Pengertian Pola Asuh Orang Tua

26 merespon kebutuhan anak dengan cara – cara yang sifatnya menerima dan mendukung. Sedangkan tuntutan orang tua adalah seberapa jauh orang tua mengharapkan dan menuntut tingkah laku bertanggung jawab anaknya. Tentunya gaya pengasuhan orang tua sangat bervariasi. Ada orang tua yang hangat dan menerima anaknya, ada yang tidak pernah merespon dan dan menolak anak, ada orang tua yang membiarkan dan tidak pernah menuntut apa – apa terhadap anaknya. Tabel 1. Skema Pengasuhan Orang Tua Model Baumrind Penerimaan Tuntutan Tinggi Rendah Tinggi Otoritatif Indulgent Rendah Otoriter Indeferent Sumber : Casmini 2007: 50 Berdasarkan skema diatas, pola pengasuhan orang tua dapat dibagi menjadi dua yaitu penerimaan orang tua parental responsiveness dan tuntutan orang tua parental demandingness . Apabila penerimaan orang tua tinggi dan tuntutan orang tinggi, pola pengasuhan orang tua otoritatif terhadap anaknya. Sebaliknya apabila penerimaan orang tua tinggi dan tuntutan orang tua rendah, pola pengasuhan indulgent. Apabila penerimaan orang tua rendah dan tuntutan orang tua tinggi, pola pengasuhan orang tua otoriter, sedangkan apabila penerimaan orang tua rendah dan tuntutan orang tua rendah, pola pengasuhan orang tua Indeferent. 27 Sejalan dengan pendapat diatas Diana Baumrind Syamsu Yusuf, 2006 : 51 mengemukakan tentang “ parenting style ” terhadap perilaku anak. Skema pengaruh “ parenting style ” terhadap perilaku anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 2. Skema Pengaruh “ Parenting Style ” terhadap Perilaku Anak menurut Diana Baumrind Penerimaan Orang Tua Parental Responsiveness Tuntutan Orang Tua Parental Demandingness 1. Orang tua cenderung emosional dan bersikap menolak. 2. Sikap penerimaannya tinggi namun kontrolnya rendah 3. Bersikap responsif terhadap kebutuhan anak. 4. Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. 1. Sikap penerimaan yang rendah namun kontrolnya tinggi. 2. Bersikap mengomando mengharuskan memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi. 3. Suka menghukum secara fisik. 4. Bersikap kaku keras. 5. Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk. Sumber : Syamsu Yusuf 2006: 51 Berdasarkan skema diatas, dapat diketahui bahwa penerimaan orang tua meliputi orang tua cenderung emosional dan bersikap menolak, sikap penerimaanya tinggi namun kontrolnya rendah, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Sedangkan tuntutan orang tua meliputi sikap penerimaan yang rendah namun kontrolnya tinggi, bersikap mengomando mengharuskan memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, suka menghukum secara fisik, bersikap kaku keras, 28 memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator penerimaan orang tua meliputi cenderung emosional dan bersikap menolak, sikap penerimaanya tinggi namun kontrolnya rendah, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Sedangkan indikator tuntutan orang tua meliputi sikap penerimaan yang rendah namun kontrolnya tinggi, bersikap mengomando mengharuskan memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, suka menghukum secara fisik, bersikap kaku keras, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk. b. Teori dan Model Pengasuhan Hauser Hauser dkk Casmini, 2007 : 54-56 mengenalkan model pola asuh orang tua yang sifatnya interaktif antara orang tua dengan anak. 1 Pola Asuh Mendorong dan Menghambat Pola asuh mendorong dan menghambat adalah pola asuh yang hampir senada dengan pola asuh otoritatif. Hauser melakukan penelitian tentang pengasuhan dalam interaksi dengan anak yang dikaitkan dengan perkembangan ego, namun hal itu dapat berimplikasi pada perkembangan identitas. Pengasuhan mendorong dan menghambat, keduanya mengandung komponen kognitif dan afektif.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25