perlu dilakukan perbaikan terhadap operator, sehingga potensi produk cacat dapat dicegah yaitu:
1. Periksa posisi cetakan yang berasal dari Curring room pada saat peletakan di
atas conveyor pada stasiun pemisahan antara cetakan dengan produk. Jika tidak seimbang, perbaiki kembali posisi cetakan.
2. Periksa posisi cetakan yang berasal dari mesin Depallater, Jika tidak
seimbang, perbaiki kembali posisi cetakan sebelum masuk ke mesin Foaming 3.
Lakukan pemeriksaan komposisi bahan pewarna dengan teliti yaitu pasir silika 50 kg, Oxcide 2kg, GC4 0,2 kg, semen 50 kg dan air 22 liter. Sehingga warna
yang dihasilkan merata dan sempurna pada permukaan produk genteng basah pada saat pewrnaan.
5.2.4.1.5. Faktor Lingkungan
Adapun dari segi lingkungan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produk cacat, sebab khususnya lingkungan pada bagian produksi cukup
terbuka dan tidak gelap . Kecacatan pada umumnya diakibatkan oleh faktor kesalahan yang dilakukan operator maupun kegagalan mesin.
5.2.5. Control Tahap Pengendalian
5.2.5.1. Pendokumenetasian dan Penyebarluasan Tindakan Perbaikan
Control tahap pengendalian merupakan tahapan akhir dari perbaikan kualitas dengan metode Six sigma, tetapi juga merupakan sebuah langkah awal
dari perbaikan terus menerus dan integrasi system Six sigma. Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan suatu pembakuan, pendokumentasian dan penyebarluasan dari tindakan perbaikan supaya kegagalan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.
Adapun Control tahapan pengendalian sebagai proyek six sigma yang menekankan terhadap pembakuan, pendokumentasian dan penyebarluasan
tindakan yang telah dilakukan yaitu: 1.
Periksa mata pisau Depallater 2.
Periksa pemasangan dan penguncian mata pisau Depallater 3.
Periksa peletakan cetakan pada Conveyor sebelum proses pemisahan cetakan dan produk
4. Periksa kondisi mata pisau Making head apakah tumpul patah
5. Periksa kondisi Propulsion sebelum proses pencetakan
6. Periksa posisi cetakan pada saat Making head
7. Periksa putaran Brush warna secara kontinu
8. Periksa kondisi Brush warna sebelum proses pewarnaan
9. Ukur kadar pasir silika, Oxcide, GC4, semen dan air sebelum proses Mixer
slurry
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Tahap
Define
Adapun persentase produk cacat terbesar periode November 2010 sd Februari 2011 terdapat pada produk genteng tipe Elabana Round yaitu sebesar
9.63. Hal ini juga disebabkan karena produk genteng tipe Elabana Round merupakan produk yang volume produksinya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan produk tipe Exel Flat yaitu dengan cacat sebesar 7.39. sehingga secara tidak langsung berpengaruh pada persentase produk cacatnya
Berdasarkan hasil dari wawancara dan dokumentasi catatan bagian Quality control, diketahui bahwa terdapat 10 jenis Critical To Quality CTQ dominan
untuk produk tipe Elabana Round yaitu pecah sudut, tergores, warna tidak sempurna, Gep tidak sempurna, kerikilakar, debristai burung, rapuh, potongan
tidak rapih, gelombang dan retak.
6.2. Analisis Tahap
Measure 6.2.1. Analisis Perhitungan Nilai DPMO dan Nilai
σ Sigma
Adapun perhitungan nilai tingkat DPMO Defect Per Million Opportunity dan nilai Sigma
σ diperoleh hasil seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Universitas Sumatera Utara