13
5.5 Menghitung harga jual 5.6 Melakukan pengepresan
6. Membuat busana bayi 6.1 Mengelompokkan macam
– macam busana bayi
6.2 Memotong bahan 6.3 Menjahit busana bayi
6.4 Menyelesaikan busana bayi dengan
jahitan tangan 6.5 Menghitung harga jual
6.6 Melakukan pengepresan 7. Memilih bahan baku
busana 7.1 Mengidentifikasi jenis bahan utama dan
bahan pelapis 7.2 Mengidentifikasi pemeliharaan bahan
tekstil 7.3 Menentukan bahan pelengkap
8. Membuat hiasan pada busana Embroidery
8.1 Mengidentifikasi hiasan busana 8.2 Membuat hiasan pada kain atau busana
9. Mengawasi mutu busana 9.1 Memeriksa kualitas bahan utama
9.2 Memeriksa kualitas bahan pelengkap 9.3 Memeriksa kualitas pola
9.4 Memeriksa kualitas potong 9.5 Memeriksa kualitas hasil jahitan
Kompetensi kejuruan merupakan kompetensi yang termuat dalam program produktif kurikulum SMK. Program produktif berfungsi
membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Nasional SKN.
2. Kompetensi Membuat Pola
a. Kompetensi Membuat Pola
Pola sangat penting artinya dalam membuat busana. Baik tidaknya busana yang dikenakan seseorang sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola
itu sendiri. Tanpa pola suatu pakaian dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah sebagus yang diharapkan. Dapat pula diartikan bahwa pola-pola busana
yang berkualitas akan menghasilkan busana yang nyaman dipakai, indah
14
dipandang dan bernilai tinggi, sehingga akan tercipta suatu kepuasan bagi sipemakai.
Pola merupakan suatu potongan kain atau kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat busanabaju ketika bahan digunting Porrie
Muliawan, 1992: 2. Sedangkan menurut Widjiningsih 1994: 3 konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran dari bagian-
bagian badan yang diperhitungkan secara sistimatis dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok, lengan,
krah, dsb. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, pola merupakan
potongan kertas untuk memotong kain sesuai dengan ukuran badan. Pola terdiri dari berbagai bagian, seperti pola badan, pola lengan, pola krah,
pola rok, pola celana, yang masing-masing pola tersebut dapat dirubah sesuai model yang dikehendaki.
Pola busana dapat dibuat dengan dua cara, yaitu dengan draping dan secara kontruksi Widjiningsih, 1994:
1 Draping Pembuatan pola secara draping adalah cara membuat pola atau
busana dengan meletakkan kertas tela atau bahan sedemikian rupa diatas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai tengah
muka menuju sisi dengan bantuan jarum pentul Widjiningsih, 1994:3. Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan
dibuat lipatan lipit pantaskupnat. Lipit pantas biasanya terletak pada
15
sisi atau bahu, di bawah buah dada, dan juga pada bagian belakang badan, yaitu pada pinggang, panggul dan bahu.
2 Pola kontruksi Pola kontruksi yaitu ukuran-ukuran yang diperhitungkan secara
matematika dan digambar di kertas, sehingga tergambar bentuk pola badan muka dan belakang, pola lengan, pola rok, pola krah dan
sebagainya Porrie Muliawan, 2003: 2. Pola kontruksi ada berbagai macam, seperti pola J.H C. Meyneke, pola Dressmaking, pola Soen
dan pola Praktis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pola kontruksi agar hasilnya baik, menurut Widjiningsih 1994 yaitu:
a Cara pengambilan ukuran harus dilakukan dengan teliti dan tepat menggunakan peterban.
b Dalam menggambar bentuk-bentuk lengkung seperti garis krah, garis lengan harus luwes. Biasanya untuk memperoleh garis yang
luwes dibantu dengan penggaris lengkung. Misalnya penggaris panggul, penggaris kerung lengan dan kerung leher.
c Penghitungan dari ukuran yang ada dilakukan dengan teliti dan cermat.
b. Kompetensi Membuat Pola Secara Draping