Latar Belakang Positioning pada Wisata Mancing Fishing Valley Bogor

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati biodiversity nomor tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah atau genetik yang dapat dijadikan sebagai areal wisata 1 . Selain itu, kondisi tanah dan iklim yang beragam juga merupakan aset yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung atau berwisata ke Indonesia. Hal ini terlihat dari data P2DSJ 2008, yang menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 13,02 dari 4.871.351 kunjungan pada tahun 2006 menjadi 5.505.759 kunjungan pada tahun 2007 2 . Sektor pariwisata Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari jumlah devisa yang dihasilkan meningkat dari tahun 2006 sampai tahun 2007 sebesar 20,19 sehingga menyebabkan sektor pariwisata berada pada posisi ketiga sebagai penyumbang devisa bagi Negara. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan Dengan Komoditi Ekspor Lainnya, Tahun 2004-2007 3 Keterangan : Data Januari-Oktober 2007 Sumber : Badan Pusat Statistik 2008 ____________________ 1 Subowo. 2002. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. http:database.deptan.go.idagrowisataviewfitur.asp?id=3. [18 Maret 2009] 2 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia. 2008. http:www.budpar.go.id. [27 Desember 2008] 3 Buku Saku Pariwisata Indonesia. 2008. http:www.budpar.go.id. [27 Desember 2008] Jenis Komoditi Nilai Penerimaan Devisa Juta US Rata-rat a 2004 2005 2006 2007 Minyak dan Gas Bumi 15.587,5 19.231,59 21.209,50 17.464,52 18.373,28 Minyak kelapa sawit 3.233,22 3.756,28 4.817,64 5.997,75 4.451,22 Pariwisata 4.797,88 4.521,89 4.447,97 5.345,98 4.778,43 Karet olahan 3.136,69 3.545,68 5.465,14 5.008,69 4.289,05 Pakaian jadi 4.271,65 4.966,91 5.608,16 4.739,74 4.896,62 Alat listrik 3.406,91 4.364,11 4.448,74 3.947,72 4.041,87 Tekstil 3.301,55 3.703,95 3.908,76 3.474,75 3.597,25 Bahan kimia 1.799,56 2.079,91 2.697,38 3.031,23 2.402,02 Kertas dan barang dari kertas 2.227,83 2.324,77 2.859,22 2.742,11 2.538,48 Makanan Olahan 1.407,17 1.806,31 1.965,56 1.818,41 1.749,36 Kayu Olahan 3.136,69 3.086,16 3.324,97 1.157,20 2.676,26 Peningkatan ini juga dapat dilihat dari PDB yang dihasilkan oleh sektor pariwisata. Berdasarkan data BPS 2008, sektor pariwisata menghasilkan PDB sebesar Rp 6.713,1 miliar pada tahun 2005, Rp 7.246,7 miliar pada tahun 2006, dan mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar Rp 7.773,1 miliar. Salah satu bagian dari pariwisata adalah agrowisata yang merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian agro sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian 4 . Kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam back to nature membuat agrowisata menjadi salah satu alternatif pariwisata yang dikunjungi oleh masyarakat. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan menjadi agrowisata adalah bidang perikanan yang diantaranya terdiri dari budidaya ikan air tawar, budidaya ikan air payau tambak, dan budidaya laut. Agrowisata di bidang perikanan yang menarik salah satunya adalah wisata mancing. Memancing saat ini tidak hanya sekedar sebagai sarana penyalur hobi saja, namun memancing juga dapat menghilangkan stres dari kejenuhan rutinitas kerja. Kegiatan memancing juga dijadikan sebagai sarana perekat pergaulan sosial dan sebagai usaha yang dapat menyerap lapangan pekerjaan. Sebagai perekat pergaulan sosial, memancing dapat memperluas hubungan sosial antar pemancing. Sedangkan sebagai penyerap lapangan pekerjaan, pemancingan dapat menyerap tenaga kerja dari daerah sekitar pemancingan maupun tenaga kerja dari daerah lain, misalnya saja pemancingan Fishing Valley Bogor dapat menyerap 100 orang tenaga kerja informal. Kesenangan pemancing untuk berpindah-pindah dari satu pemancingan ke pemancingan lain membuat bisnis pemancingan saat ini dapat berkembang menjadi suatu peluang bisnis. Oleh karena itu, saat ini mulai banyak kolam pemancingan dikembangkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. ____________________ 4 Ibid, Hlm 1 2 Kabupaten Bogor dan daerah Jabodetabek merupakan daerah rekreasi yang berpotensi untuk pengembangan wisata mancing. Besarnya potensi tersebut, disebabkan banyak daerah di Kabupaten Bogor yang dialiri oleh sungai dan lahan terbuka juga relatif banyak tersedia dengan didukung oleh udara yang sejuk. Selain itu, Kabupaten Bogor juga merupakan daerah yang kaya akan sumber mata air dimana banyak mengalir sungai-sungai atau danau-danau dan memiliki udara yang sejuk sehingga cocok untuk dijadikan objek wisata salah satunya wisata mancing. Pada tahun 2005-2007 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bogor baik wisatawan nusantara winus maupun wisatawan mancanegara wisman mengalami peningkatan, seperti terlihat pada Tabel 2. Peningkatan jumlah wisatawan baik Wisatawan Nusantara sebesar 41,42 maupun Wisatawan Mancanegara sebesar 43.09 mengakibatkan Kabupaten Bogor potensial untuk dijadikan salah satu tempat wisata yang patut diperhitungkan untuk dikunjungi seperti wisata mancing. Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Obyek Wisata di Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2008 Produk pemancingan yang ditawarkan oleh usaha pemancingan dibagi menjadi empat sistem, yaitu sistem galatama, sistem kiloan, sistem harian, dan sistem borongan. Sistem galatama merupakan sistem pemancingan lomba dimana ikan yang didapat oleh pemancing tidak dibawa pulang, hanya ditimbang beratnya lalu dikembalikan lagi ke kolam. Pemancing yang mempunyai jumlah total berat paling besar akan menjadi pemenang dan mendapatkan sejumlah uang yang telah ditentukan. Sistem galatama merupakan sistem yang saat ini digemari oleh masyarakat, dikarenakan selain mendapatkan hadiah sebagai daya tariknya untuk menarik minat konsumen, sistem tersebut juga dapat melatih keahlian dan mengukur kemampuan pemancing menangkap ikan dalam waktu yang singkat. Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Persentase perubahan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Persentase perubahan 2005 803.281 - 8.934 - 2006 1.524.361 89,77 16.954 89,77 2007 2.155.702 41,42 24.259 43,09 3 Sistem kiloan merupakan sistem pemancingan dimana ikan yang telah didapatkan ditimbang lalu dibayar sesuai dengan berat ikan yang didapat. Sistem harian merupakan sistem pemancingan dimana pemancing membayar sejumlah uang untuk berat ikan yang diinginkan terlebih dahulu, baru setelah itu kegiatan memancing dilakukan. Dan sistem borongan merupakan sistem pemancingan yang biasanya digunakan untuk acara gathering atau ulang tahun suatu perusahaaninstansi dimana penyewa membayar sejumlah uang untuk sejumlah ikan yang akan dimasukan kedalam kolam sewa sesuai dengan kesepakatan masing-masing.

1.2. Perumusan Masalah