6.2.5. Evaluasi Hasil Pembelian
Perilaku  evaluasi  hasil  pembelian  adalah  tahap  terakhir  pada  proses keputusan  pembelian.  Tahap  ini  akan  mengevaluasi  tingkat  kepuasan  konsumen
terhadap alternatif yang telah dipilih apakah merasa puas atau tidak. Tabel  28  menunjukkan  bahwa  mayoritas  konsumen  42  orang  atau
44,21 mengatakan merasa biasa saja setelah melakukan kunjungan ke  Fishing Valley  FV.  Sebanyak  33  orang  34,74  mengatakan  puas  setelah  memancing
galatama  di  FV.  Lalu  sebannyak  14  orang  14,74  mengatakan  cukup  puas setelah  memancing  di  FV,  sebanyak  3  orang  3,15  mengatakan  merasa  sangat
puas  dan  tidak  puas  setelah  memancing  di  FV.  Gambaran  mengenai  responden menurut hal yang dirasakan setelah berkunjung memancing ke FV dapat dilihat
pada Tabel 28
Tabel  28.  Sebaran  Responden  Menurut  Hal  yang  dirasakan  Setelah Berkunjung ke FV
No.  Hal yang Dirasakan Setelah Kunjungan Jumlah
orang Persentase
1. Sangat puas
3 3,16
2. Puas
33 34,74
3. Cukup puas
14 14,74
4. Biasa saja
42 44,21
5. Tidak puas
3 3,15
Jumlah 95
100
Harga  merupakan  hal  yang  sensitif  bagi  konsumen  untuk  menentukan apakah  akan  kembali  membeli  suatu  produkjasa  kembali  atau  tidak.  Reaksi
konsumen  ketika  ditanyakan  apakah  akan  tetap  memancing  galatama  di  FV apabila  harga  pendaftaran  pemancingan  galatama  di  FV  naik  misalnya  10
dengan asumsi kondisi kolam pemancingan galatama masih sama dengan saat ini, maka  sebesar  35  orang  36,84  akan  pindah  ke  pemancingan  lain.  Hal  ini
dikarenakan menurut konsumen apabila harga pemancingan galatama di FV naik, maka  lebih  baik  mereka  pindah  ke  pemancingan  lain  yang  menurut  mereka
ikannya  lebih  banyak  dan  besar-besar  sehingga  dapat  memuaskan  hasrat  mereka untuk menarik ikan.
70
Namun  ada  juga  konsumen  FV  yang  bisa  dikatakan  loyal  terhadap  FV karena sebanyak 31 orang 32,63 akan tetap memancing di FV walapun harga
naik  dengan  kondisi  kolam  yang  sama  dengan  saat  ini  tanpa  ada  peningkatan pelayanan  apapun  dari  perusahaan.  Karena  menurut  konsumen  yang  akan  tetap
memancing  galatama  di  FV  ini,  pemancingan  FV  merupakan  pemancingan  yang mereka angggap paling nyaman dibandingkan pemancingan galatama yang pernah
mereka  kunjungi,  selain  itu  factor  kedekatan  tempat  tinggal  juga  menjadi  alasan mereka untuk tetap memancing galatama di FV.
Konsumen  lainnya  sebanyak  25  orang  26,32  mengatakan  akan mengurangi  intensitas  memancing  di  FV  apabila  harga  naik  serta  sebanyak  4
orang  4,21  mempunyai  reaksi  lainnya  seperti  tergantung  kondisi  ikan  di pemancingan  galatama  FV,  apabila  ikannya  dapat  memuaskan  konsumen
walaupun  harganya  naik  akan  tetap  memancing  di  FV,  namun  apabila  ikannya tidak makan dan tidak dapat memuaskan konsumen maka konsumen tersebut akan
pindah  ke  pemancingan  lain.  Gambaran  mengenai  sebaran  responden  menurut reaksi  konsumen  terhadap  kenaikan  harga  pemancingan  galatama  di  FV  dapat
dilihat pada Tabel 29
Tabel  29.  Sebaran  Responden  Menurut  Rekasi  Konsumen  Terhadap Kenaikan Harga Pemancingan Galatama di FV
No. Reaksi Terhadap Kenaikan Harga
Jumlah orang
Persentase
1. Pindah ke pemancingan lain
35 36,84
2. Tetap memancing di Fishing Valley
31 32,63
3. Mengurangi intensitas memancing
di Fishing Valley 25
26,32 4.
