3.1.9. Positioning
Menurut Ries dan Trout 2002, positioning adalah sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan terhadap pikiran calon konsumen, yakni menempatkan produk itu
pada  pikiran  calon  konsumen.  Positioning  melibatkan  perubahan  yang  dibuat terhadap nama, harga, dan kemasan bukan terhadap produk secara keseluruhan.
Positioning  adalah  bentuk  dari  strategi  komunikasi  untuk  memasuki
jendela otak konsumen agar produk dan merek yang ditawarkan mengandung arti tertentu  yang  dalam  beberapa  segi  mencerminkan  keunggulan  terhadap  produk
atau  merek  dalam  hubungan  asosiatif.  Dengan  demikian,  positioning  berkaitan dengan  bagaimana  seorang  produsen  memposisikan  produk  atau  mereknya
diantara pesaing dan memposisikan produknya dengan merek di benak konsumen atau  pelanggan  Kasali  2003.  Hubungan  asosiatif  yang  dibangun  dalam  strategi
positioning  adalah  suatu  hubungan  yang  mencerminkan  suatu  keunggulan  dalam kompetisi pasar. Myers dalam Kasali 2003, membedakan struktur persaingan ke
dalam tiga tingkat yaitu superioritas, diferensiasi, dan paritas. Positioning  bukanlah  strategi  produk,  tetapi  strategi  komunikasi.  Karena
positioning  berhubungan  dengan  bagaimana  konsumen  menempatkan  suatu produk di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga calon konsumen memiliki
penilaian  tertentu  dan  pengidentifikasikan  produk  itu  dengan  dirinya  Kasali 2003.
Menurut  Kotler  2005,  pemposisian  produk  positioning  product  adalah tindakan  merancang  penawaran  dan  citra  perusahaan  sehingga  menempati  suatu
posisi  kompetitif  yang  berarti  dan  berbeda  didalam  benak  pelanggankonsumen sasarannya. Hasil akhir penetapan posisi adalah keberhasilan penciptaan proporsi
nilai yang berfokus pada pelanggan, yaitu alasan yang meyakinkan mengapa pasar sasaran harus membeli produk tersebut.
Sehubungan dengan definisi-definisi tersebut maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Kasali 2003 :
1 Pemposisian adalah strategi komunikasi
Komunikasi  dilakukan  untuk  menjembatani  produk,  merek,  perusahaan dengan  calon  konsumen.  Komunikasi  berhubungan  dengan  atribut-atribut
yang  secara  fisik  maupun  non  fisik  melekat  pada  produk  perusahaan. 26
pernyataan  positioning  berhubungan  erat  dengan  strategi  komunikasi  yang mewakili citra produk yang hendak dicetak dalam benak konsumen.
2 Pemposisian  diungkapkan  dalam  bentuk  suatu  pernyataan  positioning
statement
Hal  ini  berkaitan  dengan  atribu-atribut  yang  penting  bagi  konsumen  yang dinyatakan dengan mudah, enak didengar, dan harus dapat dipercaya. Secara
umum  semakin  beralasan  klaim  yang  diajukan,  semakin  objektif  maka semakin  dapat  dipercaya.  Penyataan  positioning  dapat  ditemukan  pada
produk  Rinso-lebih  cemerlang,  Gadis-cewek  remaja,  Nokia-connecting people,  dan  lain-lain.  Dimana  kata-kata  tersebut  disampaikan  dengan  manis
sebagai  atribut-atribut  yang  menunjukkan  segi-segi  keunggulan  produk perusahaan terhadap produk pesaing.
3 Pemposisian produk juga berhubungan dengan atribut-atribut produk
Atribut  yang  dipilih  adalah  atribut  yang  unik  dapat  dibedakan  dengan  yang sudah  diakui  oleh  pesaing.  Selain  menggunakan  atribut  sebagai  alat  untuk
mengembangkan  positioning,  praktisi  pemasaran  juga  dapat  menggunakan cara-cara lain Kasali 2003 yaitu :
a Pemposisian berdasarkan perbedaan produk
Pemasaran  juga  dapat  menunjukkan  kepada  pasar  sasarannya  dimana letak perbedaan produknya terhadap pesaing unique product feature.
b Pemposisian berdasarkan manfaat produk
Manfaat  produk  mulai  ditonjolkan  selama  manfaat  tersebut  dianggap penting  bagi  konsumen.  Ada  banyak  bentuk  manfaat  yang  ditonjolkan
seperti  waktu,  kemudahan,  kejelasan,  kejujuran,  kenikmatan,  jaminan, murah, dan sebagainya. Manfaat dapat bersifat ekonomis murah, wajar,
sesuai  dengan  kualitas,  fisik  tahan  lama,  bagus,  enak  dilihat  atau
emosional yang berhubungan dengan self images c
Pemposisian berdasarkan pemakaian
Pemasar  dapat  menonjolkan  atribut  yang  dilihat  dari  bagaimana  produk tersebut  digunakan  oleh  konsumen,  misalnya  jika  konsumen  ingin
memperoleh  produk  shampo  yang  dapat  menghitamkan  rambut  dengan tenggang waktu  yang tidak lama maka konsumen tersebut akan memilih
b ahkan  membeli  shampoo  “Sunslik  Penghitam  Rambut”  karena  atribut
27
yang  ditonjolkan  pada  produk  shampo  Sunslik  disini  adalah  penghitam rambut.
