4.3. Desain Penelitian
Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  survey. Metode  survey  yang  digunakan  adalah  kuesioner  yang  ditanyakan  langsung
kepada  responden.  Metode  ini  memperoleh  informasi  berdasarkan  pertanyaan yang  diajukan  kepada  responden.  Kuesioner  yang  diberikan  berisikan
pertanyaan-pertanyaan  yang  telah  dirumuskan  sehingga  responden  dapat memberikan informasi berupa jawaban dalam pertanyaan.
4.4. Data dan Instrumentasi
Penelitian  ini  menggunakan  dua  jenis  data  yaitu  data  primer  dan  data sekunder.  Data  primer  merupakan  data  yang  diperoleh  dari  hasil  wawancara
langsung  baik  dengan  pihak  perusahaan  maupun  pihak  responden  dengan menggunakan kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat didalam kuesioner
pada  bagian  karakteristik  konsumen  dan  proses  keputusan  pembelian  didapatkan dari  skripsi  terdahulu.  Sedangkan,  Atribut-atribut  yang  terdapat  dalam  kuesioner
pada  bagian  evaluasi  atribut,  didapatkan  dari  survey  pendahuluan  kepada konsumen  Fishing  Valley  yang  dilakukan  sebelum  kuesioner  disebarkan  kepada
responden. Data  sekunder  merupakan  data  yang  diperoleh  dari  informasi-informasi
yang  bersifat  umum  seperti  laporan  penelitian  terdahulu,  internet  dan informasi-informasi  dari  instansi  terkait  seperti  Badan  Pusat  Statistik,  Dinas
Pariwisata Kabupaten Bogor, dan lain sebagainya
4.5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  wawancara  langsung  dengan  pihak perusahaan dan responden yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Pihak perusahaan
yang  diwawancarai  adalah  manajer  pemancingan  Fishing  Valley  Bogor  dan karyawan-karyawan  khususnya  karyawan  yang  menangani  sistem  galatama.
Sedangkan  responden  yang  diwawancari  adalah  konsumen  galatama  Fishing Valley  Bogor  yang  sedang  memancing  yang  diajukan  pertanyaan  dengan
menggunakan  paduan  kuesioner.  Waktu  pengumpulan  data  berlangsung  mulai bulan April hingga Mei 2009.
34
4.6. Metode Pengolahan Data 4.6.1. Analisis Deskriptif
Metode  analisis  deskriptif  adalah  suatu  metode  dalam  meneliti  status sekelompok orang, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu  kelas  peristiwa  pada  masa  sekarang.  Metode  ini  bertujuan  untuk menggambarkan  sifat  sesuatu  yang  tengah  berlangsung  pada  saat  penelitian
dilakukan  dan  memeriksa  sebab-sebab  dari  suatu  gejala  tertentu.  Selain  itu, metode  ini  bertujuan  menjawab  pertanyaan  yang  menyangkut  sesuatu  pada  saat
berlangsungnya proses penelitian Nazir 2005. Analisis  deskriptif  digunakan  dalam  penelitian  ini  untuk  melihat
karakteristik  umum  pengunjung  wisata  memancing  Fishing  Valley  Bogor.  Data diperoleh  dari  kuesioner  dan  wawancara  ditabulasikan  dalam  kerangka  Tabel,
kemudian  dianalisis  untuk  melihat  karakteristik  umum  pengunjung  yang  akan dilakukan  perhitungan  persentase  secara  manual  dengan  bantuan  kalkulator  dan
komputer.
4.6.2. Analisis Biplot
Biplot  merupakan  teknik  statistik  deskriptif  dimensi  ganda  yang  dapat disajikan  secara  visual  dengan  menyajikannya  secara  simultan  segugus  objek
pengamatan  dan  peubah  dalam  suatu  grafik  pada  suatu  bidang  datar  sehingga ciri-ciri peubah dan objek pengamatan serta posisi relatif antara objek pengamatan
dengan  peubah  dapat  dianalisis.  Misalkan  suatu  matriks  data  X  berukuran  nxp yang berisi n pengamatan dan p peubah yang dikoreksi terhadap nilai rata-ratanya
dan berpangkat r, maka dapat dituliskan menjadi : X = U L A`
Dimana U dan A masing-masing berukuran nxr dan pxr. U adalah nilai loading, L adalah selisih, dan A` adalah peubah.
