6.2.5. Evaluasi Hasil Pembelian
Perilaku evaluasi hasil pembelian adalah tahap terakhir pada proses keputusan pembelian. Tahap ini akan mengevaluasi tingkat kepuasan konsumen
terhadap alternatif yang telah dipilih apakah merasa puas atau tidak. Tabel 28 menunjukkan bahwa mayoritas konsumen 42 orang atau
44,21 mengatakan merasa biasa saja setelah melakukan kunjungan ke Fishing Valley FV. Sebanyak 33 orang 34,74 mengatakan puas setelah memancing
galatama di FV. Lalu sebannyak 14 orang 14,74 mengatakan cukup puas setelah memancing di FV, sebanyak 3 orang 3,15 mengatakan merasa sangat
puas dan tidak puas setelah memancing di FV. Gambaran mengenai responden menurut hal yang dirasakan setelah berkunjung memancing ke FV dapat dilihat
pada Tabel 28
Tabel 28. Sebaran Responden Menurut Hal yang dirasakan Setelah Berkunjung ke FV
No. Hal yang Dirasakan Setelah Kunjungan Jumlah
orang Persentase
1. Sangat puas
3 3,16
2. Puas
33 34,74
3. Cukup puas
14 14,74
4. Biasa saja
42 44,21
5. Tidak puas
3 3,15
Jumlah 95
100
Harga merupakan hal yang sensitif bagi konsumen untuk menentukan apakah akan kembali membeli suatu produkjasa kembali atau tidak. Reaksi
konsumen ketika ditanyakan apakah akan tetap memancing galatama di FV apabila harga pendaftaran pemancingan galatama di FV naik misalnya 10
dengan asumsi kondisi kolam pemancingan galatama masih sama dengan saat ini, maka sebesar 35 orang 36,84 akan pindah ke pemancingan lain. Hal ini
dikarenakan menurut konsumen apabila harga pemancingan galatama di FV naik, maka lebih baik mereka pindah ke pemancingan lain yang menurut mereka
ikannya lebih banyak dan besar-besar sehingga dapat memuaskan hasrat mereka untuk menarik ikan.
70
Namun ada juga konsumen FV yang bisa dikatakan loyal terhadap FV karena sebanyak 31 orang 32,63 akan tetap memancing di FV walapun harga
naik dengan kondisi kolam yang sama dengan saat ini tanpa ada peningkatan pelayanan apapun dari perusahaan. Karena menurut konsumen yang akan tetap
memancing galatama di FV ini, pemancingan FV merupakan pemancingan yang mereka angggap paling nyaman dibandingkan pemancingan galatama yang pernah
mereka kunjungi, selain itu factor kedekatan tempat tinggal juga menjadi alasan mereka untuk tetap memancing galatama di FV.
Konsumen lainnya sebanyak 25 orang 26,32 mengatakan akan mengurangi intensitas memancing di FV apabila harga naik serta sebanyak 4
orang 4,21 mempunyai reaksi lainnya seperti tergantung kondisi ikan di pemancingan galatama FV, apabila ikannya dapat memuaskan konsumen
walaupun harganya naik akan tetap memancing di FV, namun apabila ikannya tidak makan dan tidak dapat memuaskan konsumen maka konsumen tersebut akan
pindah ke pemancingan lain. Gambaran mengenai sebaran responden menurut reaksi konsumen terhadap kenaikan harga pemancingan galatama di FV dapat
dilihat pada Tabel 29
Tabel 29. Sebaran Responden Menurut Rekasi Konsumen Terhadap Kenaikan Harga Pemancingan Galatama di FV
No. Reaksi Terhadap Kenaikan Harga
Jumlah orang
Persentase
1. Pindah ke pemancingan lain
35 36,84
2. Tetap memancing di Fishing Valley
31 32,63
3. Mengurangi intensitas memancing
di Fishing Valley 25
26,32 4.