Lainnya 4
4,21
Jumlah 95
100
Kepuasan konsumen tehadap suatu produkjasa juga dapat terlihat dari niat untuk  berkunjungmembeli  kembali  suatu  produkjasa.  Konsumen  FV  sebagian
besar 87 orang atau 91,58 berniat untuk kembali berkunjung ke FV. Sebesar 8 orang  8,42  konsumen  tidak  berniat  kembali  berkunjung  ke  FV.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  sebagian  besar  konsumen  FV  merasa  puas  terhadap pemancingan yang ada sehingga mereka berniat untuk kembali memancing ke FV
dan  hanya  sebagian  kecil  yang  tidak  berniat  kembali  memancing  di  FV.  tidaqk 71
berniatnya  konsumen  untuk  kembali  memancing  galatama  di  FV  ini  disebabkan karena  kekecewaan  konsumen  terhadap  FV  atau  karena  pengalaman  buruk  yang
dialami  konsumen  setelah  memancing  di  FV.  oleh  karena  itu,  pengelola  harus lebih sensitif terhadap keluhan yang diajukan konsumen sehingga tidak berakibat
terhadap  kunjungan  kembali  konsumen  ke  FV.  Gambaran  mengenai  sebaran responden menurut niat konsumen untuk berkunjung kembali ke FV dapat dilihat
pada tabel 30
Tabel  30.  Sebaran  Responden  Menurut  Niat  Konsumen  untuk  Berkunjung Kembali ke FV
No. Niat untuk Berkunjung Kembali
Jumlah orang
Persentase
1. Ya
87 91,58
2. Tidak
8 8,42
Jumlah 95
100
Apabila  konsumen  merasa  puas  atau  tidak  puas  dengan  apa  yang didapatkannya  maka  mereka  akan  menceritakan  perasaan  mereka  kepada  orang
yang  mereka  temui.  Begitu  juga  dengan  konsumen  pemancingan  galatama  FV, mereka  akan  bersedia  meromendasikan  FV  kepada  orang  lain  apabila  mereka
merasakan  kepuasaan  terhadap  pemancingan  FV  atau  sebaliknya  mereka  akan menceritakan kekecewaan mereka kepada orang lain.
Sebagian besar
73 orang
atau 76,84
konsumen bersedia
merekomendasikanmenukar  informasi  kepada  orang  lain  baik  informasi  tentang kepuasan  yang  mereka  rasakan  ataupun  informasi  tentang  kekecewaan  mereka
terhadap  pemancingan  FV.  Sedangkan  sebanyak  22  orang  23,16  mengatakan tidak akan merekomendasikan FV kepada orang lain. Hal ini dikarenakan menurut
konsumen sudah banyak orang yang mengetahui pemancingan FV sehingga tidak perlu  diberitahukan  lagi  kepada  orang  lain.  Selain  itu,  dikarenakan  konsumen
kurang  puas  setelah  memancing  di  FV  sehingga  tidak  ingin  memberitahukan kepada  orang  lain  karena  apabila  diberitahukan  kepada  orang  lain  takut
mengecewakan  orang  tersebut  apabila  orang  itu  tidak  merasa  puas  setelah memancing  galatama  di  FV.  Gambaran  mengenai  sebaran  responden  menurut
kesediaan  konsumen  untuk  merekomendasikan  FV  kepada  orang  dapat  dilihat pada Tabel 31
72
Tabel  31.  Sebaran  Responden  Menurut  Kesediaan  Konsumen  untuk Merekomendasikan FV kepada Orang Lain
