Macam Pola Asuh Orang Tua

28 memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator penerimaan orang tua meliputi cenderung emosional dan bersikap menolak, sikap penerimaanya tinggi namun kontrolnya rendah, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Sedangkan indikator tuntutan orang tua meliputi sikap penerimaan yang rendah namun kontrolnya tinggi, bersikap mengomando mengharuskan memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, suka menghukum secara fisik, bersikap kaku keras, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk. b. Teori dan Model Pengasuhan Hauser Hauser dkk Casmini, 2007 : 54-56 mengenalkan model pola asuh orang tua yang sifatnya interaktif antara orang tua dengan anak. 1 Pola Asuh Mendorong dan Menghambat Pola asuh mendorong dan menghambat adalah pola asuh yang hampir senada dengan pola asuh otoritatif. Hauser melakukan penelitian tentang pengasuhan dalam interaksi dengan anak yang dikaitkan dengan perkembangan ego, namun hal itu dapat berimplikasi pada perkembangan identitas. Pengasuhan mendorong dan menghambat, keduanya mengandung komponen kognitif dan afektif. 29 2 Pola Asuh Mendorong Enabling Pola asuh mendorong enabling menyiratkan adanya dorongan terhadap anggota keluarga untuk mengekspresikan pikiran – pikiran dan pendapat mereka. Pola asuh mendorong kognitif meliputi memfokuskan pada pemecahan masalah, mengikutsertakan anak dalam bereksplorasi tentang masalah – masalah keluarga, menjelaskan sudut pandang individu pada anggota yang lain. Sedangkan pola asuh mendorong yang afektif adalah adanya ekspresi empati dan penerimaan dari anggota keluarga yang lain. 3 Pola Asuh Menghambat Constraining Pola asuh menghambat Constraining menyiratkan adanya hambatan yang dilakukan orang tua dalam hal otonomi dan pembedaan. Dalam hal ini anak harus sama dengan orang tuanya. Menghambat kognitif meliputi mengalihkan anggota keluarga dari permasalahan yang sedang dihadapi, tidak memberikan informasi pada anak dan mengabaikan anggota keluarga dari masalah – masalah keluarga. Menghambat afektif meliputi penilaian yang belebihan baik bersifat positif atau negatif terhadap anggota keluarga dan pandangan mereka. 30 Tabel 3. Skema Pengasuhan Model Hauser Aspek Kognitif Afektif Mendorong 1. Memfokuskan pada pemecahan masalah. 2. Mengikutsertakan dalam bereksplorasi tentang masalah keluarga. 3. Menjelaskan sudut pandang individu pada anggota keluarga yang lain. 1. Adanya ekspresi empati. 2. Adanya penerimaan dari anggota keluarga yang lain. Menghambat 1. Mengalihkan anggota keluarga dari masalah yang mereka hadapi. 2. Tidak memberi informasi kepada anak. 3. Mengabaikan anggota keluarga. 4. Mengabaikan masalah- masalah keluarga 1. Penilaian yang berlebihan bersifat negatif atau positif terhadap anggota keluarga. 2. Penilaian yang berlebihan tentang pandangan – pandangan keluarga. Sumber : Casmini 2006:56 Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dikemukakan kelebihan dari model pengasuhan menurut Hauser. Kelebihan pengasuhan mendorong adalah anak dapat menjadi individu yang lebih matang atau dewasa karena mereka dilibatkan secara langsung dalam pemecahan permasalahan keluarga, perasaan memiliki terhadap keluarga dan mampu berempati apabila ada anggota keluarga lain yang sedang mengalami kesusahan atau menderita. Sedangkan kelemahan pengasuhan mendorong adalah apabila keluarga menerapkan nilai – nilai kesopanan yang konvensional, maka orang tua dapat merasa frustasi karena anak seakan – akan tidak 31 menghargai orang tuanya, berkaitan dengan kesamaan kedudukan ketika berdiskusi atau memecahkan permasalahan keluarga. Kelebihan pengasuhan menghambat adalah apabila informasi yang dimiliki orang tua sifatnya sensitif, maka ketika akan menyampaikan pada anak perlu waktu yang tepat. Sedangkan kelemahannya adalah tidak mengarahkan anak untuk menjadi individu yang matang atau dewasa, menjadikan anak tidak memahami identitas dirinya, karena penilaian yang tidak tepat tentang pribadi anak oleh orang tuanya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai model dan teori pengasuhan anak diatas, dapat disimpulkan bahwa pola pengasuhan orang tua dapat dibagi menjadi dua yaitu penerimaan orang tua parental responsiveness dan tuntutan orang tua parental demandingness . Penerimaan orang tua adalah seberapa jauh orang tua merespon kebutuhan anak dengan cara – cara yang sifatnya menerima dan mendukung. Indikator penerimaan orang tua meliputi cenderung emosional dan bersikap menolak, sikap penerimaanya tinggi namun kontrolnya rendah, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Sedangkan tuntutan orang tua adalah seberapa jauh orang tua mengharapkan dan menuntut tingkah laku bertanggung jawab anaknya. Indikator tuntutan orang tua meliputi sikap penerimaan yang rendah namun kontrolnya tinggi, bersikap mengomando mengharuskan memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, suka menghukum secara fisik, bersikap kaku keras, 32 memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk.