Lainnya 4
4,21
Jumlah 95
100
Kepuasan konsumen tehadap suatu produkjasa juga dapat terlihat dari niat untuk berkunjungmembeli kembali suatu produkjasa. Konsumen FV sebagian
besar 87 orang atau 91,58 berniat untuk kembali berkunjung ke FV. Sebesar 8 orang 8,42 konsumen tidak berniat kembali berkunjung ke FV. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen FV merasa puas terhadap pemancingan yang ada sehingga mereka berniat untuk kembali memancing ke FV
dan hanya sebagian kecil yang tidak berniat kembali memancing di FV. tidaqk 71
berniatnya konsumen untuk kembali memancing galatama di FV ini disebabkan karena kekecewaan konsumen terhadap FV atau karena pengalaman buruk yang
dialami konsumen setelah memancing di FV. oleh karena itu, pengelola harus lebih sensitif terhadap keluhan yang diajukan konsumen sehingga tidak berakibat
terhadap kunjungan kembali konsumen ke FV. Gambaran mengenai sebaran responden menurut niat konsumen untuk berkunjung kembali ke FV dapat dilihat
pada tabel 30
Tabel 30. Sebaran Responden Menurut Niat Konsumen untuk Berkunjung Kembali ke FV
No. Niat untuk Berkunjung Kembali
Jumlah orang
Persentase
1. Ya
87 91,58
2. Tidak
8 8,42
Jumlah 95
100
Apabila konsumen merasa puas atau tidak puas dengan apa yang didapatkannya maka mereka akan menceritakan perasaan mereka kepada orang
yang mereka temui. Begitu juga dengan konsumen pemancingan galatama FV, mereka akan bersedia meromendasikan FV kepada orang lain apabila mereka
merasakan kepuasaan terhadap pemancingan FV atau sebaliknya mereka akan menceritakan kekecewaan mereka kepada orang lain.
Sebagian besar
73 orang
atau 76,84
konsumen bersedia
merekomendasikanmenukar informasi kepada orang lain baik informasi tentang kepuasan yang mereka rasakan ataupun informasi tentang kekecewaan mereka
terhadap pemancingan FV. Sedangkan sebanyak 22 orang 23,16 mengatakan tidak akan merekomendasikan FV kepada orang lain. Hal ini dikarenakan menurut
konsumen sudah banyak orang yang mengetahui pemancingan FV sehingga tidak perlu diberitahukan lagi kepada orang lain. Selain itu, dikarenakan konsumen
kurang puas setelah memancing di FV sehingga tidak ingin memberitahukan kepada orang lain karena apabila diberitahukan kepada orang lain takut
mengecewakan orang tersebut apabila orang itu tidak merasa puas setelah memancing galatama di FV. Gambaran mengenai sebaran responden menurut
kesediaan konsumen untuk merekomendasikan FV kepada orang dapat dilihat pada Tabel 31
72
Tabel 31. Sebaran Responden Menurut Kesediaan Konsumen untuk Merekomendasikan FV kepada Orang Lain
No. Merekomendasikan Kepada Orang Lain Jumlah
orang Persentase
1. Ya
73 76,84
2. Tidak
22 23,16
Jumlah 95
100
73
VII HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1. Analisis Positioning Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Analisis biplot dapat memberikan informasi mengenai hubungan objek pengamatan yang dalam hal ini adalah pemancingan dengan peubahatribut yang
diteliti, selain itu juga menunjukkan hubungan antara atribut yang diteliti dan kesamaan antar pemancingan serta dapat dilihat pula ciri dari masing-masing
pemancingan. Input data untuk analisis biplot adalah matriks rataan dari data persepsi konsumen terhadap atribut pada pemancingan. Skor rata-rata dari 14
atribut menurut persepsi konsumen galatama Fishing Valley Bogor dapat dilihat pada Tabel 32
Tabel 32. Skor Rata-rata dari 14 Atribut Menurut Persepsi Konsumen Galatama Fishing Valley Bogor
No. Atribut
Pemancingan FV
TF TC
TM TA
1. Jumlah ikan
2.7579 3.5352
4.3012 4.2459
3.9444 2.
