Definisi Six sigma. Konsep Six sigma Motorola

tingkat kegagalan nol zero defect.setelah Morola memenangi penghargaan MBNQA the Malcolm Baldrige National Quality Award pada tahun 1988, rahasia kesuksesan mereka menjadi pengetehuan public, dan pada sejak saat itu program six sigma yang diterapkan oleh Motorola menjadi sangat terkenal diAmerika Serikat.

3.2.1. Definisi Six sigma.

6 Six sigma merupakan suatu proses disiplin ilmu yang membantu kita mengembangkan dan menghantarkan produk mendekati sempurna. Six sigma bukan semata-mata merupakan inisiatif kualitas. Six sigma merupakan inisiatif bisnis untuk mendapatkan dan menghilangkan penyebab kesalahan atau cacat pada output proses bisnis yang penting di mata pelanggan. 7 Defenisi lain dari Six sigma adalah tujuan yang hampir sempurna dalam memenuhi persyaratan pelanggan. Pada dasarnya, defenisi itu juga akurat karena istilah” Six sigma” sendiri merujuk kepada target kinerja operasi yang diukur secara statistik dengan hanya 3,4 cacat defect untuk setiap juta aktivitas atau peluang. Hanya segelintir perusahaan atau yang dapat mengklaim telah meraih tujuan tersebut. Manfaat Six sigma mencakup : 1. Pengurangan biaya 2. Peningkatan produktivitas 3. Pertumbuhan pangsa pasar 4. Retensi pelanggan 6 Hendradi, Tri C.2006.Statistik Six sigma dengan Minitab.Yogyakarta: CV Andi.Hal 2 7 Pande, Peter S. 2002. The Six sigma Way Handbook, Bagaimana GE, Motorola dan Perusahaan Terkenal Lainnya. Jogyakarta: Penerbit ANDI Hal. 10-11 Universitas Sumatera Utara 5. Pengurangan waktu siklus 6. Pengurangan defect cacat 7. Pengembangan produkjasa

3.2.2. Konsep Six sigma Motorola

8 Pada dasarnya pelanggan akan puas apabila mereka menerima nilai sebagaimana yang mereka harapkan. Apabila produk barang danatau jasa diproses pada tingkat kualitas Six sigma, perusahaan boleh mengharapkan 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan DPMO atau mengharapkan bahwa 99,99966 persen dari apa yang diharapkan pelanggan akan ada dalam produk itu. Dengan demikian Six sigma dapat dijadikan ukuran target kinerja sistem industri tentang bagaimana baiknya suatu proses transaksi produk antara pemasok industri dan pelanggan pasar. Semakin tinggi target sigma yang dicapai, kinerja sistem industri akan semakin baik. Sehingga 6-sigma otomatis lebih baik daripada 4- sigma, 4-sigma lebih baik dari 3-sigma. Six sigma juga dapat dianggap sebagai strategi terobosan yang memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan luar biasa dramatic di tingkat bawah. Six sigma juga dapat dipandang sebagai pengendalian proses industri berfokus pada pelanggan, melalui penekanan pada kemampuan proses process capability. Terdapat enam aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam aplikasi konsep Six sigma, yaitu : 8 Vincent Gaspersz.2005. Pedoman Implementasi Program Six sigma Terintegrasi dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama..Hal. 9-293 Universitas Sumatera Utara 1. Identifikasi pelanggan. 2. Identifikasi produk. 3. Identifikasi kebutuhan dalam memproduksi produk untuk pelanggan. 4. Definisi proses. 5. Menghindari kesalahan dalam proses dan menghilangkan semua pemborosan yang ada. 6. Tingkatkan proses secara terus menerus menuju target Six sigma. Apabila konsep Six sigma akan ditetapkan dalam bidang manufakturing, terdapat enam aspek yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Identifikasi karakteristik produk yang memuaskan pelanggan sesuai kebutuhan dan ekspetasi pelanggan. 2. Mengklasifikasikan semua karakteristik kualitas itu sebagai CTQ Critical-To- Quality individual. 3. Menentukan apakah setiap CTQ tersebut dapat dikendalikan melalui pengendalian material, mesin proses kerja dan lain-lain. 4. Menentukan batas maksimum toleransi untuk setiap CTQ sesuai yang diinginkan pelanggn menentukan nilai UCL dan LCL dari setiap CTQ. 5. Menentukan maksimum variasi proses untuk setiap CTQ menentukan nilai maksimum standar deviasi untuk setiap CTQ . 6. Mengubah desain produk danatau proses sedemikian rupa agar mampu mencapai nilai target Six sigma, yang berarti memiliki indeks kemampuan proses, Cpm minimum sama dengan dua Cpm ≥ 2. Universitas Sumatera Utara Pendekatan pengendalian proses 6-sigma Motorola Motorola’s Six sigma process control mengizinkan adanya pergesaran nilai rata-rata mean setiap CTQ individual dari proses industri terhadap nilai spesifikasi target T sebesar ± 1,5-sigma, sehingga akan menghasilkan 3,4 DPMO defects per million opportunities. Dengan demikian berdasarkan konsep Six sigma Motorola, berlaku toleransi penyimpangan mean - target = μ - T = ± 1,5σ, atau μ = T ± 1,5σ. Proses Six sigma dengan distribusi normal yang mengizinkan nilai rata- rata mean proses bergeser 1,5 σ dari nilai spesifikasi target kualitas T yang diinginkan oleh pelanggan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Konsep Six sigma Motorola dengan Distribusi Normal Bergeser 1,5 -Sigma Perlu dicatat dan dipahami sejak awal bahwa konsep Six sigma Motorola dengan pergeseran nilai rata-rata mean dari proses yang diizinkan sebesar 1,5 σ 1,5 standar deviasi maksimum adalah berbeda dari konsep Six sigma dalam distribusi normal yang umum dipahami selama ini yang tidak mengizinkan + 6 σ - 6 σ T + 1,5 σ - 1,5 σ UCL LSL - 3 σ + 1 σ mean - 1 σ + 2 σ - 2 σ + 3 σ Universitas Sumatera Utara pergesearan dalam nilai rata-rata mean dari proses. Perbedaan ini ditunjukkan dalam Tabel 3.1 Tabel 3.1. Perbedaan True 6-Sigma dengan Motorola’s 6-Sigma True 6-Sigma Process Normal Distribution Centered Motorola’s 6-Sigma Process Normal Distribution Shifted 1,5- Sigma LSL – USL LSL – USL DPMO LSL – USL LSL – USL DPMO ± 1-sigma 68,27 317.300 ± 1-sigma 30,8538 691.462 ± 2-sigma 95,45 45.500 ± 2-sigma 69,1462 308.538 ± 3-sigma 99,73 2.700 ± 3-sigma 93,3193 66.807 ± 4-sigma 99,9937 63 ± 4-sigma 99,3790 6.210 ± 5-sigma 99,999943 0,57 ± 5-sigma 99,9767 233 ± 6-sigma 99,9999998 0,002 ± 6-sigma 99,99966 3,4 Sumber : Vincent Gaspersz, 2002

3.2.3. Metode Six sigma