5.2.3.4. Failure Mode and Effect Analysis FMEA
FMEA dibuat berdasarkan hasil wawancara serta diskusi dengan supervisor produksi di pabrik. Kolom Deskripsi Proses menunjukkan
lokasitempat terjadinya kegagalan proses, kolom Mode Kegagalan menunjukkan jenis kegagalan yang terjadi, kolom Efek Kegagalan menunjukkan akibat yang
ditimbulkan jika terjadi mode kegagalan. Kolom Penyebab Kegagalan menunjukkan faktor potensial yang menyebabkan terjadinya mode kegagalan, dan
kolom metode deteksi menyatakan teknikcara yang dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya mode kegagalan maupun penyebabnya.
Kegagalan pada
proses kemudian diberi rating sebagai dasar prioritas dalam melakukan tindakan perbaikan. Rating diberikan berdasarkan beberapa
kategori, yaitu: 1.
Tingkat keseriusan dari dampak yang ditimbulkan oleh kegagalan-kegagalan yang muncul pada produk genteng tipe Elabana Round Severity dengan
skala 1–10.
2. Frekuensi kegagalan yang ditimbulkan oleh penyebab kegagalan yang muncul
pada produk genteng tipe Elabana Round Occurance dengan skala 1–10.
3. Tingkat keseringan terjadinya kegagalan dan kemungkinan untuk mendeteksi
mode kegagalan maupun penyebabnya Detection dengan skala 1–10.
Kemudian dihitung nilai RPN Risk Priority Number melalui hasil perkalian antara rating Severity, Occurrence dan Detection untuk menentukan
prioritas dalam rekomendasi tindakan perbaikan. Kriteria pemberian rating untuk
masing-masing kategori dapat dilihat pada Lampiran 2.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan nilai RPN Risk Priority Number untuk mode kegagalan Pecah sudut yaitu:
RPN = S x O x D = 9 x 7 x 3
= 189
Untuk nilai RPN Risk Priority Number Tabel FMEA penyebab
terjadinya cacat pecah sudut, potongan tidak rapih, dan warna tidak sempurna pada produk Elabana Round selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15. FMEA Produk Tipe Elabana Round
Deskripsi Proses
Mode Kegagalan
Efek Kegagalan S
Penyebab Kegagalan O
Metode Deteksi D
RPN Ranking
Depallater Pecah sudut
Tampilan produk jelek, meningkatkan resiko
K3,mengggangu proses assembling, mengganggu
fungsi produk keseluruhan, produk tidak diterima oleh
konsumen 9
Mata pisau depallater tumpul
7 Periksa mata pisau
depallater 3
189 1
Mata pisau tidak terpasang dengan baik longgar
6 Periksa pemasangan dan
penguncian mata pisau depallater
3 162 2
Posisi Cetakan pada conveyor tidak tepat
6 Periksa peletakan cetakan
pada conveyor sebelum proses pemisahan cetakan
dan produk 2 108
3
Making head Potongan
tidak rapih Tampilan produk jelek,
meningkatkan resiko K3,mengggangu proses
assembling, mengganggu fungsi produk, produk
tidak diterima oleh konsumen
7 Mata pisau tumpul patah
6 Periksa kondisi mata pisau
apakah tumpul patah 4
168 1
Propulsion macat 5
Periksa kondisi Propulsion sebelum proses pencetakan
4 140 2
Posisi cetakan tidak tepat di Making head
5 Periksa posisi cetakan pada
saat Making head 2 70
3
Slurry Applicator
Warna tidak sempurna
Tampilan warna produk merata, tidak mengganggu
fungsi produk secara keseluruhan, produk tidak
diterima oleh konsumen 3
Komposisi pasir silika, Oxcide, GC4, semen dan
air tidak sesuai spesifikasi 5
Ukur kadar pasir silika, Oxcide, GC4, semen dan air
sebelum proses mixer slurry 2 30
3 Brush warna rusak dan
menipis 6
Periksa kondisi Brush warna sebelum proses pewarnaan
3 54 2
Putaran Brush warna macat 6
Periksa putaran Brush warna secara kontinu
4 72
1
Keterangan : Severity S
: Tingkat keseriusan kegagalan Occurance O
: Frekuensi terjadinya kegagalan Detection D
: Tingkat kegagalan dapat dideteksi
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.16 FMEA di atas diperoleh faktor-faktor penyebab kegagalan proses yang mengakibatkan terjadinya produk cacat. Faktor-faktor
tersebut kemudian diurutkan berdasarkan nilai RPN tertinggi yang dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Urutan Penyebab Kegagalan Proses Berdasarkan Nilai RPN No.
Jenis Kegagalan Penyebab Kegagalan
RPN
1 Pecah sudut
Mata pisau depallater tumpul 189
2 Potongan tidak rapih Mata pisau making head tumpul patah
168
3 Pecah sudut
Mata pisau tidak terpasang dengan baik longgar
162
4 Potongan tidak rapih Propulsion macat
140
5 Pecah sudut
Posisi Cetakan pada conveyor tidak tepat 108
6 Warna tidak
sempurna Putaran Brush warna macat
72
7 Potongan tidak rapih Posisi cetakan tidak tepat di Making head
70
8 Warna tidak
sempurna
Brush warna rusak dan menipis 54
9 Warna tidak
sempurna Komposisi pasir silika, Oxcide, GC4, semen
dan air tidak sesuai spesifikasi 30
Berdasarkan Tabel 5.14, diperoleh nilai RPN tertinggi sebesar 189 dengan penyebab penyebab kegagalan yaitu mata pisau depallater tumpul, yang
merupakan jenis kegagalan yang dijadikan prioritas pertama untuk segera dilakukan perbaikan.
5.2.4. Improve Tahap Perbaikan
5.2.4.1.Menetapkan Sasaran dan Alternatif untuk Perbaikan
Improve tahap perbaikan merupakan tahapan keempat dalam perbaikan kualitas metode Six sigma. Pada tahapan perbaikan ini diterapkan suatu rencana
tindakan peningkatan kualitas Six sigma, melalui perbaikan terhadap sumber- sumber penyebab terjadinya produk cacat yang disebabkan oleh pecah sudut,
Universitas Sumatera Utara