28 dengan ungkapan “molo naeng mamora ho, elek ma marboru”, artinya kalau kau
ingin kaya, sayangilah borumu. Kaya dalam arti kata di atas bukan hanya terhadap kebendaan, tetapi juga
kaya dalam artian perasaan yang kaya karena merasa senang. Bila pihak boru yang telah memperoleh perlakuan yang lemah lembut dari hula-hulanya, maka
dengan senang hati akan memberikn bantuan kepada hula-hulanya baik berupa moril maupun materil dalam keadaan suka maupun duka.
2.6. Konsep Perkawinan Dalam Masyarakat Batak Toba
Perkawinan dalam masyarakat Batak Toba tidak dapat dipisahkan dari berlakunya dasar adat yaitu Dalihan Na Tolu. Konsep ini mementukan segalanya
termasuk tutur partuturan. Dalam Dalihan Na Tolu dikenal tiga komponen utama yakni :
1. Dongan tubu : Mereka adalah saudara laki-laki dari seorang laki-laki pula yang memiliki atau yang melaksanakan adat
2. Boru : Pihak yang mengawini anak perempuan sebuah keluarga 3. Hula-hula
: Mereka adalah pihak yang memberikan anak gadisnya dikawini oleh keluarga lain.
Perkawinan dalam masyarakat Batak dipandang suatu alat untuk mempersatukan dua buah keluarga atau dua buah marga yang berbeda. Demikian
juga dengan pemberian mahar tuhor yang dipandang sebagai suatu alat magis yang tidak dapat dipisahkan dari animisme Batal pada awalnya. Pemberian mahar
ini adalah merupakan alat magis yang bertujuan untuk melepaskan ikatan seseorang gadis dari klan ayahnya untuk bergabung dengan klan suaminya dengan
maksud agar tidak terjadi gangguan dalam kesinambungan kosmos.
Universitas Sumatera Utara
29 Sebelumnya telah disebutkan diatas bahwa perkawinan dalam pandangan
Batak Toba menentukan partuturan, namun bukan itu saja. Perkawinan juga turut menentukan posisi seseorang dalam pelaksanaan pesta adat. Ada kalanya pada
suatu waktu seseorang itu berkedudukan sebagai dongan tubu, boru atau hula- hula. Dalam kedudukan sebagai boru ini, menuntut seseorang untuk berperan
aktif bekerja dalam pelaksanaan seluruh kegiatan dalam pesta. Tapi pada kesempatan lain, dapat saja ia berkedudukan sebagai hula-hula, posisi sebagai
hula-hula ini berarti ia mendapat kedudukan terhormat dalam pesta tersebut yang mengharuskannya mendapatkan pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau
melukiskan apa yang sedang diteliti dan berusaha untuk memberikan gambaran yang jelas dan mendalam tentang apa yang diteliti dan menjadi pokok
permasalahan. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dan apa yang diamati
Nawawi, 1994;203.
3.2. Lokasi Penelitian