Jenis ikan 4.8947
1.0986 1.1928
1.1311 1.1296
3. Ukuran ikan
2.8211 3.4085
4.2651 4.0984
3.7778 4.
Kebersihan kolam 2.8947
3.1549 3.5663
3.3770 4.0370
5. Luas kolam
3.2105 3.1408
4.0602 3.9836
4.0926 6.
Fasilitas kolam 4.9053
4.7887 4.9157
4.9344 4.9259
7. Harga
4.0842 2.5915
1.6506 1.8197
3.1667 8.
Sistem pemancingan 3.9263
1.8169 1.0964
1.0492 1.0926
9. Suasana
3.6316 3.5070
3.8916 3.6557
3.9074 10.
Fasilitas penunjang 4.9263
2.9718 3.0964
3.1148 4.7778
11. Aksesibilitas
4.5053 4.4648
4.2169 4.2787
4.0556 12.
Sikap pelayan 4.3053
4.3380 4.5422
4.5410 4.5741
13. Kecepatan pelayanan
2.7158 2.5915
3.0000 3.0492
3.3704 14.
keamanan 3.7158
3.6197 4.1205
4.2787 4.3519
1 Panjang vektor Panjang vektor dari masing-masing atribut menggambarkan tingkat
keragaman yang dapat dijelaskan oleh atribut tersebut. Keragaman yang didapat dari hasil olahan Biplot menggambarkan variasi dari jawaban yang diberikan oleh
responden terhadap atribut yang ditanyakan. Variasi jawaban beragam atau mempunyai keragaman yang besar apabila jawaban yang diberikan responden
mempunyai rentang yang besar. Sedangkan variasi jawaban tidak beragam atau mempunyai keragaman yang kecil apabila jawaban yang diberikan responden
terhadap suatu atribut hampir sama pada setiap objek dalam hal ini pemancingan.
Berdasarkan hasil Biplot dapat dilihat bahwa panjang vektor atribut jenis ikan memiliki panjang vektor yang paling panjang dibandingkan panjang vektor
atribut lainnya. Panjang vektor yang sangat panjang tersebut menginterpretasikan keragaman yang dapat dijelaskan oleh atribut jenis ikan adalah paling besar.
Sehingga dapat dikatakan bahwa atribut jenis ikan dinilai berbeda-beda oleh responden pada setiap pemancingan. Perbedaan nilai yang diberikan responden
tersebut membuat pemancingan yang mempunyai skor paling rendah harus mempunyai strategi yang dapat meningkatkan keberagaman jenis ikan pada
pemancingannya. Sedangkan pemancingan yang mempunyai skor paling tinggi sebaiknya mempertahankan keunggulannya tersebut.
Panjang vektor untuk atribut harga, sistem pemancingan, dan fasilitas penunjang memiliki panjang vektor yang relatif sama sehingga dapat dikatakan
keragaman atau variasi jawaban responden memiliki keragaman skor yang hampir sama pada masing-masing atribut. Atribut jumlah ikan, kebersihan kolam, dan
luas kolam juga memiliki panjang vektor yang relatif sama, serta panjang vektor ukuran ikan, aksesibilitas, kecepatan pelayanan, dan keamanan memiliki vektor
yang relatif sama juga. Hal ini berarti keragaman atau variasi jawaban responden terhadap atribut tersebut sama..
Panjang vektor untuk atribut sikap pelayankaryawan dan suasana memiliki panjang vektor yang pendek sehingga dapat dikatakan keragaman atau
variasi jawaban yang diberikan responden hampir sama pada setiap pemancingan untuk atribut tersebut. Responden hampir tidak dapat membedakan mana
pemancingan yang unggul pada atribut tersebut. Atribut fasilitas kolam memiliki panjang vektor yang paling pendek sehingga dapat dikatakan keragaman atau
variasi jawaban yang diberikan responden kecil atau sama pada setiap objek untuk atribut tersebut. Responden tidak dapat membedakan atribut tersebut pada setiap
pemancingan sehingga apabila atribut faslitas kolam tidak tersedia pada salah satu pemancingan, dengan mudah konsumen berpindah tempat pemancingan lainnya.
