerja. Kelima strategi tersebut dapat memberikan nurturant effect pengembangan karakter peserta didik, seperti: karakter cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab dan rasa ingin tahu. b. Pengembangan Budaya Sekolah dan Kegiatan Belajar Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu: 1 Kegiatan rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik dan teman. 2 Kegiatan spontan, yakni kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga. Misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah, atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana. 3 Keteladanan, merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapian, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur dan kerja keras. 4 Pengondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter. Misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas. c. Kegiatan Kokurikuler dan atau Kegiatan Ekstrakurikuler Demi terlaksananya kegiatan kokurikuer dan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan perangkat pedoman, pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan esktrakurikuler yang sudah ada ke arah pengembangan karakter. d. Kegiatan Keseharian di Rumah dan di Masyarakat Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat banyak tergantung pada kegiatan keseharian siswa di rumah. Rumah keluarga menjadi lembaga pendidikan pertama dan utama karena sangat menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah. Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan trilogi pendidikan yang tidak bisa dipisahkan. Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat. Kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai karakter. Karena mungkin saja perbuatannya tersebut dilandasi oleh rasa takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan akan nilai itu. Misalnya ketika seseorang berbuat jujur hal itu dilakukan karena dinilai oleh orang lain, bukan karena keinginannya yang tulus untuk menghargai nilai kejujuran itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pendidikan karakter diperlukan juga aspek perasaan. Komponen ini dalam pendidikan karakter disebut dengan “desiring the good” atau keinginan untuk berbuat kebaikan. Pendidikan karakter yang baik dengan demikian harus melibatkan bukan saja aspek “knowing the good”, tetapi juga “desiring the good” dan “acting the good”. Tanpa itu semua manusia akan sama seperti robot yang terindoktrinasi oleh suatu paham. Dengan demikian, jelas bahwa karakter dikembangkan melalui tiga langkah, yakni mengembangkan moral knowing, kemudian moral feeling dan moral action. Dengan kata lain, makin lengkap komponen moral dimiliki manusia, maka akan makin membentuk karakter yang baik atau unggultangguh. 13 Dalam buku Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa, strategi pembangunan karakter bangsa dilakukan dengan melalui lima cara, yaitu 1 melalui sosialisasi, 2 melalui pendidikan, 3 melalui pemberdayaan, 4 melalui pembudayaan 5 melalui kerjasama. 14

7. Implementasi Manajemen Sekolah Berkarakter

Dalam rangka implementasi manajemen sekolah yang berkarakter, sekolah diharapkan mampu melakukan perencanaan, melaksanakan kegiatan, dan evaluasi terhadap tiap-tiap komponen pendidikan yang di dalamnya memuat nilai-nilai karakter secara terintegrasi terpadu. Pengertian terpadu lebih menunjuk kepada pembinaan nilai-nilai karakter pada tiap komponen sesuai dengan ciri khas masing- masing sekolah. Sekolah dapat melaksanakan pendidikan karakter yang terpadu dengan sistem pengelolaan sekolah itu sendiri. Artinya, sekolah mampu merencanakan pendidikan program dan kegiatan yang menanamkan nilai-nilai karakter, melaksanakan program dan kegiatan yang berkarakter, dan melakukan pengendalian mutu sekolah secara berkarakter. Keterkaitan antara berbagai komponen, proses manajemen berbasis sekolah dan nilai-nilai karakter yang melandasinya dapat dilihat pada diagram berikut. 13 Gunawan, op. cit., hal. 195-197. 14 Kementrian Pendidikan Nasional, Desain Induk Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta: Direktorat Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2010. Gambar 2.1: Keterkaitan antara komponen pendidikan, manajemen sekolah dengan nilai-nilai karakter Sebagaimana diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan pendidikan, bahwa semua sekolah harus memenuhi standar nasional pendidikan SNP yang meliputi delapan standar, yaitu: 1. Standar isi; 2. Standar proses; 3. Standar kompetensi lulusan; 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan; 5. Standar sarana dan prasarana; 6. Standar pengelolaan; 7. Standar pembiayaan; dan 8. Standar penilaian pendidikan. 15 15 Kementrian Pendidikan Nasional, Buku Pedoman Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama Jakarta: KPN, 2010. TUHAN YME Nilai- nilai Nilai- nilai SESAMA Komponen: Kurikulum dan Pembelajaran Sarana dan Prasarana Tenaga Kependidikan Siswa DIRI SENDIRI MBS: Kemandirian Partisipasi Kemitraan Manajemen: Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Nilai- nilai Nilai -nilai LINGKUNGAN KEBANGSAAN Nilai- nilai