Pdt. P. Pasaribu, S.Th Pendeta GBI

57 meninggalkan adatnya. Menurut beliau jika orang batak memiliki visi dan misi terhadap sukunya, maka mereka harus dapat menerima orang Batak Toba bersama dengan adat – istiadatnya. Jika mereka ingin mendapat kesempatan memberitakan injil, maka mereka sebaiknya berada dalam lingkungannya. Tugas pokok orang Batak Toba Kristen lebih kepada pemberitaan injil dan menuntun mereka pada keselamatan jiwa yang abadi.

2. Pdt. P. Pasaribu, S.Th Pendeta GBI

Beliau kelahiran Sidikalang, sekitar 40 tahun yang lalu dan menamatkan gelar Sarjananya pada tahun 1987. beliau pernah ditempatkan di Medan selama 3 tahun, kemudian dipindah tugaskan ke Tanah karo, yang pada akhirnya ke Dairi, tepatnya di Kecamatan Sumbul sampai saat ini. Pada dasarnya tidak seorangpun manusia terlepas dari adat istiadatnya. Adat merupakan sarana bergaul dengan orang lain. Adat Batak adalah aturan bermasyarakat orang Batak dalam kalangan mereka sendiri. Adat Batak Toba menurut beliau dalam prakteknya sebagian menyalahi aturan Alkitab. Adat yang bertentangan dengan ajaran Alkitab adalah segala bentuk penyembahan roh orang mati, dan juga yang melebihkan posisi manusia tidak pada tempatnya. Beberapa makna dan isi adat Batak Toba telah mengalami pergeseran. Ada orang tertentu yang memvonis adat Batak Toba merupakan penyembahan berhala, alasannya karena adat Batak itu adalah produksi nenek moyang yang tidak mengenal Tuhan. Beliau lebih lanjut menjelaskan lagi, bahwa adat Batak bertentangan dengan ajaran Kristen dari segi struktur sosial ataupun sistem kekerabatan orang Batak, yang dikenal dengan Unsur Dalihan Na tolu DNT, karena dalam ketiga unsur ini terdapat ketidaksinambungan selayaknya sesama insan ciptaan Tuhan. Universitas Sumatera Utara 58 Dalam unsur ini ada hal –hal yang terlalu mendewakan oknum manusia, bahkan dipercayakan dapat sebagai sarana penyalur berkat bagi kehidupan orang Batak. Dalam hal ini, beliau menjelaskan unsur tersebut adalah Pihak hula – hula, hal ini sungguh sangat bertentangan dengan ajaran Alkitab. Dalam hal lain, yang bertentangan dalam prakteknya adalah mengenai parjambaran. Dalam perkawinan orang Batak, parjambaran akan selalu ada. Orang – orang Batak sebagian ada yang beranggapan bahwa pembagian jambar adalah pengalihan daya hidup pasu pasu dari Debata kepada seluruh pihak yang hadir dalam pesta tersebut, sebagian lagi berpendapat hanya sebagai upah yang didapatnya atau sebagai lambang penghormatan terhadap dirinya. Sementara dalam pandangan Kristen, Tuhan tidak pernah memberikan berkat melalui daging, batu, atau benda – benda mati lainnya. Tetapi di sisi lain menurut beliau ada hubungan ataupun persamaan antara adat Batak dengan ajaran Kristen yakni dasar hubungan sesama umat manusia adalah kasih, setiap kegiatan adat Batak didasarkan pada kasih kepada sesama manusia yang juga sama seperti yang diajarkan Alkitab. Hal lain adalah dorongan untuk bersatu dan bersekutu dengan orang lain. Adat Batak Toba mendorong orang Batak untuk bersatu dan bersekutu dengan orang lain makanya orang Batak selalu membentuk persekutuan. Demikian juga Alkitab mengajarkan orang percaya untuk bersatu dan bersekutu dengan orang lain. Masih banyak persamaan yang terdapat antara Adat Batak Toba dengan ajaran Kristen. Beliau pernah bahkan sudah berkali – kali melakukan pemberkatan pernikahan tanpa prosesi adat. Beliau menjelaskan pernikahan tanpa prosesi adat adalah suatu hal yang sudah biasa ditemukan sekarang ini, karena hal ini Universitas Sumatera Utara 59 disebabkan oleh masyarakat Batak yang semakin kritis terhadap adat yang mengikatnya. Disamping itu dari keterangan yang didapat oleh beliau, banyak lebih memilih perkawinan tanpa adat karena faktor ekonomi, karena sangat dipercayai bahwa dalam suatu pesta adat orang Batak membutuhkan dana yang cukup besar. Alasan ini membuat banyak masyarakat Batak tidak siap dalam pelaksanaan prosesi adat dalam pernikahannya. Beliau memandang pernikahan itu sangatlah sakral, dan akan lebih sakral bila pernikahan itu direstui oleh semua pihak dan bila pernikahan itu bisa jadi sarana silaturahmi bagi setiap orang. Dalam hal ini, suatu pernikahan akan terlihat lebih suci dan lebih hormat lagi bila dalam pelaksanaannya memasukkan unsure adat di dalamnya, dengan satu syarat, adat itu dimasukkan apabila tidak memberatkan bagi semua pihak keluarga. Sebagai orang Batak Kristen yang dilahirkan dan dibesarkan dalam adat dan ajaran Kristen, beliau berpendapat sebaiknya kita tidak langsung menghindarkan adat dalam kehidupan kita, sebagaimana Rasul Paulus hadir ditengah – tengah orang penyembah berhala di kota Athena untuk memperkenalkan Yesus kepada mereka, demikianlah halnya Orang Batak Toba Kristen harus hadir ditengah suku bangsa dan adatnya untuk menjadi garam dan terang dunia. 4.2.2 Informan Biasa

1. Bapak Hotman Sagala

Dokumen yang terkait

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 84 129

Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

10 115 91

Komunikasi Masyarakat Batak Toba Dalam Upacara Pernikahan Adat (Studi Kasus Tentang Proses Komunikasi Antarbudaya Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Pada Masyarakat di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara)

9 129 118

Perceraian Dan Akibat Hukumnya Pada Masyarakat Batak Toba Yang Beragama Kristen Protestan (Studi: Di Desa Martoba (Bius Tolping), Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

7 112 157

Panaek Gondang Dalam Upacara Adat Perkawinan Pada Masyarakat Mandailing Di Kecamatan Medan Tembung

6 116 61

Kedudukan Anak Angkat Dalam Hukum Adat Batak Toba Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Studi di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

8 58 115

BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK PERANTAUAN BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA DI

3 13 17

STUDI TENTANG PERKAWINAN SEMARGA DALAM KOMUNITAS PERANTAU BATAK TOBA DI SURAKARTA (KAJIAN HUKUM PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA).

0 0 1

BAB I - Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

1 2 10

BAB III PERANAN DALIHAN NATOLU SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA B. Permasalahan Yang Sering Timbul dalam Perkawinan Adat Batak Toba - Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Me

0 0 24