Pengolahan  data  menggunakan  software  the  SAS  sistem  version  9.1 dengan  menggunakan  program  makro  biplot.  Input  untuk  makro  biplot  adalah
matriks  rataan  yaitu  matriks  yang  berisi  rataan  dari  setiap  peubah  pada  setiap objek atau matriks data dari n objek dan p peubah itu sendiri. Struktur data yang
dapat dianalisis dengan metode biplot diperlihatkan oleh tabel berikut 35
Tabel 5. Struktur Data yang dapat Dianalisis dengan Metode Biplot
Merek… Peubah ke-
1 2
3 …..
M 1
y
11
y
12
y
13
… y
1m
2 y
21
y
22
y
23
… y
2m
3 y
31
y
32
y
33
… y
3m
… ….
… …
… …
N y
n1
y
n2
y
n3
… y
nm
Keterangan : n = jumlah merek pemancingan m = jumlah peubah pengamatan
y
nm
= skala penilaian responden pada merek ke-I terhadap peubah ke-j Sumber : Dillon  Goldstein 1984
Output  Biplot  berupa  nilai  singular  dan  keragamannya,  rasio  skala  garis pada  biplot,  koordinat  biplot  serta  biplot  itu  sendiri.  Dua  nilai  singular  pertama
menunjukkan keragaman yang diterangkan oleh komponen 1 sumbu utama dan komponen 2 sumbu 2 pada biplot. Besarnya keragaman yang dapat diterangkan
oleh kedua sumbu utama tersebut dinilai dari persentase keragamannya. Analisis  Biplot  bertujuan  untuk  mengetahui  hubungan  antar  atribut,
kemiripan relatif antar mereknama agrowisata pemancingan di Kabupaten Bogor dan  sekitarnya  Jabodetabek,  posisi  relatif  antar  mereknama  agrowisata
pemancingan  di  Kabupaten  Bogor  dengan  atribut  dan  nilai  atribut  pada  suatu mereknama agrowisata pemancingan di Kabupaten Bogor dan pemancingan lain
yang telah ditentukan. Adapun nama agrowisata pemacingan di Kabupaten Bogor yang  diteliti  dalam  penelitian  ini  Fishing  Valley,  Telaga  FajarMulya,  Telaga
Cibubur,  Telaga  Mina,  dan  Telaga  Arwana.  Sedangkan  peubah  yang  diamati antara lain jumlah ikan, variasi ikan, ukuran ikan, kebersihan kolam, luas kolam,
fasilitas  tambahan  pada  kolam,  harga,  sistem  pemancingan,  fasilitas  penunjang, sikap  pelayan,  kecepatan  pelayanan,  suasana  tempat  pemancingan,  aksesibilitas,
dan keamanan. Interpretasi  analisis  Biplot  terhadap  agrowisata  pemancingan  Fishing
Valley adalah sebagai berikut : 1  Misalkan  jika  panjang  atribut  harga  lebih  panjang  dibandingkan  dengan
panjang atribut lainnya, maka keragaman atribut harga tinggi, sedangkan jika panjang  atribut  harga  lebih  pendek  dibandingkan  dengan  panjang  atribut
lainnya, maka keragaman atribut harga tersebut rendah.
36
2  Jika sudut antara vektor harga dengan vektor fasilitas penunjang membentuk sudut  yang  sempit,  maka  korelasi  antara  kedua  atribut  tersebut  semakin
positif. Jika sudut antara vektor harga dengan vektor fasilitas penunjang tegak lurus  maka  korelasi  keduanya  rendah,  sedangkan  jika  sudutnya  tumpul
berlawanan arah maka korelasinya negatif. 3  Jika  posisi  merek  agrowisata  pemancingan  Fishing  Valley  searah  dengan
vektor  fasilitas  penunjang  yang  tersedia,  maka  diinterpretasikan  sebagai besarnya nilai atribut tersebut untuk agrowisata pemancingan Fishing Valley.
Semakin  dekat  letak  merek  agrowisata  pemancingan  Fishing  Valley  dengan arah  yang  ditunjuk  oleh  atribut  fasilitas  penunjang  yang  tersedia  maka
semakin tinggi nilai atribut fasilitas penunjang yang tersedia untuk agrowisata pemancingan Fishing Valley.
4  Kemiripan  letakposisi  dua  agrowisata  pemacingan  di  Kabupaten  Bogor misalnya  Fishing  Valley  dengan  Telaga  Fajar  di  mata  konsumen
diinterpretasikan  sebagai  kemiripan  sifat  yang  ditunjukkan  oleh  nilai-nilai atribut yang semakin tinggi.
