Improve Tahap Perbaikan Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 5.16 FMEA di atas diperoleh faktor-faktor penyebab kegagalan proses yang mengakibatkan terjadinya produk cacat. Faktor-faktor tersebut kemudian diurutkan berdasarkan nilai RPN tertinggi yang dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Urutan Penyebab Kegagalan Proses Berdasarkan Nilai RPN No. Jenis Kegagalan Penyebab Kegagalan RPN 1 Pecah sudut Mata pisau depallater tumpul 189 2 Potongan tidak rapih Mata pisau making head tumpul patah 168 3 Pecah sudut Mata pisau tidak terpasang dengan baik longgar 162 4 Potongan tidak rapih Propulsion macat 140 5 Pecah sudut Posisi Cetakan pada conveyor tidak tepat 108 6 Warna tidak sempurna Putaran Brush warna macat 72 7 Potongan tidak rapih Posisi cetakan tidak tepat di Making head 70 8 Warna tidak sempurna Brush warna rusak dan menipis 54 9 Warna tidak sempurna Komposisi pasir silika, Oxcide, GC4, semen dan air tidak sesuai spesifikasi 30 Berdasarkan Tabel 5.14, diperoleh nilai RPN tertinggi sebesar 189 dengan penyebab penyebab kegagalan yaitu mata pisau depallater tumpul, yang merupakan jenis kegagalan yang dijadikan prioritas pertama untuk segera dilakukan perbaikan.

5.2.4. Improve Tahap Perbaikan

5.2.4.1.Menetapkan Sasaran dan Alternatif untuk Perbaikan Improve tahap perbaikan merupakan tahapan keempat dalam perbaikan kualitas metode Six sigma. Pada tahapan perbaikan ini diterapkan suatu rencana tindakan peningkatan kualitas Six sigma, melalui perbaikan terhadap sumber- sumber penyebab terjadinya produk cacat yang disebabkan oleh pecah sudut, Universitas Sumatera Utara potongan tidak rapih dan warna tidak sempurna. Rencana perbaikan dilakukan terhadap segala sumber yang berpotensi untuk menciptakan produk cacat berdasarkan hasil analisis cause and effect diagram, dan perioritas tindakan perbaikan didasarkan pada nilai RPN hasil dari analisis FMEA. 5.2.4.1.1.Faktor Mesin Faktor mesin merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap produk cacat. Untuk itu perlu dilakukan banyak perbaikan terhadap kondisi mesin dan peralatan produksi sehingga potensi produk cacat dapat dicegah yaitu: 1. Lakukan pengeperiksaan dan penggantian mata pisau mesin Depallater sesuai dengan jadwal maintenance. Perhatikan jika mata pisau masih lebar, cukup digerinda sampai permukaan ujungnya tajam kembali. Namun jika tidak memungkinkan untuk digerinda, segera lakukan penggantian mata pisau dengan yang baru. 2. Periksa kondisi mata pisau making head pada mesin Foaming secara rutin setiap saat, apabila kondisi mata pisau tumpul atau patah, maka segera lakukan penggantian mata pisau dengan yang baru. 3. Lakukan pemeriksaan terhadap kelancaran Propulsion secara rutin setiap saat pada mesin Foaming, karena berpotensi produk tidak terpotong dengan rapih. Jika terjadi macat, setting sesuai dengan kondisi input mesin. 4. Periksa kelancaran putaran brush warna pada mesin Slurry Applicator secara rutin, jika putaran macat, setting sesuai dengan kondisi ideal mesin. Universitas Sumatera Utara 5. Periksa kondisi fisik brush warna pada mesin Slurry Applicator, jika mengalami kerusakan dan menipis, dilakukan penggantian brush warna.

5.2.4.1.2. Faktor Material

Adapun dari segi material tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produk cacat, sebab material yang digunakan sebagai bahan baku sudah mendekatii standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Kecacatan akibat faktor material berasal dari kesalahan yang dilakukan operator maupun kegagalan mesin. Jadi dari segi material tidak ada yang perlu diperbaiki.

5.2.4.1.3. Faktor Metode

Terdapat beberapa hal yang dinilai mem memberikan kontribusi terhadap kecacatan produk. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan terhadap metode yang digunakan sehingga potensi produk cacat dapat dicegah yaitu lakukan pemeriksaan kondisi mata pisau mesin Depallater pada saat pemasangan dan penguncian mata pisau sesuai dengan metode yang ditetapkan oleh perusahaan. Jika putaran mata pisau tidak seimbang, berarti mata pisau masih dalam keadaan longgar dan segera lakukan penguncian kembali.

5.2.4.1.4. Faktor Operator

Faktor operator mempunyai pengaruh terhadap kecacatan produk. Kinerja karyawan yang kurang maksimal akan berpengaruh pada penanganan proses produksi untuk menciptakan produk genteng dengan kualitas terbaik. Untuk itu Universitas Sumatera Utara perlu dilakukan perbaikan terhadap operator, sehingga potensi produk cacat dapat dicegah yaitu: 1. Periksa posisi cetakan yang berasal dari Curring room pada saat peletakan di atas conveyor pada stasiun pemisahan antara cetakan dengan produk. Jika tidak seimbang, perbaiki kembali posisi cetakan. 2. Periksa posisi cetakan yang berasal dari mesin Depallater, Jika tidak seimbang, perbaiki kembali posisi cetakan sebelum masuk ke mesin Foaming 3. Lakukan pemeriksaan komposisi bahan pewarna dengan teliti yaitu pasir silika 50 kg, Oxcide 2kg, GC4 0,2 kg, semen 50 kg dan air 22 liter. Sehingga warna yang dihasilkan merata dan sempurna pada permukaan produk genteng basah pada saat pewrnaan.

5.2.4.1.5. Faktor Lingkungan

Adapun dari segi lingkungan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produk cacat, sebab khususnya lingkungan pada bagian produksi cukup terbuka dan tidak gelap . Kecacatan pada umumnya diakibatkan oleh faktor kesalahan yang dilakukan operator maupun kegagalan mesin.

5.2.5. Control Tahap Pengendalian