62
2. Bapak Jahorasman Marpaung
Beliau adalah seorang pengikut ajaran kharismatik, yang ajarannya lebih menolak campurtangan adat dalam kehidupannya.
“Sebagai orang Kristen, kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia Kisah Para Rasul 5:29. Namun bukan berarti kita tidak
perlu tunduk kepada aturan yang dibuat manusia, tetapi kita harus menempatkan Allah pada posisi pertama, baru kemudian orang
tuakeluarga, lingkungan masyarakat termasuk adat istiadat, negarabangsa . Bila dalam adat itu ada unsur-unsur memuja nenek-
moyang, atau menggunakan kekuatan supranatural yang berasal dari kuasa kegelapan, atau ada unsur perbuatan dosakedagingan
percabulan, pertengkaran,kemabukandsb,kita harus tegas menolaknya”, Demikian penjelasan beliau ketika ditanyai tentang pandangannya
terhadap adat Batak. Beliau berpendapat adat hanya sekedar aturan – aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri, dengan serba – serbi sanksi bagi penganutnya, dan
tidak ada jaminan keselamatan didalamnya. Tetapi beliau juga tidak konsekwen dengan pandangannya sendiri terhadap adat Batak, beliau tidak langsung menolak
keberadaan adat dalam kehidupannya, sebab beliau menyadari bahwa beliau terkait dalam kegiatan adat itu sendiri.
Hal – hal yang salah dalam adat Batak adalah manakala sesuatu benda mati dipercayai memiliki kekuatan yang luar biasa dan mampu melindunginya
dalam kehidupannya, seperti halnya ulos. Terkadang adat Batak melebihkan segala sesuatu dan biasanya terlalu rumit untuk dijalani, walaupun sebenarnya ada
upah yang didapat didalam menjalaninya. Kebudayaan Batak di dalam Kristus akan menjadi jati diri dari setiap
orang pengikut Yesus di tengah-tengah suku bangsa Batak. Kebudayaan Batak di dalam Kristus ini juga akan menjadi sarana untuk melaksanakan mandat Injil,
Universitas Sumatera Utara
63 yaitu pemberitaan Injil kepada seluruh suku-suku bangsa di Indonesia dan di
seluruh dunia. Penegakan jati diri sebagai umat TUHAN yang hidup di dalam kekudusan
akan mengalami konflik dengan panggilan roh sembahan leluhur untuk mempertahankan eksistensi upacara agama Batak. Konflik ini tidak bisa
dipertemukan karena masing-masing panggilan memiliki kepentingan yang berbeda dan bertolak belakang, sinkretisme merupakan jalan kompromis yang
telah ditempuh pemimpin gereja dengan harga yang sangat mahal, yaitu pengorbanan kemutlakan Injil Yesus Kristus yang menjadi satu-satunya dasar
keselamatan manusia. Beliau menjelaskan lagi, hal ini terjadi sebenarnya karena adanya bentuk – bentuk kepentingan atau lebih tepatnya konflik yang ada
disebabkan oleh konflik kepentingan.Menurut beliau, manusia diberikan akal untuk menentukan mana yang baik dan yang buruk bagi dirinya, termasuk ketika
manusia itu diberi pilihan untuk memilih jalan mana yang harus diikutinya yakni menikah dengan adat atau tidak. Manusia memiliki hak penuh untuk hal – hal
seperti itu.
4.3. Prosesi Adat Dalam Perkawinan Masyarakat Batak Toba