4.7. Definisi Operasional
1  Wisata  mancing  Fishing  Valley  Bogor  adalah  merupakan  pemancingan sekaligus tempat rekreasi keluarga yang berlokasi di Kabupaten Bogor.
2  Agrowisata  adalah  suatu  bentuk  kegiatan  pariwisata  yang  memanfaatkan usaha agro agribisnis sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. 3  Memancing  adalah  suatu  kegiatan  menangkap  ikan  yang  bisa  merupakan
pekerjaan, hobi, olahraga diluar ruang outdoor atau kegiatan di pinggir atau ditengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan.
4  Positioning  adalah  strategi  komunikasi  untuk  memasuki  jendela  otak konsumen,  agar  produkmereknama  perusahaan  mengandung  arti  tertentu
yang dalam
beberapa segi
mencerminkan keunggulan
terhadap produkmereknama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.
5  Analisis Biplot adalah teknik statistika deskriptif yang dapat disajikan secara visual guna menyajikan secara simultan mereknama pemancingan    yang ada
di  daerah  Bogor  dan  sekitarnya  dan  14  atribut  yang  diteliti  dalam  ruang 37
bidang  datar,  sehingga  ciri-ciri  peubah  dan  objek  pengematan  serta  posisi relatif antar objek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis.
6  Atribut adalah suatu karakteristik, keunikan atau fitur pembeda dari seseorang atau suatu produk.
7  Citra  produk  adalah  dibentuk  berdasarkan  pengalaman  yang  dialami  oleh seseorang terhadap  suatu produk, sehingga pada  akhirnya membangun suatu
sikap  mental.  Sikap  mental  ini  nantinya  akan  dipakai  sebagai  pertimbangan untuk  mengambil  keputusan  karena  citra  dianggap  mewakili  totalitas
pengetahuan seseorang terhadap suatu produk. 8  Marjin  adalah  suatu  istilah  yang  dipergunakan  untuk  menunjukkan  suatu
jaminan  yang wajib ditempatkan oleh pemegang suatu posisi jual  atau beli dalam perdagangan.
9  Determinan  adalah  adalah  suatu  fungsi  tertentu  yang  menghubungkan  suatu bilangan real dengan suatu matriks bujursangkar.
10  Hobi  adalah  kegiatan  rekreasi  yang  dilakukan  pada  waktu  luang  untuk menenangkan pikiran seseorang.
11  Rasio  adalah  menggambarkan  suatu  hubungan  mathematical  relationship antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
38
V  GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada awal tahun 1982, Pak Joseph Hartoyo, pemilik perusahaan membeli
lahan  seluas  3,5  hektar  di  Bogor.  Pembelian  lahan  tersebut  dimaksudkan  untuk investasi  jangka  panjang.  Sebelum  dijadikan  lahan  usaha,  Bapak  Joseph
mempercayai  beberapa  masyarakat  sekitar  untuk  mengelola  lahan  tersebut  yang hanya  dijadikan  kebun.  Beberapa  tahun  kemudian  pada  lahan  tersebut  dibangun
kolam-kolam  kecil  untuk  usaha  pembesaran  ikan  yang  dimaksudkan  untuk menjual ikan konsumsi.
Pada tahun 1998, terjadi kerjasama antara Pak Joseph dan Pak Ramly yang merupakan  salah  satu  karyawanorang  kepercayaan  Pak  Joseph  pada  usaha
kontraktornya,  untuk  mendirikan  usaha  wisata  mancing  dengan  nama  Fishing Valley.  Pembangunan  usaha  wisata  mancing  Fishing  Valley  dilakukan  secara
bertahap  dengan  membangun  kolam  pemancingan  galatama  dan  restoran  pada tahap  awal.  Pembangunan  saung-saung  dilakukan  bertahap  setelah  perusahaan
beroperasi,  kemudian  barulah  dibangun  arena  bermain.  Pada  15  Agustus  2005, wisata  mancing  dengan  nama  Fishing  Valley  FV,  mulai  beroperasi.  Nama
Fishing  Valley merupakan  usulan  dari  anak  Pak  Joseph,  yang  berarti  “lembah
pemancingan”.  Usulan  ini  lalu  dimusyawarahkan  kepada  Pak  Ramly  sebagai pengelola dan karyawan yang bekerja di Fishing Valley. Akhirnya disetujui nama
wisata  mancing  ini  dengan  nama  Fishing  Valley,  dengan  Pak  Ramly  sebagai manajer operasionalnya.
5.2. Gambaran Umum Mengenai Perusahaan