4.6. Metode Pengolahan Data 4.6.1. Analisis Deskriptif
Metode  analisis  deskriptif  adalah  suatu  metode  dalam  meneliti  status sekelompok orang, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu  kelas  peristiwa  pada  masa  sekarang.  Metode  ini  bertujuan  untuk menggambarkan  sifat  sesuatu  yang  tengah  berlangsung  pada  saat  penelitian
dilakukan  dan  memeriksa  sebab-sebab  dari  suatu  gejala  tertentu.  Selain  itu, metode  ini  bertujuan  menjawab  pertanyaan  yang  menyangkut  sesuatu  pada  saat
berlangsungnya proses penelitian Nazir 2005. Analisis  deskriptif  digunakan  dalam  penelitian  ini  untuk  melihat
karakteristik  umum  pengunjung  wisata  memancing  Fishing  Valley  Bogor.  Data diperoleh  dari  kuesioner  dan  wawancara  ditabulasikan  dalam  kerangka  Tabel,
kemudian  dianalisis  untuk  melihat  karakteristik  umum  pengunjung  yang  akan dilakukan  perhitungan  persentase  secara  manual  dengan  bantuan  kalkulator  dan
komputer.
4.6.2. Analisis Biplot
Biplot  merupakan  teknik  statistik  deskriptif  dimensi  ganda  yang  dapat disajikan  secara  visual  dengan  menyajikannya  secara  simultan  segugus  objek
pengamatan  dan  peubah  dalam  suatu  grafik  pada  suatu  bidang  datar  sehingga ciri-ciri peubah dan objek pengamatan serta posisi relatif antara objek pengamatan
dengan  peubah  dapat  dianalisis.  Misalkan  suatu  matriks  data  X  berukuran  nxp yang berisi n pengamatan dan p peubah yang dikoreksi terhadap nilai rata-ratanya
dan berpangkat r, maka dapat dituliskan menjadi : X = U L A`
Dimana U dan A masing-masing berukuran nxr dan pxr. U adalah nilai loading, L adalah selisih, dan A` adalah peubah.
Pengolahan  data  menggunakan  software  the  SAS  sistem  version  9.1 dengan  menggunakan  program  makro  biplot.  Input  untuk  makro  biplot  adalah
matriks  rataan  yaitu  matriks  yang  berisi  rataan  dari  setiap  peubah  pada  setiap objek atau matriks data dari n objek dan p peubah itu sendiri. Struktur data yang
dapat dianalisis dengan metode biplot diperlihatkan oleh tabel berikut 35
Tabel 5. Struktur Data yang dapat Dianalisis dengan Metode Biplot
Merek… Peubah ke-
1 2
3 …..
M 1
y
11
y
12
y
13
… y
1m
2 y
21
y
22
y
23
… y
2m
3 y
31
y
32
y
33
… y
3m
… ….
… …
… …
N y
n1
y
n2
y
n3
… y
nm
Keterangan : n = jumlah merek pemancingan m = jumlah peubah pengamatan
y
nm
= skala penilaian responden pada merek ke-I terhadap peubah ke-j Sumber : Dillon  Goldstein 1984
Output  Biplot  berupa  nilai  singular  dan  keragamannya,  rasio  skala  garis pada  biplot,  koordinat  biplot  serta  biplot  itu  sendiri.  Dua  nilai  singular  pertama
menunjukkan keragaman yang diterangkan oleh komponen 1 sumbu utama dan komponen 2 sumbu 2 pada biplot. Besarnya keragaman yang dapat diterangkan
oleh kedua sumbu utama tersebut dinilai dari persentase keragamannya. Analisis  Biplot  bertujuan  untuk  mengetahui  hubungan  antar  atribut,
kemiripan relatif antar mereknama agrowisata pemancingan di Kabupaten Bogor dan  sekitarnya  Jabodetabek,  posisi  relatif  antar  mereknama  agrowisata
pemancingan  di  Kabupaten  Bogor  dengan  atribut  dan  nilai  atribut  pada  suatu mereknama agrowisata pemancingan di Kabupaten Bogor dan pemancingan lain
yang telah ditentukan. Adapun nama agrowisata pemacingan di Kabupaten Bogor yang  diteliti  dalam  penelitian  ini  Fishing  Valley,  Telaga  FajarMulya,  Telaga
Cibubur,  Telaga  Mina,  dan  Telaga  Arwana.  Sedangkan  peubah  yang  diamati antara lain jumlah ikan, variasi ikan, ukuran ikan, kebersihan kolam, luas kolam,
fasilitas  tambahan  pada  kolam,  harga,  sistem  pemancingan,  fasilitas  penunjang, sikap  pelayan,  kecepatan  pelayanan,  suasana  tempat  pemancingan,  aksesibilitas,
dan keamanan. Interpretasi  analisis  Biplot  terhadap  agrowisata  pemancingan  Fishing
Valley adalah sebagai berikut : 1  Misalkan  jika  panjang  atribut  harga  lebih  panjang  dibandingkan  dengan
panjang atribut lainnya, maka keragaman atribut harga tinggi, sedangkan jika panjang  atribut  harga  lebih  pendek  dibandingkan  dengan  panjang  atribut
lainnya, maka keragaman atribut harga tersebut rendah.
36
2  Jika sudut antara vektor harga dengan vektor fasilitas penunjang membentuk sudut  yang  sempit,  maka  korelasi  antara  kedua  atribut  tersebut  semakin
positif. Jika sudut antara vektor harga dengan vektor fasilitas penunjang tegak lurus  maka  korelasi  keduanya  rendah,  sedangkan  jika  sudutnya  tumpul
berlawanan arah maka korelasinya negatif. 3  Jika  posisi  merek  agrowisata  pemancingan  Fishing  Valley  searah  dengan
vektor  fasilitas  penunjang  yang  tersedia,  maka  diinterpretasikan  sebagai besarnya nilai atribut tersebut untuk agrowisata pemancingan Fishing Valley.
Semakin  dekat  letak  merek  agrowisata  pemancingan  Fishing  Valley  dengan arah  yang  ditunjuk  oleh  atribut  fasilitas  penunjang  yang  tersedia  maka
semakin tinggi nilai atribut fasilitas penunjang yang tersedia untuk agrowisata pemancingan Fishing Valley.
4  Kemiripan  letakposisi  dua  agrowisata  pemacingan  di  Kabupaten  Bogor misalnya  Fishing  Valley  dengan  Telaga  Fajar  di  mata  konsumen
diinterpretasikan  sebagai  kemiripan  sifat  yang  ditunjukkan  oleh  nilai-nilai atribut yang semakin tinggi.
4.7. Definisi Operasional