5.2.3.1. Analisis Critical To Quality CTQ Potensial dengan Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah teknik grafis sederhana yang menggambarkan relativitas dari tingkat-tingkat penting atau tidaknya berbagai permasalahan yang
membedakan antara ’vital few’ dan ’trivial many’, yang terfokus pada isu-isu pengembangan dan peningkatan kualitas maksimal beserta relevansinya.
Prosedur penentuan prioritas dalam diagram Pareto yaitu: 1.
Pemilihan konsistensi yang akan di ranking dan diukur misalnya frekuensi,biaya dan lain-lain
2. Menyusun daftar-daftar elemen dari kiri ke kanan di atas aksis garis horizontal
sebagai ukuran order 3.
Mengatur kesesuaian skala vertikal pada bagian kiri dan di atas klasifikasinya 4.
Mengatur skala 0 - 100 dibagian kana dan menarik garis tegas yang lebih tinggi, dan menggesernya pada posisi diatas basis yang ditarik dari ke kanan.
Untuk mengetahui jenis kecacatan yang dominan dengan menggunakan Diagram Pareto yang dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8. Diagram Pareto Jenis Kecacatan Produk Tipe Elabana Round
Universitas Sumatera Utara
Dari Diagram Pareto di atas dapat dilihat jenis cacat dengan persentase terbesar yaitu untuk jenis cacat pecah sudut, potongan tidak rapi dan, warna tidak
sempurna. Persentase kumulatif untuk ketiga jenis cacat tersebut mencapai 78.3. Nilai tersebut sesuai dengan prinsip Pareto 80-20, dimana 80 produk cacat
disebabkan oleh 20 jenis kecacatan. Sehingga untuk mengurangi jumlah produk cacat sampai tingkat 80 cukup dengan mengendalikan jenis cacat pecah sudut,
potongan tidak rapi dan, warna tidak sempurna. Sebab jika mengendalikan semua jenis kecacatan yang ada akan menjadi tidak efisien karena akan memakan waktu,
biaya dan tenaga yang sangat besar.
5.2.3.2. Analisis C ause Effect Diagram
Diagram sebab-akibat Cause-Effect Diagram dikenal dengan istilah diagram tulang ikan fishbone diagram. Diagram ini berguna untuk menganalisis
dan menentukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam menentukan karakteristik kualitas produk berdasarkan kategori rasional.
Disamping itu juga berguna untuk mencari penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah.
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam membuat Cause and Effect Diagram yaitu:
1. Penggambaran panah dengan kotak di ujung kanan dan penentuan masalah
yang hendak diperbaiki. Diusahakan terdapat tolak ukur yang jelas dari permasalahan tersebut sehingga perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan
Universitas Sumatera Utara
dapat dilakukan. Masalah yang hendak diperbaiki yaitu pecah sudut, potongan tidak rapih dan warna tidak sempurna.
2. Penentuan faktor-faktor penyebab utama yang diperkirakan menjadi sumber
terjadinya penyimpangan. Penggambaran dengan anak panah cabang-cabang yang menunjukkan faktor-faktor penyebab ini mengarah pada panah utama
yang telah digambarkan sebelumnya. Penentuan faktor penyebab utama dilakukan berdasarkan kategori sumber daya produksi yang digunakan, yaitu
mesin, material, metode, operator, dan lingkungan. 3.
Pencarian lebih lanjut faktor-faktor yang lebih terperinci yang secara nyata berpengaruh atau mempunyai akibat pada faktor-faktor penyebab utama
tersebut dengan menggambarkan anak panah yang lebih kecil yang mengarah pada panah faktor penyebab utama.
4. Pengeperiksaan apakah semua item yang berkaitan dengan karakteristik
kualitas output telah benar-benar dicantumkan dalam diagram. Bila semuanya telah tercantum dan hubungan sebab akibat telah digambarkan dengan tepat,
maka diagram Cause and Effect Diagram yang dibuat telah lengkap.