3. Pengaruh Pola Asuh Orang tua terhadap Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian diawali dari lingkungan keluarga. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang berfungsi sebagai lingkungan pendidikan yang paling utama dan pertama. Lingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak. Perkembangan kemandirian anak dipengaruhi oleh cara orang tua dalam mendidik anaknya. Cara orang tua dalam mendidik anak disebut dengan pola asuh orang tua. Pola pengasuhan orang tua dapat dibagi menjadi dua yaitu penerimaan orang tua parental responsiveness dan tuntutan orang tua parental demandingness . Penerimaan orang tua adalah seberapa jauh orang tua merespon kebutuhan anak dengan cara – cara yang sifatnya menerima dan mendukung. Sedangkan tuntutan orang tua adalah seberapa jauh orang tua mengharapkan dan menuntut tingkah laku bertanggung jawab anaknya. Dari hal yang telah disebutkan diatas pola asuh yang diterapkan orang tua didasarkan pada penerimaan orang tua parental responsiveness dan tuntutan orang tua Parental demandingness . Penerimaan orang tua adalah seberapa jauh orang tua merespon kebutuhan anak dengan cara yang sifatnya menerima dan mendukung. Sedangkan tuntutan orang tua adalah seberapa jauh orang tua mengharapkan dan menuntut tingkah laku bertanggung jawab anaknya. Indikator penerimaan orang tua meliputi 33 cenderung emosional dan bersikap menolak, sikap penerimaanya tinggi namun kontrolnya rendah, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Sedangkan indikator tuntutan orang tua meliputi sikap penerimaan yang rendah namun kontrolnya tinggi, bersikap mengomando mengharuskan memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, suka menghukum secara fisik, bersikap kaku keras, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk.

C. Peran Guru

1. Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran

Peran guru dalam aktivitas pembelajaran sangat kompleks. Guru tidak sekadar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, akan tetapi guru juga dituntut untuk memainkan berbagai peran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didiknya secara optimal. Mukhtar dan Martinis Yamin Sutikno, 2013 : 52 menyatakan bahwa peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Guru sebagai model. Anak dan remaja berkembang ke arah idealisme dan kritis. Mereka membutuhkan guru sebagai model yang dapat dicontoh dan dijadikan teladan. Karena itu, guru harus memiliki kelebihan, baik pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian. Kelebihan ini tampak dalam disiplin pribadi yang tinggi dalam bidang – bidang intelektual, emosional, kebiasaan – kebiasaan yang sehat, sikap yang demokratis, terbaik dan sebagainya. Dalam menjalankan peranan 34 ini, guru harus senantiasa dalam keterlibatan secara emosional dan intelektual dengan anak – anak. Dia senantiasa berusaha memberikan bimbingan, menciptakan iklim kelas yang menyenangkan dan menggairahkan anak untuk belajar, menyediakan kesempatan dimana anak terlibat dalam perencanaan bersama dengan guru, dan memungkinkan secara direktif. b. Guru sebagai perencana. Guru berkewajiban mengembangkan tujuan – tujuan pendidikan menjadi rencana yang operasional. Tujuan – tujuan umum perlu diterjemahkan menjadi tujuan – tujuan secara spesifik dan operasional. Dalam perencanaan ini, siswa perlu dilibatkan, sehingga menjamin relevansinya dengan perkembangan, kebutuhan, dan tingkat pengalaman mereka. Peranan ini menuntut agar perencanaan senantiasa direlevansikan dengan kondisi masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan pengetahuan siswa, metode belajar yang serasi, serta materi yang sesuai dengan minatnya. c. Guru sebagai pendiagnosa kemajuan belajar siswa. Peranan ini erat kaitannya dengan tugas mengevaluasi belajar siswa. Penilaian memiliki arti yang penting bagi siswa, orang tua dan bagi guru sendiri. Bagi siswa, agar mereka mengetahui seberapa jauh mereka telah berhasil dalam studi. Bagi orang tua, agar mengetahui kemajuan belajar anaknya. Bagi guru, penting untuk menilai dirinya sendiri dan keefektifan pembelajaran yang telah diberikannya. Data yang terkumpul tentang diri siswa, sebagian menunjukkan beberapa kelemahan yang 35 memerlukan perbaikan melalui prosedur bimbingan yang efektif. Dalam menjalankan peranan ini, seharusnya guru mampu melaksanakan dan mempergunakan tes – tes yang telah dilakukan, melaksanakan tes formatif, sumatif, serta memperkirakan perkembangan siswanya. d. Guru sebagai pemimpin. Guru adalah pemimpin dalam kelas, sekaligus sebagai anggota kelompok – kelompok dari siswa. Banyak tugas yang sifatnya manajerial yang harus dilakukan oleh guru, seperti memelihara ketertiban kelas, mengatur ruangan, bertindak sebagai pengurus rumah tangga kelas, serta menyusun laporan bagi pihak yang memerlukannya. e. Guru sebagai petunjuk jalan kepada sumber – sumber. Guru berkewajiban menyediakan berbagai sumber yang memungkinkan akan memperoleh pengalaman yang kaya. Lingkungan sumber itu perlu ditunjukkan kendatipun pada hakiktnya anak sendiri yang berusaha menemukannya. Tentu saja sumber – sumber yang ditunjukkan itu adalah sumber – sumber yang cocok untuk membantu proses belajar mereka. Syaiful Bahri Djamarah 2005: 43 menjelaskan bahwa peran guru dalam pembelajaran sebagai berikut : a. Korektor. Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul – betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah. Latar belakang

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25