No.  Merekomendasikan Kepada Orang Lain Jumlah
orang Persentase
1. Ya
73 76,84
2. Tidak
22 23,16
Jumlah 95
100
73
VII HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1. Analisis Positioning Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Analisis  biplot  dapat  memberikan  informasi  mengenai  hubungan  objek pengamatan  yang dalam  hal  ini adalah pemancingan dengan peubahatribut  yang
diteliti,  selain  itu  juga  menunjukkan  hubungan  antara  atribut  yang  diteliti  dan kesamaan  antar  pemancingan  serta  dapat  dilihat  pula  ciri  dari  masing-masing
pemancingan.  Input  data  untuk  analisis  biplot  adalah  matriks  rataan  dari  data persepsi  konsumen  terhadap  atribut  pada  pemancingan.  Skor  rata-rata  dari  14
atribut  menurut  persepsi  konsumen  galatama  Fishing  Valley  Bogor  dapat  dilihat pada Tabel 32
Tabel  32.  Skor  Rata-rata  dari  14  Atribut  Menurut  Persepsi  Konsumen Galatama Fishing Valley Bogor
No. Atribut
Pemancingan FV
TF TC
TM TA
1. Jumlah ikan
2.7579 3.5352
4.3012 4.2459
3.9444 2.
Jenis ikan 4.8947
1.0986 1.1928
1.1311 1.1296
3. Ukuran ikan
2.8211 3.4085
4.2651 4.0984
3.7778 4.
Kebersihan kolam 2.8947
3.1549 3.5663
3.3770 4.0370
5. Luas kolam
3.2105 3.1408
4.0602 3.9836
4.0926 6.
Fasilitas kolam 4.9053
4.7887 4.9157
4.9344 4.9259
7. Harga
4.0842 2.5915
1.6506 1.8197
3.1667 8.
Sistem pemancingan 3.9263
1.8169 1.0964
1.0492 1.0926
9. Suasana
3.6316 3.5070
3.8916 3.6557
3.9074 10.
Fasilitas penunjang 4.9263
2.9718 3.0964
3.1148 4.7778
11. Aksesibilitas
4.5053 4.4648
4.2169 4.2787
4.0556 12.
Sikap pelayan 4.3053
4.3380 4.5422
4.5410 4.5741
13. Kecepatan pelayanan
2.7158 2.5915
3.0000 3.0492
3.3704 14.
keamanan 3.7158
3.6197 4.1205
4.2787 4.3519
1  Panjang vektor Panjang  vektor  dari  masing-masing  atribut  menggambarkan  tingkat
keragaman  yang  dapat  dijelaskan  oleh  atribut  tersebut.  Keragaman  yang  didapat dari hasil olahan Biplot menggambarkan variasi dari jawaban yang diberikan oleh
responden  terhadap  atribut  yang  ditanyakan.  Variasi  jawaban  beragam  atau mempunyai  keragaman  yang  besar  apabila  jawaban  yang  diberikan  responden
mempunyai  rentang  yang  besar.  Sedangkan  variasi  jawaban  tidak  beragam  atau mempunyai  keragaman  yang  kecil  apabila  jawaban  yang  diberikan  responden
terhadap  suatu  atribut  hampir  sama  pada  setiap  objek  dalam  hal  ini pemancingan.
Berdasarkan  hasil  Biplot  dapat  dilihat  bahwa  panjang  vektor  atribut  jenis ikan  memiliki  panjang  vektor  yang  paling  panjang  dibandingkan  panjang  vektor
atribut lainnya. Panjang vektor yang sangat panjang tersebut menginterpretasikan keragaman  yang  dapat  dijelaskan  oleh  atribut  jenis  ikan  adalah  paling  besar.
Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  atribut  jenis  ikan  dinilai  berbeda-beda  oleh responden  pada  setiap  pemancingan.  Perbedaan  nilai  yang  diberikan  responden
tersebut  membuat  pemancingan  yang  mempunyai  skor  paling  rendah  harus mempunyai  strategi  yang  dapat  meningkatkan  keberagaman  jenis  ikan  pada
pemancingannya.  Sedangkan  pemancingan  yang  mempunyai  skor  paling  tinggi sebaiknya mempertahankan keunggulannya tersebut.
Panjang  vektor  untuk  atribut  harga,  sistem  pemancingan,  dan  fasilitas penunjang  memiliki  panjang  vektor  yang  relatif  sama  sehingga  dapat  dikatakan
keragaman atau variasi jawaban responden memiliki keragaman skor yang hampir sama  pada  masing-masing  atribut.  Atribut  jumlah  ikan,  kebersihan  kolam,  dan
luas kolam juga memiliki panjang vektor  yang relatif sama, serta panjang vektor ukuran  ikan,  aksesibilitas,  kecepatan  pelayanan,  dan  keamanan  memiliki  vektor
yang relatif sama juga. Hal ini berarti keragaman atau variasi jawaban responden terhadap atribut tersebut sama..
Panjang  vektor  untuk  atribut  sikap  pelayankaryawan  dan  suasana memiliki  panjang  vektor  yang  pendek  sehingga  dapat  dikatakan  keragaman  atau
variasi jawaban yang diberikan responden hampir sama pada setiap pemancingan untuk  atribut  tersebut.  Responden  hampir  tidak  dapat  membedakan  mana
pemancingan  yang unggul pada atribut tersebut.  Atribut fasilitas kolam memiliki panjang  vektor  yang  paling  pendek  sehingga  dapat  dikatakan  keragaman  atau
variasi jawaban yang diberikan responden kecil atau sama pada setiap objek untuk atribut  tersebut.  Responden  tidak  dapat  membedakan  atribut  tersebut  pada  setiap
pemancingan sehingga apabila atribut faslitas kolam tidak tersedia pada salah satu pemancingan, dengan mudah konsumen berpindah tempat pemancingan lainnya.
75
2  Nilai sudut antara dua vektor Nilai sudut antara dua vektor peubahatribut menggambarkan korelasi atau
hubungan kedua peubahatribut tersebut. Semakin sempit sudut yang dibuat antara dua  peubahatribut,  maka  semakin  tinggi  korelasinya.  Jika  sudut  yang  dibuat
membentuk  sudut  90 ยบ   maka  tidak  ada  korelasi  yang  terjadi  anta  atribut. Sedangkan jika sudutnya tumpul berlawanan arah maka korelasinya negatif.
Berdasarkan  hasil  biplot  pada  gambar  diatas  dapat  diketahui  bahwa peubahatribut  yang  memiliki  korelasi  atau  hubungan  positif  yang  tinggi  adalah
antara  jumlah  ikan  dengan  ukuran  ikan,  suasana  dengan  fasilitas  kolam, kebersihan  kolam  pemancingan  dengan  keamanan,  jumlah  ikan  dengan  luas
kolam, serta jenis ikan dengan sistem pemancingan. Hubungan  yang  positif  antara  jumlah  ikan  dengan  ukuran  ikan,
menggambarkan bahwa jumlah ikan  yang banyak sebanding dengan ukuran ikan yang besar. Hubungan antara atribut suasana dengan fasilitas kolam yaitu apabila
fasilitas kolam tersedia dengan baik maka ikan yang ada di kolam juga sehat-sehat dan  bagus-bagus.  Hal  ini  membuat  konsumen  senang  untuk  menarik  ikan
sehingga suasana yang tercipta menjadi baik juga. Namun, apabila fasilitas kolam yang tersedia tidak memadai membuat ikan menjadi banyak yang mati, konsumen