75
2 Nilai sudut antara dua vektor Nilai sudut antara dua vektor peubahatribut menggambarkan korelasi atau
hubungan kedua peubahatribut tersebut. Semakin sempit sudut yang dibuat antara dua peubahatribut, maka semakin tinggi korelasinya. Jika sudut yang dibuat
membentuk sudut 90 ยบ maka tidak ada korelasi yang terjadi anta atribut. Sedangkan jika sudutnya tumpul berlawanan arah maka korelasinya negatif.
Berdasarkan hasil biplot pada gambar diatas dapat diketahui bahwa peubahatribut yang memiliki korelasi atau hubungan positif yang tinggi adalah
antara jumlah ikan dengan ukuran ikan, suasana dengan fasilitas kolam, kebersihan kolam pemancingan dengan keamanan, jumlah ikan dengan luas
kolam, serta jenis ikan dengan sistem pemancingan. Hubungan yang positif antara jumlah ikan dengan ukuran ikan,
menggambarkan bahwa jumlah ikan yang banyak sebanding dengan ukuran ikan yang besar. Hubungan antara atribut suasana dengan fasilitas kolam yaitu apabila
fasilitas kolam tersedia dengan baik maka ikan yang ada di kolam juga sehat-sehat dan bagus-bagus. Hal ini membuat konsumen senang untuk menarik ikan
sehingga suasana yang tercipta menjadi baik juga. Namun, apabila fasilitas kolam yang tersedia tidak memadai membuat ikan menjadi banyak yang mati, konsumen
akan bosan untuk memancing dan emosi konsumen mudah terpicu karena rasa lelah dan usaha yang sia-sia, sehingga dapat menimbulkan suasana yang tidak
baik. Hubungan antara atribut kebersihan kolam pemancingan dengan keamanan dapat terlihat apabila kolam dan sekitar kolam pemancingan bersih maka
keamanan pemancing pun terjaga. Namun apabila kolam pemancingan banyak lumut sehingga membuat licin lapak tempat pemancing berpijak maka konsumen
akan mudah terjatuh dan keamanan konsumen saat memancing menjadi kurang terjaga. Hubungan antara jumlah ikan dan luas kolam dapat dilihat apabila jumlah
ikan banyak maka kolam pemancingan relatif luas karena untuk menunjang ruang gerak ikan itu sendiri. Apabila kolam pemancingan terlalu kecil, sedangkan
jumlah ikan banyak dapat mengakibatkan persaingan antar ikan dan dapat menyebabkan oksigen didalam kolam menjadi terlalu sedikit sehingga membuat
banyak ikan mati. Dan hubungan antara jenis ikan dengan sistem pemancingan terlihat apabila sistem pemancingan pada suatu pemancingan bermacam-macam
76
maka jenis ikannya pun akan bervariasi. Peubahatribut yang memiliki korelasi negatif adalah antara jenis ikan
dengan ukuran ikan dan antara suasana dengan aksesibilitas. Jenis ikan yang beragam tidak berpengaruh terhadap besarnya ukuran ikan. Hubungan negatif
antara suasana dengan aksesibilitas terlihat apabila suatu tempat pemancingan memiliki akses yang mudah dijangkau maka dengan mudah banyak konsumen
yang datang ketempat tersebut sehingga terjadi suasana yang tidak nyaman dikarenakan terlalu sesak dan kurangnya lapak ataupun saung untuk tempat
konsumen beristirahat, begitu sebaliknya. Selain itu, pemancingan yang mempunyai tempat yang strategis dan mudah dijangkau biasanya terletak pada
lokasi yang mudah ditemukan seperti pinggir jalan. Hal tersebut membuat kebisingan pada lokasi pemancingan dikarenakan banyak kenadaraan yang
melintasi sehingga tidak dapat memberikan ketenangan kepada konsumen. 3 Nilai peubah dari suatu objekarah vektor
Nilai peubah dari suatu vektor dapat dilihat dari kedekatan dan arah vektor. Semakin dekat suatu vektor dengan suatu objek maka akan semakin besar pula
