Densitas kamba tanpa pemadatan Densitas kamba dengan pemadatan

34 Gambar 19. Kurva regresi kelarutan dalam air tepung hasil pengeringan spray dryer terhadap suhu pengeringan

4.2.6 Densitas Kamba

Heldman, Singh 1981 menyatakan bahwa densitas kamba merupakan sifat fisik bahan pangan berupa biji-bijian dan tepung. Densitas kamba ini sangat penting terutama dalam hal pengemasan dan penyimpanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi densitas kamba antara lain: karakteristik ukuran partikel atau granula, ruang kosong void, dan porositas. Karakteristik ukuran granula di antaranya pipih, bulat, beraturan atau tidak, kecil, besar, homogen atau heterogennya granula bahan tersebut. Husain et al. 2006 menyatakan bahwa densitas kamba dari tepung sangat dipengaruhi oleh kadar air bahan. Makin rendah kadar air tepung yang terbentuk dari droplet saat dikeringkan menggunakan pengering semprot, maka semakin kecil volume butiran tepung sehingga makin besar densitas kamba tepung. Densitas kamba yang tinggi mempunyai arti bahwa tepung tersebut lebih ringkas karena untuk volume yang sama tepung mempunyai berat yang lebih besar. Menurut Syarief, Irawati 1988, densitas kamba penting diketahui bagi bahan pertanian yang akan disimpan dan digunakan dalam merencanakan suatu gudang penyimpanan, volume alat pengolahan atau sarana transportasi, juga mengkonversi harga satuan. Besar kecilnya densitas kamba dipengaruhi pula oleh besarnya partikel dan metode pengukuran. Syarief, Irawati 1988 manyatakan bahwa semakin besar ukuran partikel, densitas kambanya semakin kecil sehingga kekambaannya semakin besar, demikian pula sebaliknya. Menurut Lindawati 1992, peranan densitas kamba terutama berkaitan dengan pengemasan yaitu semakin besar densitas kamba maka kemasan yang diperlukan semakin kecil untuk sejumlah berat yang sama.

4.2.6.1 Densitas kamba tanpa pemadatan

Berdasarkan hasil analisa ragam Lampiran 13, terlihat bahwa perlakuan suhu pengeringan spray dryer memberikan hasil yang berbeda nyata pada nilai densitas kamba tanpa pemadatan pada tepung jambu biji p 0.05. Berdasarkan hasil uji Duncan, hasil terbaik untuk nilai densitas kamba tanpa pemadatan adalah tepung pada suhu pengeringan 150 o C. Tepung jambu biji yang dikeringkan pada suhu pengeringan 150 o C mempunyai nilai densitas kamba tanpa pemadatan tertinggi yaitu 342.22 kgm 3 . Nilai densitas kamba tanpa pemadatan disusul oleh tepung suhu 170 o C sebesar 440 kgm 3 , lalu tepung suhu 160 o C sebesar 403.33 kgm 3 , dan 35 tepung hasil pengeringan suhu 180 o C yang memiliki nilai densitas kamba tanpa pemadatan yang paling rendah yaitu 571.11 kgm 3 . Menurut Hudin et al. 1989, semakin tinggi konsentrasi bahan pengisi, maka akan memberikan densitas kamba yang semakin tinggi pula. Pernyataan bahwa makin rendah kadar air tepungtepung maka semakin besar densitas kamba tepung tidak berlaku pada kondisi ini, karena pada kenyataannya nilai densitas kamba tepung relatif cenderung meningkat seiring dengan tingginya kadar air. Gambar 20 adalah kurva regresi untuk demsitas kamba tanpa pemadatan tepung jambu biji. Dengan analisa regresi, diperoleh persamaan kuadratik y= -6.5x + 1511, dengan R 2 = 0.752, dimana x adalah suhu pengeringan spray dryer o C dan y adalah densitas kamba tanpa pemadatan tepung jambu biji kgm 3 . Gambar 20. Kurva regresi densitas kamba tanpa pemadatan tepung hasil pengeringan spray dryer terhadap suhu pengeringan

4.2.6.2 Densitas kamba dengan pemadatan

Berdasarkan hasil analisa ragam Lampiran 14, terlihat bahwa perlakuan suhu pengeringan spray dryer memberikan hasil yang berbeda nyata pada nilai densitas kamba dengan pemadatan pada tepung jambu biji p 0.05. Berdasarkan hasil uji Duncan, hasil terbaik untuk nilai densitas kamba tanpa pemadatan adalah tepung pada suhu pengeringan 150 o C. Tepung jambu biji yang dikeringkan pada suhu pengeringan 150 o C mempunyai nilai densitas kamba dengan pemadatan tertinggi yaitu 590.64 kgm 3 . Nilai densitas kamba tanpa pemadatan disusul oleh tepung suhu 170 o C sebesar 485.71 kgm 3 , lalu tepung suhu 160 o C sebesar 434.19 kgm 3 , dan tepung hasil pengeringan suhu 180 o C yang memiliki nilai densitas kamba dengan pemadatan yang paling rendah yaitu 379.58 kgm 3 . Perbedaan dalam pengujian densitas kamba tanpa pemadatan dan dengan pemadatan adalah pada perlakuan pemadatan tepung dengan cara beaker glass diketuk-ketuk. Hal ini menyebabkan rongga-rongga kosong akan terisi oleh tepung dan volume menjadi lebih kecil meskipun berat tepung tetap sama. Gambar 21 adalah kurva regresi untuk densitas kamba dengan pemadatan tepung jambu biji. Dengan analisa regresi, diperoleh persamaan kuadratik y= -5.816x + 1432, dengan R 2 = 0.698, dimana x adalah suhu pengeringan spray dryer o C dan y adalah densitas kamba dengan pemadatan tepung jambu biji kgm 3 . 36 Gambar 21. Kurva regresi densitas kamba dengan pemadatan tepung hasil pengeringan spray dryer terhadap suhu pengeringan

4.2.7 Laju Pembasahan