akan  bosan  untuk  memancing  dan  emosi  konsumen  mudah  terpicu  karena  rasa lelah  dan  usaha  yang  sia-sia,  sehingga  dapat  menimbulkan  suasana  yang  tidak
baik.  Hubungan  antara  atribut  kebersihan  kolam  pemancingan  dengan  keamanan dapat  terlihat  apabila  kolam  dan  sekitar  kolam  pemancingan  bersih  maka
keamanan  pemancing  pun  terjaga.  Namun  apabila  kolam  pemancingan  banyak lumut sehingga membuat licin lapak tempat pemancing berpijak maka konsumen
akan  mudah  terjatuh  dan  keamanan  konsumen  saat  memancing  menjadi  kurang terjaga. Hubungan antara jumlah ikan dan luas kolam dapat dilihat apabila jumlah
ikan banyak maka kolam pemancingan relatif luas karena untuk menunjang ruang gerak  ikan  itu  sendiri.  Apabila  kolam  pemancingan  terlalu  kecil,  sedangkan
jumlah  ikan  banyak  dapat  mengakibatkan  persaingan  antar  ikan  dan  dapat menyebabkan  oksigen  didalam  kolam  menjadi  terlalu  sedikit  sehingga  membuat
banyak  ikan  mati.  Dan  hubungan  antara  jenis  ikan  dengan  sistem  pemancingan terlihat  apabila  sistem  pemancingan  pada  suatu  pemancingan  bermacam-macam
76
maka jenis ikannya pun akan bervariasi. Peubahatribut  yang  memiliki  korelasi  negatif  adalah  antara  jenis  ikan
dengan  ukuran  ikan  dan  antara  suasana  dengan  aksesibilitas.  Jenis  ikan  yang beragam  tidak  berpengaruh  terhadap  besarnya  ukuran  ikan.  Hubungan  negatif
antara  suasana  dengan  aksesibilitas  terlihat  apabila  suatu  tempat  pemancingan memiliki  akses  yang  mudah  dijangkau  maka  dengan  mudah  banyak  konsumen
yang  datang  ketempat  tersebut  sehingga  terjadi  suasana  yang  tidak  nyaman dikarenakan  terlalu  sesak  dan  kurangnya  lapak  ataupun  saung  untuk  tempat
konsumen  beristirahat,  begitu  sebaliknya.  Selain  itu,  pemancingan  yang mempunyai  tempat  yang  strategis  dan  mudah  dijangkau  biasanya  terletak  pada
lokasi  yang  mudah  ditemukan  seperti  pinggir  jalan.  Hal  tersebut  membuat kebisingan  pada  lokasi  pemancingan  dikarenakan  banyak  kenadaraan  yang
melintasi sehingga tidak dapat memberikan ketenangan kepada konsumen. 3  Nilai peubah dari suatu objekarah vektor
Nilai peubah dari suatu vektor dapat dilihat dari kedekatan dan arah vektor. Semakin  dekat  suatu  vektor  dengan  suatu  objek  maka  akan  semakin  besar  pula
nilai suatu pemancingan tersebut terhadap peubah variabel dan dapat dikatakan sebagai  keunggulan  bagi  suatu  pemancingan,  sebaliknya  semakin  jauh
berlawanan arah vektor maka semakin rendah nilai pemancingan tersebut. Gambar  5  menunjukkan  bahwa  pemancingan  FV  diunggulkan  oleh
konsumen  sebagai  pemancingan  yang  mempunyai  jenis  ikan  yang  beragam  dan sistem pemancingan yang beragam dibandingkan pemancingan lain yang terdapat
pada  gambar.  Harga  pemancingan  FV  dicirikan  sama  oleh  responden  dengan harga pada pemancingan TA. Hal ini terlihat pada letak vektor atribut harga yang
berada di  tengah-tengah  antara pemancingan  FV  dan pemancingan TA, sehingga dapat  dikatakan  bahwa  harga  mancing  galatama  pada  pemancingan  FV  dan
pemancingan TA sama. Atributpeubah fasilitas penunjang mempunyai arah yang mendekati pemancingan TA, namun tidak terlalu jauh dari pemancingan FV. Oleh