nilai suatu pemancingan tersebut terhadap peubah variabel dan dapat dikatakan sebagai keunggulan bagi suatu pemancingan, sebaliknya semakin jauh
berlawanan arah vektor maka semakin rendah nilai pemancingan tersebut. Gambar 5 menunjukkan bahwa pemancingan FV diunggulkan oleh
konsumen sebagai pemancingan yang mempunyai jenis ikan yang beragam dan sistem pemancingan yang beragam dibandingkan pemancingan lain yang terdapat
pada gambar. Harga pemancingan FV dicirikan sama oleh responden dengan harga pada pemancingan TA. Hal ini terlihat pada letak vektor atribut harga yang
berada di tengah-tengah antara pemancingan FV dan pemancingan TA, sehingga dapat dikatakan bahwa harga mancing galatama pada pemancingan FV dan
pemancingan TA sama. Atributpeubah fasilitas penunjang mempunyai arah yang mendekati pemancingan TA, namun tidak terlalu jauh dari pemancingan FV. Oleh
karena itu atributpeubah fasilitas penunjang dinilai oleh konsumen sebagai keunggulan pemancingan TA dan juga dinilai sebagai keunggulan pemancingan
FV, namun pada nilai yang berbeda seperti terlihat pada gambar. Arah vektor atribut fasilitas penunjang lebih dekat pada pemancingan TA dibandingkan
77
pemancingan FV, sehingga fasilitas penunjang pemancingan TA dinilai lebih lengkap diandingkan fasilitas penunjang pada pemancingan FV, walapun kedua
pemancingan ini unggul dalam hal fasilitas penunjang dibandingkan pemancingan lain pada gambar. Begitu juga pada atributpeubah aksesibilitas yang arah
vektornya berada pada pemancingan FV dan pemancingan TF, namun lebih dekat ke pemancingan TF. Hal ini dapat dikatakan bahwa aksesisibiltas pemancingan TF
lebih mudah dijangkau dan aksesibilitas pemancingan FV mudah dijangkau daripada pemancingan lain yang terlihat pada gambar. Sedangkan untuk
atributpeubah jumlah ikan, ukuran ikan, kebersihan kolam, luas kolam, fasilitas kolam pemancingan, suasana, sikap pelayan, kecepatan pelayanan, dan keamanan
dinilai rendah oleh konsumen untuk pemancingan FV. Pemancingan TF dinilai konsumen hanya mempunyai keunggulan pada
aksesibilitas yang mudah dijangkau. Hal ini diperlihatkan pada arah vektor yang mendekati pemancingan TF. Pemancingan TC dan pemancingan TM dinilai oleh
konsumen mempunyai ciri yang sama, karena terlihat pada gambar pemancingan TC dan pemancingan TM bertumpuk. Kedua pemancingan ini dicirikan oleh
konsumen sebagai pemancingan yang unggul pada jumlah dan ukuran ikannya. Konsumen menilai ukuran ikan pada pemancingan TC dan pemancingan TM
mempunyai ukuran yang lebih besar daripada pemancingan lain pada gambar. Begitu juga pada jumlah ikan yang terdapat pada kolam pemancingan galatama
pada pemancingan TC dan pemancingan TM lebih benyak dibandingkan jumlah ikan pada pemancingan lain pada gambar. Kedekatan antara pemancingan TC dan
pemancingan TM, mempelihatkan bahwa persaingan antara kedua pemancingan ini sangat tinggi. Atributpeubah luas kolam, kebersihan kolam, sikap pelayan,
kecepatan pelayanan, dan keamanan pada pemancingan TC dan pemancingan TM dinilai rendah oleh konsumen. Walaupun atribut-atribut tersebut mendekati
pemancingan TC dan pemancingan TM, namun kedekatan vektor atribut tersebut tidak sedekat ke pemancingan TA. Oleh karena itu, atributpeubah kebersihan
kolam, luas kolam, sikap pelayan, kecepatan pelayanan, keamanan, suasana, dan fasilitas kolam merupakan atribut yang unggul pada pemancingan TA.