5.2.3.2.1. Analisis C
ause Effect Diagram Pecah Sudut
Produk pecah sudut dikategorikan sebagai produk defect cacat dimana produk yang telah di keringkan dalam curring room selama 24 jam mengalami
pecah pada bagian sudut produk pada saat proses pemisahan antara cetakan dengan produk di mesin Depallater oleh operator.
Universitas Sumatera Utara
Adapun gambar Cause and Effect Diagram untuk masalah pecah sudut dapat lihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.9. Cause Effect Diagram Penyebab Cacat Pecah Sudut
Adapun uraian dari gambar 5.8. Cause Effect Diagram cacat pecah sudut yaitu:
1. Mesin
Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada mesin adalah : a.
Posisi cetakan tidak tepat Faktor penyebabnya adalah conveyor mengalami masalah kerusakan
sehingga posisi cetakan mengalami pergeseran pada saat berada di stasiun Depallater
b. Mata pisau tumpul
Faktor penyebabnya adalah frekuensi inspeksi pengeperiksaan yang tidak terjadual oleh operator terhadap mata pisau di satsiun Depallater
Universitas Sumatera Utara
c. Kecepatan putaran roda pisau tidak optimal
Faktor penyebabnya adalah mata pisau tidak terpasang dengan baik longgar dan produktifitas mesin Depallater yang masih rendah
2. Material
Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada Material adalah : a.
Kadar mould oil yang kurang merata pada permukaan cetakan sehingga produk yang telah kering dari stasiun curring room lengket terhadap
cetakan yang mengakibatkan produk mengalami pecah pada sudutnya pada saat dipisahkan dengan menggunakan mesin Depallater
b. Komposisi perbandingan bahan tidak sesuai spesifikasi yaitu dimana
konsentrasi bahan material yang terdiri dari bahan baku pasir,dan semen serta bahan penolong air tidak sesuai dengan ketetapan
perusahaan yaitu 3:1:0,1 sehingga produk yang dihasilkan bersifat lunak dan rapuh
c. Kualitas material tidak sesuai spesifikasi
Faktor penyebabnya adalah material yang diterima perusaahan dari supplier memiliki kualitas yang kurang baik sehingga berpengaruh
terhadap kualitas produk d.
Konsentrasi bahan kurang homogen Faktor penyebabnya adalah pengadukan pencampuran bahan yang
terdiri dari bahan baku pasir dan semen serta bahan penolong air dengan perbandingan 3:1:0,1 pada mesin Mortar mixer di stasiun pencampuran
Universitas Sumatera Utara
kurang lama 20 menit sehingga berpengaruh terhadap kualitas produk
3. Metode
Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada Metode adalah : a.
Kontrol materialbahan tidak efektif Faktor penyebabnya adalah inspeksipengeperiksaan yang dilakukan
oleh departemen quality control terhadap materialbahan yang berasal dari supplier tidak sesuai dengan metode inspeksi yang telah di tetapkan
oleh perusahaan b.
Maintenance program gagal Faktor penyebabnya adalah system perencanaa yang dilakukan oleh
perusahaan pada bagian produksi masih kurang baik c.
Prosedur kurang baik, dimana system pelaksanaan proses produksi masih belum sesuai dengan SOP dalam produksi pembuatan genteng
4. Operator
Operator dalam hal ini pekerja yang terlibat langsung dengan proses produksi, mempunyai peran yang sangat penting pada produk yang akan
dihasilkan. Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada operator adalah : a.
Skill Faktor penyebabnya adalah pendidikan yang dimiliki oleh operator
rendah dan pengalaman yang kurang sehingga berpengaruh terhadap cara kerja si operator pada saat proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
b. Tidak disiplin
Tidak disiplin adalah kurang pengawasan supervisor pada saat operator bekerja dan kurangnya motivasi dalam diri si operator pada saat bekerja
c. Lalai
Faktor penyebabnya adalah dikarenakan factor kelelehan yang dirasakan oleh operator dan kurang konsentrasinya si operator pada saat bekerja
5. Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi variasi dari pengukuran kualitas produk genteng tipe Elabana Round. Adapun uraian permasalahan yang
terjadi pada lingkungan adalah : a.
Basah Faktor penyebabnya adalah factor cuaca yang tidak stabil sering turun
hujan sehingga lantai produksi mengalami kelembapan dan basah b.
Tidak nyaman Faktor penyebabnya adalah kebisingan dari mesin-mesin yang berada di
lantai produksi, panas yang ditimbulkan oleh atap pabrik yang terlalu rendah dan tidak adanya pendingin serta lantai dan ruangan yang kotor
yang disebabkan oleh tidak adanya jadual kebersihan yang teratur sehingga lingkungan terasa tidak nyaman bagi operator. Rasa nyaman
dalam bekerja harus diciptakan agar dapat bekerja dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.2.2. Analisis C
ause Effect Diagram Potongan Tidak Rapih
Produk dengan bentuk potongan tidak rapih dikategorikan sebagai produk defect cacat dimana produk hasil dari mesin cetak Foaming tidak
sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dimana akan mempengaruhi kualitas produk pada saat digunakan.
Adapun gambar Cause and Effect Diagram untuk masalah potongan tidak rapih dapat lihat pada Gambar 5.9.
Gambar 5.10. Cause Effect Diagram Penyebab Cacat Potongan Tidak Rapih
Adapun uraian dari gambar 5.9. Cause Effect Diagram cacat potongan produk tidak rapih yaitu:
1. Mesin
Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada mesin adalah : a.
Kecepatan roda roller tidak optimal Faktor penyebabnya adalah produktifitas mesin foaming yang masih
kurang optimal sehingga mempengaruhi terhadap proses pemotongan produk di making head
Universitas Sumatera Utara
b. Posisi cetakan tidak tepat
Faktor penyebabnya
adalah propulsion mengalami masalah dikarenakan
proses inspeksipengeperiksaan tidak terjadual sehingga daya dorong propulsion terhadap tidak maksimal serta conveyor mengalami masalah
c. Mata pisau tumpul
Faktor penyebabnya adalah range penggunaan mata pisau yang terlalu lama sehingga mengalami tumpul pada mata pisaunya, ini dikarenakan
frekuensi inspeksipengaperiksaan yang tidak terjadual di stasiun Foaming
2. Material
Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada Material adalah : a.
Komposisi perbandingan bahan tidak sesuai spesifikasi yaitu dimana konsentrasi bahan material yang terdiri dari bahan baku pasir,dan
semen serta bahan penolong air tidak sesuai dengan ketetapan perusahaan yaitu 3:1:0,1 sehingga produk yang dihasilkan bersifat lunak
rapuh pada saat proses making head di mesin Foaming b.
Kualitas material tidak sesuai spesifikasi Faktor penyebabnya adalah material yang diterima perusaahan dari
supplier memiliki kualitas yang kurang baik sehingga berpengaruh terhadap kualitas produk
c. Konsentrasi bahan kurang homogen
Faktor penyebabnya adalah pengadukan pencampuran bahan yang terdiri dari bahan baku pasir dan semen serta bahan penolong air dengan
Universitas Sumatera Utara
perbandingan 3:1:0,1 pada mesin Mortar mixer di stasiun pencampuran kurang lama 20 menit sehingga berpengaruh terhadap proses making
head di mesin Foaming 3.
Metode Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada Metode adalah :
a. Kontrol materialbahan tidak efektif
Faktor penyebabnya adalah inspeksipengeperiksaan yang dilakukan oleh departemen quality control terhadap materialbahan yang berasal
dari supplier tidak sesuai dengan metode inspeksi yang telah di tetapkan oleh perusahaan
b. Maintenance program gagal
Faktor penyebabnya adalah system perencanaa yang dilakukan oleh perusahaan pada bagian produksi masih kurang baik
c. Prosedur kurang baik, dimana system pelaksanaan proses produksi
masih belum sesuai dengan SOP dalam produksi pembuatan genteng 4.
Operator Operator dalam hal ini pekerja yang terlibat langsung dengan proses
produksi, mempunyai peran yang sangat penting pada produk yang akan dihasilkan. Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada operator adalah :
a. Skill
Faktor penyebabnya adalah pendidikan yang dimiliki oleh operator rendah dan pengalaman yang kurang sehingga berpengaruh terhadap
cara kerja si operator pada saat proses produksi
Universitas Sumatera Utara
b. Tidak disiplin
Faktor penyebabnya adalah kurang pengawasan supervisor pada saat operator bekerja dan kurangnya motivasi dalam diri si operator pada saat
bekerja c.
Lalai Faktor penyebabnya adalah dikarenakan factor kelelehan yang dirasakan
oleh operator dan kurang konsentrasinya si operator pada saat bekerja 5.
Lingkungan Lingkungan juga dapat mempengaruhi variasi dari pengukuran kualitas
produk genteng tipe Elabana Round. Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada lingkungan adalah :
a. Basah
Faktor penyebabnya adalah faktor cuaca yang tidak stabil sering turun hujan sehingga lantai produksi mengalami kelembapan dan basah
b. Tidak nyaman
Faktor penyebabnya adalah kebisingan dari mesin-mesin yang berada di lantai produksi, panas yang ditimbulkan oleh atap pabrik yang terlalu
rendah dan tidak adanya pendingin serta lantai dan ruangan yang kotor yang disebabkan oleh tidak adanya jadual kebersihan yang teratur
sehingga lingkungan terasa tidak nyaman bagi operator. Rasa nyaman dalam bekerja harus diciptakan agar dapat bekerja dengan baik
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.2.3. Analisis C
ause Effect Diagram Warna Tidak Sempurna
Produk dengan warna tidak sempurna dikategorikan sebagai produk defect cacat dimana warna pada permukaan produk jadi tidak merata yang di
inspeksi secara visual oleh operator yang dapat mempengaruhi tampilan produk estetika.
Adapun gambar Cause and Effect Diagram untuk masalah warna tidak sempurna dapat lihat pada Gambar 5.10.
Gambar 5.11. Cause Effect Diagram Penyebab Cacat Potongan Tidak
Sempurna
Adapun uraian dari gambar 5.10. Cause Effect Diagram cacat warna produk tidak sempurna yaitu:
1. Mesin
Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada mesin adalah : a.
Putaran brush warna macet Faktor penyebabnya adalah frekuensi inspeksipengeperiksaan terhadap
mesin Slurry applicator yaitu pada bagian brush warna tidak terjadual sehingga putaran brush warna mengalami macat mengakibatkan warna
Universitas Sumatera Utara
pada permukaan genteng basah tidak merata serta produktivitas mesin Slurry applicator masih kurang optimal
b. Brush warna menipis
Faktor penyebabnya adalah frekuensi inspeksipengeperiksaan terhadap mesin Slurry applicator yaitu pada bagian brush warna tidak terjadual
sehingga warna yang pada permukaan genteng basah tidak merata diakibatkan oleh brush warna yang terkikismenipis
2. Material
Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada Material adalah : a.
Kualitas bahan pewarna tidak sesuai spesifikasi Faktor penyebabnya adalah bahan-bahan pewarna yang terdiri dari pasir
silica, Oxide, GC4, Semen yang berasal dari supplier memiliki kualitas rendah dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan b.
Konsentrasi pasir silica, Oxide, GC4, Semen dan air kurang homogen Faktor penyebabnya adalah pengadukan pencampuran bahan pewarna
yang terdiri dari pasir silica, Oxide, GC4,Semen dan air pada slurry mixer kurang lama15 menit smengakibatkan campuran bahan
pewarna tersebut masih kurang homogeny sehingga warna yang dihasilkan pada permukaan produk genteng basah tidak merata serta
pengeperiksaan pada departemen quality control belum optimal
Universitas Sumatera Utara
3. Metode
Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada Metode adalah : a.
Kontrol materialbahan tidak efektif Faktor penyebabnya adalah inspeksipengeperiksaan yang dilakukan
oleh departemen quality control terhadap bahan pewarna yang terdiri dari pasir silica, Oxide, GC4, Semen dan air yang berasal dari supplier
tidak sesuai dengan metode inspeksi yang telah di tetapkan oleh perusahaan
b. Maintenance program gagal
Faktor penyebabnya adalah system perencanaa yang dilakukan oleh perusahaan pada bagian produksi masih kurang baik
c. Prosedur kurang baik, dimana system pelaksanaan proses produksi
masih belum sesuai dengan SOP dalam produksi pembuatan genteng 4.
Operator Operator dalam hal ini pekerja yang terlibat langsung dengan proses
produksi, mempunyai peran yang sangat penting pada produk yang akan dihasilkan. Adapun uraian permasalahan yang terjadi pada operator adalah :
a. Skill
Faktor penyebabnya adalah pendidikan yang dimiliki oleh operator b.
Tidak disiplin Faktor penyebabnya adalah kurang pengawasan supervisor pada saat
operator bekerja dan kurangnya motivasi dalam diri si operator pada saat bekerja
Universitas Sumatera Utara
c. Lalai
Faktor penyebabnya adalah dikarenakan factor kelelehan yang dirasakan oleh operator dan kurang konsentrasinya si operator pada saat bekerja
5. Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi variasi dari pengukuran kualitas produk genteng tipe Elabana Round. Adapun uraian permasalahan yang
terjadi pada lingkungan adalah : a.
Basah Faktor penyebabnya adalah factor cuaca yang tidak stabil sering turun
hujan sehingga lantai produksi mengalami kelembapan dan basah b.
Tidak nyaman Faktor penyebabnya adalah kebisingan dari mesin-mesin yang berada di
lantai produksi, panas yang ditimbulkan oleh atap pabrik yang terlalu rendah dan tidak adanya pendingin serta lantai dan ruangan yang kotor
yang disebabkan oleh tidak adanya jadual kebersihan yang teratur sehingga lingkungan terasa tidak nyaman bagi operator. Rasa nyaman
dalam bekerja harus diciptakan agar dapat bekerja dengan baik
5.2.3.3. Analisis Kesamaan Penyebab Terjadinya Cacat Produk
Dari uraian Cause Effect Diagram diatas, Digram SIPOC Suppliers- Inputs-Process-Outputs-Customer dan Operation Process Chart OPC
sebelumnya dapat dilihat sumber penyebab terjadinya jenis cacat dominan pada produk Elabana Round. Faktor metode, manusia, dan lingkungan merupakan
Universitas Sumatera Utara
penyebab yang umum untuk semua jenis kecacatan yang ada. Sedangkan faktor mesin dan material merupakan penyebab kecacatan bersifat khusus, dimana setiap
jenis kecacatan biasanya disebabkan oleh kesalahan mesin dan material yang berbeda. Namun ada beberapa kesamaan sumber penyebab terjadinya cacat antara
ketiga jenis cacat dominan dengan jenis kecacatan lainnya, khususnya yang disebabkan faktor mesin dan material bahan yang dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Kesamaan Faktor Penyebab Terjadinya Cacat Produk Tipe Elabana
Round Jenis Cacat
Pecah Sudut Potongan Tidak
Rapih Warna Tidak
Sempurna Gep Tidak
Sempurna
- - -
Rapuh
Konsentrasi dan perbandingan bahan
tidak sesuai -
- Debris tai
burung - -
Kualitas material tidak sesuai
spesifikasi
Tergores
- Posisi cetakan tidak
tepat
- Gelombang
- Posisi cetakan tidak
tepat
- Kerikil
akar Kualitas material
tidak sesuai spesifikasi
- -
Retak
Konsentrasi dan perbandingan bahan
tidak sesuai spesifikasi
Posisi cetakan tidak tepat
-
Jadi dengan mengendalikan semua faktor penyebab terjadinya ketiga jenis cacat dominan, secara tidak langsung terdapat kemungkinan mengurangi
terjadinya jenis cacat yang lain karena kesamaan faktor penyebabnya.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.4. Failure Mode and Effect Analysis FMEA