Menggunakan Data Numerik atau Kuantitatif

Gambar 3.2. Cause and Effect Diagram

3.8.2. Menggunakan Data Numerik atau Kuantitatif

17 Alat – alat yang digunakan untuk mengadakan perbaikan kualitas yang menggunakan dara numeric atau kuantitatif antara lain yaitu pareto diagram, histogram dan peta kendali control chart. 3.8.2.1.Diagram Pareto Pareto digunakan untuk menstratifikasi data kedalam kelompok- kelompok dari yang paling besar sampai yang paling kecil. Dengan berntuknya berupa diagram batang, pareto membantu untuk mengidentifikasi kejadian- kejadian atau penyebab masalah yang paling umum. Untuk menggunakan diagram pareto, perlu dipastikan bahwa harus memiliki data diskrti atau kategori. Diagram ini tidak akan bekerja dengan ukuran-ukuran seperti berat atau temperature data kontinus. Analisis pareto didasarkan pada “Hukum 8020”- bahwa 80 17 Pande, S Peter.2000. The Sig Sixma Way, Bagaimana GE, Motoroladan Perusahaan Terkenal lainnnya Mengasah Kinerja Mereka.Yogyakarta:penerbit ANDI Yogyakarta . Hal.290 Universitas Sumatera Utara pengeluaran atau kerugian didalam sebuah organisasi dibuat oleh hanya 20 masalah. Angkanya tidak selalu tepat 80 dan 20 tetapi efeknya sering kali sama. Kegunaan Diagram pareto adalah 1. Menyaring data masalah menurut wilayah dan menemukan wilayah mana yang memiliki paling banyak masalah 2. Membandingkan data defect menurut tipe dan mengetahui defect mana yang paling umum 3. Membandingkan masalah menurut hari dalam minggu atau bulan atau waktu dalam hari untuk mengetahui selama periode mana masalah paling sering terjadi 4. Menyaring complain pelanggan menurut tipe complain untuk mengetahui complain apa yang paling umum. Adapun cara melakukan Analisis Pareto yaitu 18 1. Tentukan klasifikasi kategori Pareto untuk grafik. 2. Pilih suatu interval waktu untuk analisis. 3. Tentukan kejadian total misalnya biaya, jumlah kerusakan, dll untuk setiap kategori. jika ada beberapa kategori yang menyebabkan hanya bagian kecil dari total, kelompokkan ini ke dalam kategori yang disebut “lain-lain”. 4. Hitung persentase dari setiap kategori dengan membagi kategori total dengan keseluruhan dan kalikan dengan 100. 5. Urutkan peringkat dari kejadian total terbesar sampai terkecil. 18 Pyzdek, Thomas. 2002. The Six sigma Handbook, Panduan lengkap Untuk Greenbelts, Blackbelts, dan Manajer pada Semua Tingkatan. Jakarta: Salemba Empat. Hal.245-246 Universitas Sumatera Utara 6. Hitung persentase kumulatif dengan menambah persentase untuk setiap kategori pada beberapa kategori yang terdahulu. 7. Buat bagan dengan sumbu vertikal kiri berskala dari 0 sampai sedikitnya 100, dengan 100 pada sisi kanan sama tingginya dengan total keseluruhan pada sisi kiri. 8. Beri label sumbu horizontal dengan nama kategori. Kategori paling kiri harus terbesar, kedua terbesar berikutnya, dan seterusnya. 9. Gambar dalam batang yang mewakili jumlah setiap kategori. Tinggi batang ditentukan oleh sumbu vertikal kiri. 10. Gambar satu garis yang menunjukkan kolom persentase kumulatif dari table analisis pareto. Garis persentase kumulatif ditentukan dengan sumbu vertikal kanan. Adapun contoh gambar diagram pareto dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3. Diagram Pareto Universitas Sumatera Utara 3.8.2.2.Histogram 19 Histogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan variasi setiap proses. Histogram merupakan suatu potret dari proses yang menunjukkan yaitu : a. Distribusi dari pengukuran b. Frekuensi dari setiap pengukuran itu Histogram ini juga menunjukkan kemampuan proses dan apabila memungkinakan histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal misalnya rata-rata. Dalam histogram, garis vertical menunjukkan banyaknya observasi tiap-tipa kelas, diagram ini sangat cocok untuk data yang dikelompokkan. Histogram dapat dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh antara lain tendensi sentral, frekuensi terbesar modus, titik tengah median, nilai rata-rata mean dan simpangan baku standar deviasi. Dengan demikian histogram dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk: 1. Mengomunikasikan informasi tentang informasi dalam proses 2. Membantu manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang berfokus kepada usaha perbaikan terus menerus continuous improvement efforts. Tujuan menggunakan histogram yaitu : a. Mengatahui denga mudah penyebaran data yang ada b. Mempermudah melihat dan menginterpretasikan data 19 Indranata, iskandar. 