5.2.1. Define Tahap Pendefinisian
5.2.1.1. Penentuan Tujuan dan Kriteria Pelaksanaan Proyek Six Sigma
Dalam pelaksanaan proyek Six Sigma, terlebih dahulu ditentukan tujuan dan kriteria pemilihan dari proyek Six Sigma yang akan dijalankan. Adapun tujuan
dari pelaksanaan proyek Six Sigma ini yaitu meningkatkan kualitas produk genteng dengan meminimisasi jumlah produk cacat defect sampai pada tingkat
terendah zero defect, dengan mengendalikan faktor-faktor yang diindikasikan sebagai penyebab munculnya kecacatan produk.
Sedangkan kriteria pemilihan proyek Six Sigma yaitu mengendalikan jumlah cacat pada produk yang memiliki persentase kecacatan terbesar dari total
seluruh produk cacat. Untuk menentukan tipe produk yang akan dijadikan objek penelitian, dilakukan perhitungan persentase kecacatan untuk semua tipe produk
berdasarkan dari data-data produksi yang telah dikumpulkan. Perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Persentase Produk Cacat Periode November 2010 sd Februari 2010
No Periode
Exel Flat
Elabana Round
Jumlah Cacat pcs Jumlah Cacat pcs
1 November 2010
2448 6721
2 Desember 2010
2791 3374
3 Januari 2011
2373 1022
4 Februari 2011
985 3813
Total Kecacatan 8597
14930 Total Produksi
116263 154964
Kecacatan 7,3944
9,6345
Sumber : PT. MONIER
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih memperjelas perbedaan persentase produk cacat di atas dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Histogram Produk Cacat Untuk Semua Tipe Produk
5.2.1.2. Pemilihan Proyek Six Sigma dengan Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah teknik grafis sederhana yang menggambarkan relativitas dari tingkat-tingkat penting atau tidaknya berbagai permasalahan yang
membedakan antara ’vital few’ dan ’trivial many’, yang terfokus pada isu-isu pengembangan dan peningkatan kualitas maksimal beserta relevansinya. Prosedur
penentuan prioritas dalam diagram Pareto yaitu: 1.
Pemilihan konsistensi yang akan di ranking dan diukur misalnya frekuensi,biaya dan lain-lain
2. Menyusun daftar-daftar elemen dari kiri ke kanan di atas aksis garis horizontal
sebagai ukuran order 3.
Mengatur kesesuaian skala vertikal pada bagian kiri dan di atas klasifikasinya 4.
Mengatur skala 0 - 100 dibagian kana dan menarik garis tegas yang lebih tinggi, dan menggesernya pada posisi diatas basis yang ditarik dari ke kanan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun persentase cacat semua tipe produk genteng dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Persentase Cacat Semua Tipe Produk Genteng No
Tipe Produk Jumlah Cacat pcs
Cacat 1 Exel
Flat
8597 36,5410
2 Elabana Round
14930 63,4590
Total 23527
100
Setelah didapat nilai persentase untuk masing-masing produk, kemudian diurutkan mulai dari persentase yang terbesar ke persentase yang terkecil dan
dihitung kumulatif seperti yang terlihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Persentase Kumulatif Semua Tipe Produk Genteng No
Tipe Produk Jumlah Cacat pcs
Cacat Kumulatif
1 Elabana Round
14930 63,4590
63,4590
2 Exel Flat
8597 36,5410
100
Total 23527
100
Untuk mengetahui jenis tipe produk cacat dominan dengan menggunakan Diagram pareto dapat dilihat pada gambar 5.2.
Gambar 5.2. Diagram Pareto Kecacatan Produk
Universitas Sumatera Utara
Dari Diagram Pareto di atas dapat dilihat jenis produk cacat dengan persentase terbesar yaitu jenis produk tipe Elabana Round. Persentase kumulatif
jenis produk tipe Elabana Round tersebut mencapai 63,4590. Nilai tersebut sesuai dengan prinsip Pareto 70-30, dimana 70 kecacatan produk tipe Elabana
Round disebabkan oleh 30 kecacatan tipe Exel Flat. Sehingga untuk mengurangi jumlah produk cacat sampai tingkat 70 cukup dengan
mengendalikan kecacatan produk tipe Elabana Round. Sebab jika mengendalikan kecacatan kedua tipe produk yang ada akan menjadi tidak efisien
karena akan memakan waktu, biaya dan tenaga yang sangat besar. Jadi fokus penelitian pada proyek Six Sigma ini yaitu pada produk genteng tipe Elabana
Round.
5.2.1.3. Penggambaran Alur Proses Produksi Menggunakan SIPOC dan OPC