d Pemposisian berdasarkan kategori produk
Positioning  ini  biasanya  dilakukan  oleh  produk-produk  baru  muncul dalam  kategori  produk,  misalnya  Coca-cola  menampilkan  produk
barunya  yaitu  Coca-cola  dengan  sugar  free.  Disini  Coca-cola  ingin memperlihatkan  bahwa  produknya  merupakan  minuman  yang  bebas
gula.
e Pemposisian kepada pesaing
Pemasar  dilarang  mengiklankan  produknya  dengan  membandingkan dirinya dengan pesaingnya di Indonesia. Namun, perbandingan itu dapat
dilakukan dengan cara tidak langsung misalnya iklan  YOU C1000  yang membandingkan produknya dengan produk vitamin C lain. Dalam iklan
tersebut  YOU  C1000  menyiratkan  bahwa  produknya  lebih  praktis daripada produk lain karena tidak membutuhkan waktu untuk melarutkan
minuman vitamin C.
f Pemposisian melalui imajinasi
Pemasar  dapat  mengembangkan  positioningnya  dengan  menggunakan imajinasi  yang  mempunyai  hubungan  asosiatif  seperti  tempat,
benda-benda, orang, situasi, dan lain-lain. Hal tersebut dapat dilihat dari sabun  Lux  yang  diasosiasikan  dengan  bintang-bintang  film  atau  artis
muda, dan seperti sepatu Nike yang diasosiasikan dengan bintang-bintang olahraga seperti Michael Jordan.
g Pemposisian berdasarkan masalah
Positioning  ini  biasanya  digunakan  untuk  produk  atau  jasa  yang  belum begitu  dikenal.  Produk  baru  biasanya  diciptakan  untuk  memberi  solusi
kepada  konsumennya.  Masalah  yang  diangkat  dan  dirasakan  oleh konsumen akan menjadi isu dari positioning produk baru ini.
Berdasarkan  pengelompokkan  di  atas  pemasar  dapat  memilih  cara  yang mudah ditempuh dengan memperhatikan penggunaan atribut-atribut yang penting
bagi  konsumen  dan  dapat  dibedakan  dari  atribut  yang  ditonjolkan  para  pesaing dan diharapkan menjadi pengusaha pada atribut itu.
28
Dengan demikian, perusahaan yang bersangkutan mampu mempertahankan posisi atributnya dari pesaing.
Menurut  Ries  dan  Trout  dalam  Kotler  2005,  penetapan  posisi  dimulai dengan produk yaitu suatu barang, jasa, perusahaan, lembaga atau bahkan orang.
Tetapi  penetapan  posisi  bukanlah  kegiatan  yang  dilakukan  terhadap  produk, namun  kegiatan  yang  dilakukan  terhadap  pikiran  calon  pelanggan.  Di  dalam
menetapkan posisi di benak konsumen, perusahaan akan menghadapi persaingan. Persaingan  ini  dapat  dihadapi  melalui  tiga  strategi,  yaitu  memperkuat  posisi
dirinya saat ini di benak konsumen, mencari dan merebut posisi baru yang belum ditempati,  dan  menggeser  deposition  atau  mengubah  reposition  posisi
persaingan. Satu pesan penetapan posisi  yang konsisten membuat komunikasi dengan
pasar  sasaran  menjadi  lebih  mudah.  Satu  pesan  itu  mengakibatkan  perusahaan lebih  jelas  berpikir  tentang  apa  yang  perlu  dipertimbangkan  dan  mempermudah
penyesuaian suatu organisasi secara keseluruhan dengan posisi sentral. Penetapan posisi  saat  ini  tidaklah  harus  mengambil  satu  manfaat  saja,  karena  manfaat  itu
dapat diambil oleh pesaing lain sehingga perusahaan tidak mempunyai posisi lagi di mata konsumen. Penetapan posisi lebih dari satu manfaat akan membuat suatu
perusahaan memiliki kekhasan yang lebih di mata konsumen Kotler 2005. Saat  perusahaan  menambah  jumlah  pengakuan  terhadap  manfaat  merek
mereka,  mereka  menghadapi  resiko  ketidakpercayaan  dan  kehilangan  penentuan posisi  yang  jelas.  Menurut  Kotler  2005,  perusahaan  harus  menghindari  empat
masalah utama dalam positioning antara lain: 1  Positioning yang kurang underpositioning
Produk  mengalami  underpositioning  kalau  keunggulan  produknya  tidak dirasakan  oleh  konsumen.  Ia  tidak  memiliki  posisi  yang  jelas  sehingga
dianggap  sama  saja  dengan  kumpulan  produk  lainnya  di  pasar.  Masalahnya konsumen tidak bisa membedakan mereka dengan merek-merek lainnya.
2  Positioning yang berlebihan overpositioning Adakalanya  pemasar  terlalu  sempit  memposisikan  produknya  sehingga
mengurangi minat konsumen yang masuk dalam segmen pasarnya.
29
3  Positioning yang membingungkan confused positioning Konsumen  bisa  mengalami  keragu-raguan  karena  pemasar  menekankan
terlalu banyak atribut. 4  Positioning yang meragukan doubtful positioning
Positioning  ini  diragukan  kebenarannya  karena  tidak  didukung  bukti  yang memadai. Konsumen tidak percaya, karena selain tidak didukung bukti yang
kuat, mereka mungkin memiliki pengalaman tertentu terhadap merek tersebut, atau  marketing  mix  yang  diterapkan  tidak  konsisten  dengan  keberadaan
produk.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional