10
2.7 Pengeringan
Muchtadi et al. 1995 menyatakan bahwa pengeringan merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari bahan dengan menggunakan energi panas,
sehingga tercapai tingkat kadar air kesetimbangan dengan kondisi udara normal. Dengan kadar air yang rendah, maka daya tahan produk dapat ditingkatkan dan produk lebih awet. Nasution 1982
menyatakan bahwa pengeringan merupakan metode untuk menurunkan kadar air bahan pangan. Pengeringan merupakan metode tertua untuk pengawetan bahan pangan. Hal ini karena dalam
keadaan kering mikroba pembusuk tidak dapat tumbuh, dan enzim penyebab perubahan kimia tidak dapat aktif secara normal.
Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dengan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan dan pengepakan. Di samping itu, pengeringan juga
menimbulkan beberapa kerugian antara lain terjadinya perubahan warna, tekstur, dan aroma Winarno et al., 1982. Menurut Achanta, Okos 2000, pengeringan makanan telah diaplikasikan untuk
beberapa alasan, antara lain: meningkatkan umur simpan, mengurangi biaya pengemasan, menurunkan beban pengiriman, meningkatkan rasa dan aroma, penambahan nilai jual dengan
merubah struktur dari produk asli dan penambahan nilai gizi atau nutrisi. Purnomo, Adiono 1985 menyatakan bahwa pengeringan mempunyai kerugian hilangnya flavor yang mudah menguap dan
memucatnya pigmen, perubahan struktur, dan menimbulkan bau gosong pada kondisi tidak terkendali. Ada beberapa peranan udara pada proses pengeringan bahan, antara lain: udara mengambil uap
di daerah pengeringan, udara menghantarkan panas ke dalam bahan yang dikeringkan, dan udara merupakan tempat membuang uap yang telah diambil dari tempat pengeringan Sutijahartini, 1985.
Menurut Sutijahartini 1985, kadar air bahan yang diketahui karena proses pengeringan dapat dinyatakan dalam dua macam, yaitu kadar air berdasarkan bahan basah b.b. dan kadar air
berdasarkan bahan kering b.k.. Kadar air basis kering adalah jumlah air yang diuapkan per berat bahan setelah pengeringan. Jumlah air yang diuapkan adalah berat bahan sebelum pengeringan
dikurangi berat bahan setelah pengeringan atau dinyatakan pada persamaan 1 berikut ini:
1 Kadar air basis basah dinyatakan sebagai jumlah air yang diuapkan per berat bahan sebelum
pengeringan, dengan rumus pada persamaan 2 berikut ini:
2
2.8 Spray Dryer