karena  itu  atributpeubah  fasilitas  penunjang  dinilai  oleh  konsumen  sebagai keunggulan  pemancingan  TA  dan  juga  dinilai  sebagai  keunggulan  pemancingan
FV,  namun  pada  nilai  yang  berbeda  seperti  terlihat  pada  gambar.  Arah  vektor atribut  fasilitas  penunjang  lebih  dekat  pada  pemancingan  TA  dibandingkan
77
pemancingan  FV,  sehingga  fasilitas  penunjang  pemancingan  TA  dinilai  lebih lengkap  diandingkan  fasilitas  penunjang  pada  pemancingan  FV,  walapun  kedua
pemancingan ini unggul dalam hal fasilitas penunjang dibandingkan pemancingan lain  pada  gambar.  Begitu  juga  pada  atributpeubah  aksesibilitas  yang  arah
vektornya berada pada pemancingan FV dan pemancingan TF, namun lebih dekat ke pemancingan TF. Hal ini dapat dikatakan bahwa aksesisibiltas pemancingan TF
lebih  mudah  dijangkau  dan  aksesibilitas  pemancingan  FV  mudah  dijangkau daripada  pemancingan  lain  yang  terlihat  pada  gambar.  Sedangkan  untuk
atributpeubah  jumlah  ikan,  ukuran  ikan,  kebersihan  kolam,  luas  kolam,  fasilitas kolam pemancingan, suasana, sikap pelayan, kecepatan pelayanan, dan keamanan
dinilai rendah oleh konsumen untuk pemancingan FV. Pemancingan  TF  dinilai  konsumen  hanya  mempunyai  keunggulan  pada
aksesibilitas  yang mudah dijangkau. Hal  ini diperlihatkan pada  arah vektor  yang mendekati pemancingan  TF. Pemancingan TC  dan pemancingan TM dinilai  oleh
konsumen mempunyai ciri yang sama, karena terlihat pada gambar pemancingan TC  dan  pemancingan  TM  bertumpuk.  Kedua  pemancingan  ini  dicirikan  oleh
konsumen  sebagai  pemancingan  yang  unggul  pada  jumlah  dan  ukuran  ikannya. Konsumen  menilai  ukuran  ikan  pada  pemancingan  TC  dan  pemancingan  TM
mempunyai  ukuran  yang  lebih  besar  daripada  pemancingan  lain  pada  gambar. Begitu  juga  pada  jumlah  ikan  yang  terdapat  pada  kolam  pemancingan  galatama
pada  pemancingan  TC  dan  pemancingan  TM  lebih  benyak  dibandingkan  jumlah ikan pada pemancingan lain pada gambar. Kedekatan antara pemancingan TC dan
pemancingan  TM,  mempelihatkan  bahwa  persaingan  antara  kedua  pemancingan ini  sangat  tinggi.  Atributpeubah  luas  kolam,  kebersihan  kolam,  sikap  pelayan,
kecepatan pelayanan, dan keamanan pada pemancingan TC dan pemancingan TM dinilai  rendah  oleh  konsumen.  Walaupun  atribut-atribut  tersebut  mendekati
pemancingan TC dan pemancingan TM, namun kedekatan vektor atribut tersebut tidak  sedekat  ke  pemancingan  TA.  Oleh  karena  itu,  atributpeubah  kebersihan
kolam, luas kolam, sikap pelayan, kecepatan  pelayanan, keamanan, suasana, dan fasilitas  kolam  merupakan  atribut  yang  unggul  pada  pemancingan  TA.
Atributpeubah  jumlah  dan  ukuran  ikan  mempunyai  nilai  yang  rendah  untuk pemancingan  TA  sehingga  pemancingan  TA  bukan  pemancingan  yang  unggul
78
pada ukuran dan jumlah ikannya. 4  Kedekatan antar objek
Kedekatan  antar  objek  dapat  dicirikan  sebagai  panduan  objek  mana  yang memiliki  kemiripan  karakteristik  dengan  objek  tertentu.  Dua  objek  dengan
karakteristik  yang  sama  akan  digambarkan  sebagai  dua  titik  yang  posisinya berdekatan.
