Dari Diagram Pareto di atas dapat dilihat jenis produk cacat dengan persentase terbesar yaitu jenis produk tipe Elabana Round. Persentase kumulatif
jenis produk tipe Elabana Round tersebut mencapai 63,4590. Nilai tersebut sesuai dengan prinsip Pareto 70-30, dimana 70 kecacatan produk tipe Elabana
Round disebabkan oleh 30 kecacatan tipe Exel Flat. Sehingga untuk mengurangi jumlah produk cacat sampai tingkat 70 cukup dengan
mengendalikan kecacatan produk tipe Elabana Round. Sebab jika mengendalikan kecacatan kedua tipe produk yang ada akan menjadi tidak efisien
karena akan memakan waktu, biaya dan tenaga yang sangat besar. Jadi fokus penelitian pada proyek Six Sigma ini yaitu pada produk genteng tipe Elabana
Round.
5.2.1.3. Penggambaran Alur Proses Produksi Menggunakan SIPOC dan OPC
Adapun penggambaran alur produksi bertujuan untuk memahami proses
produksi secara terintegarsi, dan mengidentifikasi sumber-sumber potensial penyebab terjadinya kegagalan pada proses produksi yang berakibat pada
munculnya produk cacat.
5.2.1.3.1. Diagram SIPOC
SIPOC Supplier, Input, Process, Output, Customer adalah perangkat yang digunakan oleh tim Six Sigma untuk mengidentifikasi seluruh elemen yang
relevan dalam suatu process improvement sebelum proses dilakukan. Adapun
Universitas Sumatera Utara
penggambaran alur proses produksi menggunakan Diagram SIPOC Suppliers- Inputs-Process-Outputs-Customer dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Sumber : PT. MONIER
Gambar 5.3. Diagram SIPOC Supplier-Inputs-Process-Outputs-Customer
5.2.1.3.2. Operation Process Chart OPC
Peta Proses Operasi Operation Process Chart adalah peta kerja yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut
menjadi elemen-elemen operasi secara detail. Adapun penggambaran alur proses produksi dengan menggunakan Operation Process Chart OPC yang dapat
dilihat pada Gambar 5.4.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : PT. MONIER
Gambar 5.4. Operation Process Chart OPC
5.2.1.3.Pendefenisian Critical To Quality CTQ
Critical To Quality CTQ merupakan elemen dari proses kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap pencapaian kualitas yang diinginkan. Sebelum
suatu produk dikategorikan sebagi produk cacat, maka kriteria-kriteria tentang kegagalan atau kecacatan itu harus didefenisikan terlebih dahulu. Dalam
Universitas Sumatera Utara
terminologi Six Sigma, kriteria karakteristik kualitas yang mengakibatkan kecacatan disebut CTQ Critical To Quality. Adapun CTQ Critical To Quality
potensial yang terdapat pada produk genteng tipe Elabana Round dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. CTQ Potensial Produk Genteng Tipe Elabana Round No
Critical To Quality CTQ
Keterangan
1 Pecah Sudut
Produk yang telah dikeringkan di curring room selama 24 jam mengalami pecah pada bagian
sudut pada saat proses pemisahan di mesin depallater oleh operator
2 Tergores Permukaan produk mengalami cacat goresan
sehingga mempengaruhi tampilan produk estetika
3 Warna Tidak
Sempurna Warna pada permukaan produk tidak merata yang
di inspeksi secara visual yang dapat mempengaruhi tampilan produk estetika
4 Gep Tidak
Sempurna Warna pada permukaan produk yang telah
diwarnai tidak tampak mengkilat terlalu rendah atau terlalu tinggi
5 Kerikil Akar
Pada bagian body produk terdapat adanya kerikil akar sehingga dapat mempengaruhi tampilan
produk estetika
6 Debris Tai
Burung Pada bagian permukaan produk terdapat seperti
gumpalan – gumpalan kecil yang menyerupai Debris tai burung sehingga dapat mempengaruhi
tampilan produk estetika
7 Rapuh Sturuktur body produk bersifat rapuh tidak keras
sehingga dapat berpotensi pecah pada saat digunakan
8 Potongan Tidak
Rapih Produk hasil dari mesin cetak tidak sesuai
spesifikasi yang telah di tetapkan oleh perusahaan, dimana akan mempengaruhi kualitas produk pada
saat digunakan
9 Gelombang Pada body produk mengalami gelombang pada
saat pencetakan yang mempengaruhi tampilan dan kualitas produk
10 Retak Produk yang dihasilkan dari proses produksi tidak
sesuai spesifikasi yang telah di tetapkan oleh perusahaan seehingga mempengaruhi tampilan
dan kualitas produk
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Measure Tahap Pengukuran