2008. Pendekatan Kualitatif untuk Pengendalian Kualitas . Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.Hal. 245-246 Universitas Sumatera Utara c. Sebagai alat pengendalian proses sehingga dapat mencegah timbulnya masalah. Contoh Histogram dapat dilihat pada Gambar 3.4. Gambar.3.4. Histogram 3.8.2.3.Peta Pengendali Control Chart 20 Kontrol adalah fase mengontrol kinerja proses X dan menjamin cacat tidak muncul. Alat yang paling umum digunakan adalah diagram kontrol. Fugnsi umum diagram kontrol adalah: a. Membantu mengurangi variabilitas b. Memonitor kinerja setiap saat c. Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan d. Trend dan kondisi diluar kendali terdeteksi secara cepat Secara umum digram kontrol dapat digolongkan dalam 2 kategori, yaitu: 1. Diagram kontrol variable yaitu memiliki tipe data kontinu dan datanya diperoleh sebagai hasil pengukuran sebagai contoh, pengukuran berat, suhu, tekanan dan lain-lain, sedangkan 20 Hendradi, Tri C.2006.Statistik Six sigma dengan Minitab.Yogyakarta: CV Andi.Hal 160-174 Universitas Sumatera Utara 2. Diagram kontrol atribut yaitu memiliki tipe data diskrit dan datanya diperoleh sebahai hasil perhitungan. Sebagai contoh, menghitung jumlah cacat atau proporsi cacat produk. 3.8.2.3.1.Peta p 21 Peta p digunakan untuk mengamati proporsi produk cacat dibandingkan dengan keseluruhan produksi. Secara simbolis, dapat ditulis yaitu: n X p  Di mana: p = proporsi produk cacat di dalam sampel atau subgrup n = jumlah semua sampel yang diambil dalam inspected X = jumlah produk cacat di dalam sampel atau subgrup Prosedur yang umum digunakan untuk membuat Peta p: 1. Menentukan karakteristik kualitas. 2. Menentukan ukuran subgrup dan metodenya. 3. Mengumpulkan data. 4. Menghitung nilai tengah dan batas-batas kontrolnya UCL dan LCL. Nilai tengah dihitung dengan rumus:    n x p Sedangkan UCL dan LCL dapat dihitung dengan rumus: n p p p UCL 1 3    n p p p LCL 1 3    21 Pyzdek, Thomas. 2002. The Six sigma Handbook, Panduan lengkap Untuk Greenbelts, Blackbelts, dan Manajer pada Semua Tingkatan. Jakarta: Salemba Empat. Hal. 352 Universitas Sumatera Utara Di mana: p = rata-rata proporsi produk cacat dari seluruh subgrup n = jumlah sampel yang diperiksa di dalam subgrup 5. Menghitung nilai revisi dari nilai tengah dan batas-batas kontrol. d d new n n np np p      di mana: np d = jumlah produk cacat dari subgrup yang berada di luar batas kontrol n d = jumlah subgrup yang terdapat melewati batas kontrol p = new p n p p p UCL 1 3    n p p p LCL 1 3    3.8.2.3.2.Peta np Grafik np dapat diterapkan kepada setiap variable dimana pengukuran kinerja yang tepat adalah hitungan suatu unit dan ukuran sub kelompok dipertahankan tetap. Perhatikan bahwa grafik np dapat dipergunakan, grafik p juga dapat digunakan. Sebagaimana halnya semua grafik kontrol, grafik np terdiri dari tiga pedoman: garis tengah, suatu batas kontrol bawah, dan suatu batas kontrol atas. Baris tengah adalah rata-rata hitungan kerusakan sub kelompok dan dua batas kontrol ditetapkan pada kurang atau lebih 3 stadar deviasi. Jika proses adalah dalam kontrol statistik, maka sebenarnya semua hitungan subkeolmpok akan berada diantara batas kontrol, dan mereka akan berfluktuasi secara acak sekitar baris tengah. Adapun rumusnya yaitu : Universitas Sumatera Utara Np = hitungan kerusakan sub kelompok k subkelompo jumlah k subkelompo kecaca hitungan dari n penjumlaha np tan  Menghitung nilai tengah dan batas-batas kontrolnya UCL dan LCL UCL np + 3 1 p np  dan LCL = np - 3 1 p np 

3.9. Kinerja Proses dan