Pemancingan TC dan pemancingan TM mempunyai posisi yang berhimpit antara  satu  sama  lain.  Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  kedua  pemancingan
tersebut  mempunyai  ciri  yang  sama  dan  persaingan  antara  kedua  pemancingan tersebut  tinggi.  Pemancingan  TF  merupakan  pemancingan  yang  letak  posisinya
pada  gambar  paling  dekat  dengan  letak  pemancingan  TC  dan  pemancingan  TM. Oleh  karena  itu,  pemancingan  TF  dapat  dikatakan  mempunyai  ciri  yang  sama
dengan  pemancingan  TC  serta  TM  sehingga  merupakan  pesaing  terdekat  bagi pemancingan  TC  dan  pemancingan  TM.  Sedangkan  untuk  pemancingan  TA,
pemancingan  TF  mempunyai  letak  yang  lebih  jauh,  sehingga  dapat  dikatakan persaingan  antara  pemancingan  TA  dan  pemancingan  TF  rendah.  Pemancingan
kedua terdekat  dari pemancingan TC  dan pemancingan TM  adalah pemancingan TA, sehingga dapat dikatakan bahwa pemancingan TA merupakan pesaing kedua
setelah  pemancingan  TF  terhadap  pemancingan  TC  dan  pemancingan  TM. Sedangkan  pemancingan  FV  berada  jauh  dari  keempat  pemancingan  lainnya
sehingga dapat  dikatakan bahwa pemancingan FV mempunyai  ciri  yang  berbeda dari  pemancingan  lainnya  atau  memiliki  keunggulan  kompetitif  dibandingkan
dengan pemancingan lainnya.
79
80 Keterangan :
A = jumlah ikan B = jenis ikan
C = ukuran ikan D = kebersihan kolam
E = luas kolam F = fasilitas kolam
G = harga H = system pemancingan
I = suasana J = fasilitas pemancingan
K = aksesibilitas L =sikap pelayankaryawan
M = kecepatan pelayanan N = keamanan
FV = Fishing Valley TF = Telaga Fajar
TC = Telaga Cibubur TM = Telaga Mina TMII
TA = Telaga Arwana
Gambar 5. Analisis Positioning Pemancingan Galatama
FV
TF TC
TM TA
A B
C D
E
F G
H I
J
K L
M N
- 0. 8 - 0. 7
- 0. 6 - 0. 5
- 0. 4 - 0. 3
- 0. 2 - 0. 1
0. 0 0. 1
0. 2 0. 3
0. 4 0. 5
0. 6 0. 7
0. 8 0. 9
1. 0 1. 1
1. 2
Di m ensi on  1   81. 5
- 1 1
2
81
7.2. Implikasi  Analisis  Positioning  Terhadap  Kebijakan  Majerial  Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Berdasarkan  analisis  terhadap  karakteristik  konsumen,  proses  keputusan pembelian,  dan  positioning  dapat  ditarik  kesimpulan  untuk  dirumuskan  terhadap
kebijakan  manajerial  wisata  mancing  Fishing  Valley  FV  Bogor.  Rumusan kebijakan  manajerial  ini  berdasarkan  bauran  pemasaran  yang  terdapat  pada
perusahaan.  Implikasi  terhadap  kebijakan  manajerial  yang  berupa  bauran pemasaran perusahaan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau evaluasi dari
bauran  pemasaran  yang  selama  ini  telah  dilaksanakan  oleh  wisata  mancing Fishing  Valley  Bogor  dalam  melakukan  kegiatan  pemasaran  atas  produknya
terutama  sistem  pemancingan  galatama.  Bauran  pemasaran  terhadap  jasa  terdiri dari  7P  yaitu  Product  produk,  Price  Harga,  Place  tempatdistribusi,
Promotion  promosi,  Physical  Evidence  bukti  fisik,  Process  proses,  dan Person orang.
7.2.1. Bauran Produk