Atributpeubah jumlah dan ukuran ikan mempunyai nilai yang rendah untuk pemancingan TA sehingga pemancingan TA bukan pemancingan yang unggul
78
pada ukuran dan jumlah ikannya. 4 Kedekatan antar objek
Kedekatan antar objek dapat dicirikan sebagai panduan objek mana yang memiliki kemiripan karakteristik dengan objek tertentu. Dua objek dengan
karakteristik yang sama akan digambarkan sebagai dua titik yang posisinya berdekatan.
Pemancingan TC dan pemancingan TM mempunyai posisi yang berhimpit antara satu sama lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua pemancingan
tersebut mempunyai ciri yang sama dan persaingan antara kedua pemancingan tersebut tinggi. Pemancingan TF merupakan pemancingan yang letak posisinya
pada gambar paling dekat dengan letak pemancingan TC dan pemancingan TM. Oleh karena itu, pemancingan TF dapat dikatakan mempunyai ciri yang sama
dengan pemancingan TC serta TM sehingga merupakan pesaing terdekat bagi pemancingan TC dan pemancingan TM. Sedangkan untuk pemancingan TA,
pemancingan TF mempunyai letak yang lebih jauh, sehingga dapat dikatakan persaingan antara pemancingan TA dan pemancingan TF rendah. Pemancingan
kedua terdekat dari pemancingan TC dan pemancingan TM adalah pemancingan TA, sehingga dapat dikatakan bahwa pemancingan TA merupakan pesaing kedua
setelah pemancingan TF terhadap pemancingan TC dan pemancingan TM. Sedangkan pemancingan FV berada jauh dari keempat pemancingan lainnya
sehingga dapat dikatakan bahwa pemancingan FV mempunyai ciri yang berbeda dari pemancingan lainnya atau memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan
dengan pemancingan lainnya.
79
80 Keterangan :
A = jumlah ikan B = jenis ikan
C = ukuran ikan D = kebersihan kolam
E = luas kolam F = fasilitas kolam
G = harga H = system pemancingan
I = suasana J = fasilitas pemancingan
K = aksesibilitas L =sikap pelayankaryawan
M = kecepatan pelayanan N = keamanan
FV = Fishing Valley TF = Telaga Fajar
TC = Telaga Cibubur TM = Telaga Mina TMII
TA = Telaga Arwana
Gambar 5. Analisis Positioning Pemancingan Galatama
FV
TF TC
TM TA
A B
C D
E
F G
H I
J
K L
M N
- 0. 8 - 0. 7
- 0. 6 - 0. 5
- 0. 4 - 0. 3
- 0. 2 - 0. 1
0. 0 0. 1
0. 2 0. 3
0. 4 0. 5
0. 6 0. 7
0. 8 0. 9
1. 0 1. 1
1. 2
Di m ensi on 1 81. 5
- 1 1
2
81
7.2. Implikasi Analisis Positioning Terhadap Kebijakan Majerial Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Berdasarkan analisis terhadap karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian, dan positioning dapat ditarik kesimpulan untuk dirumuskan terhadap
kebijakan manajerial wisata mancing Fishing Valley FV Bogor. Rumusan kebijakan manajerial ini berdasarkan bauran pemasaran yang terdapat pada
perusahaan. Implikasi terhadap kebijakan manajerial yang berupa bauran pemasaran perusahaan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau evaluasi dari
bauran pemasaran yang selama ini telah dilaksanakan oleh wisata mancing Fishing Valley Bogor dalam melakukan kegiatan pemasaran atas produknya
terutama sistem pemancingan galatama. Bauran pemasaran terhadap jasa terdiri dari 7P yaitu Product produk, Price Harga, Place tempatdistribusi,
Promotion promosi, Physical Evidence bukti fisik, Process proses, dan Person orang.
7.2.1. Bauran Produk