Marhusip Marhata Sinamot Prosesi Adat Dalam Perkawinan Masyarakat Batak Toba

66 orangtua si laki-laki untuk tujuan menyampaikan jawaban dari pihak keluarga si perempuan kepada pihak keluarga si laki-laki. Pada tahap perkenalan orangtua, peristiwa ini disebut untuk kalangan orang Batak Toba dengan istilah domu-domu, yaitu diutusnya utusan dari orang tua laki-laki ke rumah orangtua perempuan untuk tujuan menyampaikan hasrat untuk meminang anak gadis mereka.

2. Manjalo Tando

Dalam tahap ini, bilamana jawaban yang diterima pihak laki-laki dari pihak perempuan setuju, maka selanjutnya diadakan acara manjalo tando tukar cincin yang tujuannya adalah mengikat hubungan antara si anak perempuan dengan si laki-laki. Pada zaman dulu benda-benda yang diberikan dapat berupa uang, atau pisau dari pihak laki-laki, sedangkan pihak perempuan memberikan ulos. Namun semuanya ini telah digantikan dengan cincin. Dengan diadakannya acara manjalo tando tukar cincin, maka kedua belah pihak sudah saling terikat dan tidak boleh menjalin hubungan kasih lagi dengan pihak manapun. Namun bilamana rencana pernikahan dibatalkan karena sesuatu hal dan lain hal, maka diadakan ganti rugi.

3. Marhusip

Setelah acara tukar menukar cincin, langkah berikutnya dengan meresmikannya secara adat. Pihak keluarga laki-laki mengutus menantunya parboru yang akan diterima oleh pihak perempuan melalui pihak menantunya juga. Proses musyawarah antara kedua belah pihak ini disebut marhusip. Marhusip merupakan acara pendahuluan dalam membicarakan beberap hal. Misalnya Tanggal dan hari meminang, jumlah sinamot yang akan diserahkan. Universitas Sumatera Utara 67 Sinamot adalah mas kawin atau mahar beserta ulos. Cara pemberian melalui kumpulan orang atau individu. Juga dibicarakan jenis hewan yang akan menjadi menu santapan undangan, jumlah ulos dan lain sebagainya. Hasil dari marhusip ini dilaporkan kepada kedua belah pihak. Fungsi menantu ini, atau parboru dalam sebuah acara perkawinan sangat jelas sebagai penghubung. Hasil dari pembicaraan tersebut dikonfirmasi kembali dalam sebuah acara yang disebut marhata sinamot. Biasanya dalam perkawinan adat Batak Toba perbandingan besarnya biaya pesta yang ditanggung adalah 2 : 1, maksudnya dari pihak laki-laki 23 bagian dari biaya pesta, sedangkan pihak perempuan menanggung sebanyak 13 dari seluruh biaya pesta.

4. Marhata Sinamot

Pertemuan lanjutan dalam marhata sinamot membicarakan hal-hal sebagai berikut: • jenis pesta yang akan dilakukan, pesta ditaruhon jual pesta diadakan di tempat laki-laki atau pesta alap jual pesta diadakan di tempat perempuan atau bentuk kesederhanaan adatnya. • kepastian jumlah mas kawin atau mahar • pembayaran bohi ni sinamot atau uang muka mahar • jenis hewan panjuhuti untuk menu • jumlah ulos yang akan diberikan pihak perempuan kepada laki-laki • waktu dan tanggal pesta perkawinan, dan lain-lain. Pemberian mahar kepada perempuan dilakukan dengan memberikannya kepada pihak perempuan melalui orang tua kandung yang disebut suhut parboru. Salah satu dari daudara laki-laki pihak peremuan disebut Simoholon, Salah satu saudara laki-laki dari ayah pihak perempuan disebut tamarai . Salah satu dari saudari perempuan pihak perempuan disebut pariban, salah satu dari saudara laki-laki dari ibu pengantin perempuan disebut tulang atau hula-hula. Ini disebut dalam istilah adat Batak Toba suhi ni ampang na opat Universitas Sumatera Utara 68 Rajamarpodang, 1992:300. Kesemuanya yang disebut di atas mendapat bagian jambar secara bertingkat sesuai dengan kedudukan adatnya.

5. Paulak Une

Dokumen yang terkait

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 84 129

Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

10 115 91

Komunikasi Masyarakat Batak Toba Dalam Upacara Pernikahan Adat (Studi Kasus Tentang Proses Komunikasi Antarbudaya Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Pada Masyarakat di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara)

9 129 118

Perceraian Dan Akibat Hukumnya Pada Masyarakat Batak Toba Yang Beragama Kristen Protestan (Studi: Di Desa Martoba (Bius Tolping), Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

7 112 157

Panaek Gondang Dalam Upacara Adat Perkawinan Pada Masyarakat Mandailing Di Kecamatan Medan Tembung

6 116 61

Kedudukan Anak Angkat Dalam Hukum Adat Batak Toba Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Studi di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

8 58 115

BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK PERANTAUAN BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA DI

3 13 17

STUDI TENTANG PERKAWINAN SEMARGA DALAM KOMUNITAS PERANTAU BATAK TOBA DI SURAKARTA (KAJIAN HUKUM PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA).

0 0 1

BAB I - Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

1 2 10

BAB III PERANAN DALIHAN NATOLU SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA B. Permasalahan Yang Sering Timbul dalam Perkawinan Adat Batak Toba - Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Me

0 0 24