107
3. Analisis Tambahan
Analisis tambahan digunakan untuk mengkaji secara lebih mendalam nilai prediksi masing
– masing variabel terhadap kemandirian belajar. Hasil analisis tambahan dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 36. Hasil Analisis Tambahan No
Variabel R²
1. Pola Asuh Orang Tua
a. Penerimaan
b. Tuntutan
0,983 98,3 0,809 80,9
0,936 93,6
2. Peran Guru
d. Mendorong berkembangnya
perilaku positif e.
Membimbing peserta didik memecahkan masalah dalam
pembelajaran. 0,966 96,6
0,744 74,4 0,752 75,2
Dari tabel 36, dapat dilihat bahwa pola asuh orang tua memiliki nilai prediksi terhadap kemandirian belajar 0,983 atau 98,3, sedangkan pola asuh
apabila dilihat dari aspek penerimaan memiliki nilai prediksi sebesar 0,809 atau 80,9 Selanjutnya pola asuh orang tua dilihat dari aspek tuntutan
memiliki nilai prediksi terhadap kemandirian belajar sebesar 0,936 atau 93,6.
Selain pola suh orang tua, variabel bebas lainnya adalah peran guru. Berdasarkan tabel 36, persepsi peran guru memiliki nilai prediksi sebesar
0,966 atau 96,6, sedangkan peran guru apabila dilihat dari aspek mendorong berkembangnya perilaku positif memiliki nilai prediksi sebesar
0,744 atau 74,4.Selanjutnya peran guru apabila dilihat dari aspek membimbing peserta didik memecahkan masalah dalam pembelajaran
memiliki nilai prediksi sebesar 0,752 atau 75,2 .
108
C. Pembahasan
Hasil penelitian yang pertama membuktikan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap kemandiran belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan dan penurunan kemandirian belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari pola asuh orang tua mempunyai sumbangan efektif sebesar
77,74 dengan nilai t hitung 12,539 dan memiliki signifikansi sebesar 0,000 ≤0,05, yang berarti bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap
kemandirian belajar siswa. Temuan penelitian tersebuat sesuai dengan pedapat M. Ali dan M. Asrori
2014: 118, perkembangan kemandirian salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, cara orang tua mengasuh atau mendidik anak
– anaknya merupakan faktor yang menentukan kemandirian anak. Hal yang serupa juga
dikemukakan oleh Casmini2007:47 Pola asuh orang tua adalah bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, mendisiplinkan, dan
melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga mengupayakan pembentukan norma yang diharapkan oleh masyarakat. Baumrind
Casmini,2007: 49 mengemukakan bahwa pendekatan pendekatan tentang pengasuhan orang tua meliputi dua hal yaitu penerimaan orang tua
parental responsiveness
dan tuntutan orang tua
parental demandingness
. Penerimaan orang tua adalah seberapa jauh orang tua merespon kebutuhan
anak dengan cara – cara yang sifatnya menerima dan mendukung. Sedangan
tuntutan orang tua adalah seberapa jauh orang tua mengharapkan dan menuntut tingkah laku bertanggung jawab anaknya. Apabila penerimaan
109 orang tua tinggi dan tuntutan orang tua tinggi, pola pengasuhan orang tua
otoritatif terhadap anaknya. Sebaliknya apabila penerimaan orang tua tinggi dan tuntutan orang tua rendah pola pengasuhan indulgent. Apabila
penerimaan orang tua rendah dan tuntutan orang tua tinggi, pola pengasuhan orang tua otoriter. Sedangkan apabila penerimaan orang tua rendah dan
tuntutan orang rendah, pola pengasuhan orang tua indeferent. Temuan diatas juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Diana
Baumrind Syamsu Yusuf, 2006:51 mengemukakan tentang “
parenting style
” terhadap perilaku anak. Penerimaan orang tua meliputi orang tua cenderung emosional dan bersikap menolak, sikap penerimaannya tinggi
namun kontrolnya rendah, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Sedangkan
tuntutan orang tua meliputi sikap penerimaan yang rendah namun kontrolnya tinggi, bersikap mengomando mengharuskan memerintah anak untuk
melakukan seseuatu tanpa kompromi, suka menghukum secara fisik, bersikap kaku keras, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang
baik dan buruk. Berdasarkan pendapat dan hasil penelitian tersebut, secara teoritik pola asuh orang tua mempengaruhi kemandirian belajar siswa,
sehingga hasil penelitian menunjukkan kebenaran teori yang ada. Hasil penelitian yang kedua membuktikan bahwa peran guru
berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan dan peningkatan kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh peran
guru dalam pembelajaran. Hal ini dapat ditunjukkan dari peran guru
110 mempunyai sumbangan efektif sebesar 20,64 dengan nilai
3,349 dan memiliki signifikansi sebesar 0,001
≤0,005, yang berarti bahwa peran guru berpengaruh signifikan terhadap kemandirian belajar siswa.
Temuan diatas sesuai dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah 2005:43 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran, Peran guru sangat
penting karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing manusia dewasa yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan meengalami kesulitan
dalam menghadapi perkembangan dirinya. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu
mandiri. Pendapat lain disampaikan oleh mukhlis Nini Subini, 2012:20, bahwa peran guru sebagai pembimbing harus diutamakan. Hal ini
dikarenakan tanpa bimbingan anak didik akan mengalami kesulitan dalam perkembangan dirinya.
Berdasarkan penelitian diatas dapat dilihat pengaruh peran guru terhadap kemandirian belajar siswa, yaitu mendorong berkembangnya perilaku positif
dan membimbing peserta didik memecahkan masalah dalam belajar. Tujuan guru mendorong berkembangnya perilaku positif dan membimbing peserta
didik dalam memecahkan masalah agar mengubah perilaku anak menjadi mandiri.
Hasil penelitian yang ketiga menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dan peran guru secara bersama
– sama dapat mempengaruhi kemandirian belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari pola asuh orang tua
dan peran guru secara besar mempunyai sumbangan sebesar 98,38 terhadap kemandirian