Martogi Simanjorang Profil Informan .1. Informan Kunci

52 beliau menjelaskan orang Batak lebih memilih menikah tanpa prosesi adat sebenarnya kebanyakan karena banyaknya kasus kehamilan di luar nikah atau istilah MBA married by accidient sehingga pernikahan itu dilakukan dengan terburu – buru dan lebih tertutup agar tidak diketahui khalayak ramai. Pada saat Bapak Siahaan ditanya oleh penulis tentang ada tidaknya konflik dalam proses pelaksanaan adat Batak, beliau menjelaskan sebagai berikut “Dalam suatu pekerjaan, pasti ada yang namanya perencanaan terlebih dahulu dan dalam proses perencanaan itu pasti ada berbagai kesepakatan yang harus dirundingkan yang pada akhirnya ada pembahasan yang pastinya melahirkan ide –ide yang bertentangan satu sama lain , biasanya hal ini akan menimbulkan pertentangan dan membuat situasi agak memanas. Dalam proses menjalankan adat Batak juga demikian halnya, pasti ada yang namanya pertentangan – pertentangan dalam proses adat”. Pendekatan yang dilakukan beliau terhadap keluarga – keluarga yang melakukan pernikahan tanpa adat hanya nasehat dan menjelaskan bagaimana adat itu berfungsi dalam kehidupan Batak itu sendiri, dan lebih kepada contoh – contoh yang bisa langsung dapat dilihat oleh pelaku dalam prilaku kehidupan masyarakat yang menjalankan adat dengan yang tidak. Kendala langsung yang dihadapi keluarga yang menikah tanpa adat tidak bisa dipastikan, tetapi lebih kepada ketika keluarga ini menghadapi masalah oknum adat tidak bisa langsung membantu, hanya lebih kepada penonton.

2. Martogi Simanjorang

Beliau adalah seorang Pegawai negeri yang bekerja di kantor Camat sumbul, beliau tinggal di Desa Tanjung Beringin dan di desa ini beliau memulai karir sebagai “raja Parhata” yang pada akhirnya melekat sebutan sebagai “raja adat” pada dirinya. Beliau adalah seorang Kristen, dan mempunyai pandangan tersendiri terhadap adat Batak dan hubungannya dengan ajaran agama . Beliau Universitas Sumatera Utara 53 berpendapat agama Kristen dan Adat batak berlaku untuk dua hal yang berbeda. Adat Batak berlaku untuk kehidupan di dunia, sedangkan ajaran Kristen adalah adat surgawi. Tetapi fungsinya cenderung sama, Yakni lebih kepada dasar cinta kasih dan saling menghormati. Kedua hal ini saling melengkapi satu sama lain, dalam segi sifat Adat Batak Toba dan agama Kristen memiliki sifat khas yang sama yakni “Takut akan Tuhan”. Sifat ini yang mendorong orang Batak dan Kristen untuk memelihara kesucian rumah ibadat dan memberikan persembahan kepada Tuhan. Beliau memberi tanggapan yang sangat santai terhadap orang Batak yang melakukan pernikahan tanpa adat, beliau mengatakan bahwa hal itu adalah pilihan yang bebas bagi setiap orang Batak. Banyak alasan bagi orang Batak untuk melakukan pernikahan tanpa adat, antara lain yang paling utama adalah faktor ekonomi, kepercayaan, dan lain sebagainya. ketika orang Batak melakukan pernikahan tanpa adat, bukanlah suatu masalah yang besar. Hal itu sudah lumrah adanya. Tetapi ketika berbicara konflik, beliau berpendapat setiap ada aksi maka ada reaksi. Bila pernikahan itu dilakukan tanpa adat, setidaknya ada keuntungan maupun kerugian yang akan dihadapi. Dalam kehidupan orang Batak yang namanya konflik selalu mewarnai, tetapi tergantung bagaimana menyikapi setiap konflik yang ada. Ketika seorang Batak memilih pernikahan tanpa adat dengan alasan tertentu, maka adat pun tidak akan andil dalam proses penyelesaian masalah yang ada nantinya dalam kehidupan rumahtangganya. Tetapi beliau sangat menyesalkan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang Batak masa kini, terutama pemuda Batak yang telah banyak menyepelekan adat Batak. Beliau menjelaskan banyak pemuda Batak sekarang ini tidak Universitas Sumatera Utara 54 menghargai keberadaan adat itu sendiri, mereka berpendapat adat Batak itu terlalu rumit dan butuh banyak biaya dan sebagainya, padahal yang sebenarnya adalah bukan karena itu. Beliau memaparkan bahwa pemuda Batak sekarang ini sudah semakin menipis moralnya, adat itu tidak diakui saat ini, karena pergaulan bebas, yang semuanya ingin bebas tanpa ada kontrol sosial. Masyarakat ingin lebih merdeka tanpa ada keterikatan dengan apapun termasuk keterikatan masyarakat dengan adatnya. Pernikahan terjadi tanpa adat bila ditelisik lebih lanjut kebenarannya adalah karena semakin maraknya istilah MBA, beliau menjelaskan. Beliau mengatakan hal yang harus dilakukan sebagai seorang generasi penerus Batak adalah dengan pengenalan – pengenalan dan pendekatan – pendekatan serta memberikan contoh tentang bagaimana fungsi adat itu berperan dalam kehidupan sehari – hari, seperti apa adat dalam mengikat masyarakat yang sebenarnya. Demikian hal yang bisa dilakukan untuk keluarga yang melakukan pernikahan tanpa adat agar mereka lebih memiliki pertimbangan – pertimbangan yang lebih mapan dalam memulai kehidupan rumahtangganya kelak.

C. Tokoh Agama

1. Pdt. S. Gurning, S.Th. Pendeta Jemaat HKBP

Dokumen yang terkait

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 84 129

Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

10 115 91

Komunikasi Masyarakat Batak Toba Dalam Upacara Pernikahan Adat (Studi Kasus Tentang Proses Komunikasi Antarbudaya Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Pada Masyarakat di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara)

9 129 118

Perceraian Dan Akibat Hukumnya Pada Masyarakat Batak Toba Yang Beragama Kristen Protestan (Studi: Di Desa Martoba (Bius Tolping), Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

7 112 157

Panaek Gondang Dalam Upacara Adat Perkawinan Pada Masyarakat Mandailing Di Kecamatan Medan Tembung

6 116 61

Kedudukan Anak Angkat Dalam Hukum Adat Batak Toba Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Studi di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

8 58 115

BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK PERANTAUAN BENTUK PERKAWINAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA DI

3 13 17

STUDI TENTANG PERKAWINAN SEMARGA DALAM KOMUNITAS PERANTAU BATAK TOBA DI SURAKARTA (KAJIAN HUKUM PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA).

0 0 1

BAB I - Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

1 2 10

BAB III PERANAN DALIHAN NATOLU SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA B. Permasalahan Yang Sering Timbul dalam Perkawinan Adat Batak Toba - Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Me

0 0 24