Analisis Tahap ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.5. Analisis Tahap

Control 35 Adapun Control tahapan pengendalian sebagai proyek six sigma yang menekankan terhadap pembakuan, pendokumentasian dan penyebarluasan tindakan yang telah dilakukan dan mempunyai tujuan untuk mengevaluasi proses perbaikan yang telah dilakukan dengan efektif dan efisien serta untuk menjaga kondisi proses agar tetap stabil dan tidak dapat mengalami penurunan kembali. Karena pada penelitian ini tindakan perbaikan masih berupa usulan, jadi control dilakukan setelah usulan perbaikan diimplementasikan. Adapun tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk terus menjaga dan meningkatkan hasil yang telah dicapai yaitu: 1. Periksa mata pisau Depallater 2. Periksa pemasangan dan penguncian mata pisau Depallater 3. Periksa peletakan cetakan pada Conveyor sebelum proses pemisahan cetakan dan produk 4. Periksa kondisi mata pisau Making head apakah tumpul patah 5. Periksa kondisi Propulsion sebelum proses pencetakan 6. Periksa posisi cetakan pada saat Making head 7. Periksa putaran Brush warna secara kontinu 8. Periksa kondisi Brush warna sebelum proses pewarnaan 9. Ukur kadar pasir silika, Oxcide, GC4, semen dan air sebelum proses Mixer slurry. 35 Vincent Gaspersz.2005. Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama..Hal. 293 Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Nilai DPMO diperoleh sebesar 9149 dan nilai σ sebesar 3.86, yang berarti masih jauh dari level industri di dunia yang mencapai 6 σ 3,4 DPMO. Nilai process capability diperoleh C p = 0.42 dan nilai C pk = 0,37. Menunjukkan bahwa kapabilitas proses rendah dan rata-rata proses masih menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. 2. Sepuluh jenis Critical To Quality CTQ pada proses produksi, dengan menggunakan aturan Pareto 80-20 diperoleh tiga jenis kegagalan potensial yaitu pecah sudut, potongan tidak rapih, dan warna tidak sempurna. 3. Analisis dengan Cause and effect diagram dan FMEA Failure Mode and Effect Analysis, didapat faktor penyebab kegagalan pada proses yang berakibat pada timbulnya produk cacat. Kegagalan akibat mesin terjadi pada mesin Depallater, Foaming dan Slurry Applicator dengan jenis kegagalan berupa kerusakan komponen karena umur pakai habis, kesalahan pemasangan komponen, komponen, mesin macet dan ketidaktepatan setting-an. Kegagalan akibat material dan lingkungan tidak ada ditemukan pengaruh yang signifikan, disebabkan karena kesalahan operator dan mesin. Kegagalan akibat metode yaitu penggunaan program maintenance yang tidak efektif dan kontrol Universitas Sumatera Utara