81
7.2. Implikasi  Analisis  Positioning  Terhadap  Kebijakan  Majerial  Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Berdasarkan  analisis  terhadap  karakteristik  konsumen,  proses  keputusan pembelian,  dan  positioning  dapat  ditarik  kesimpulan  untuk  dirumuskan  terhadap
kebijakan  manajerial  wisata  mancing  Fishing  Valley  FV  Bogor.  Rumusan kebijakan  manajerial  ini  berdasarkan  bauran  pemasaran  yang  terdapat  pada
perusahaan.  Implikasi  terhadap  kebijakan  manajerial  yang  berupa  bauran pemasaran perusahaan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau evaluasi dari
bauran  pemasaran  yang  selama  ini  telah  dilaksanakan  oleh  wisata  mancing Fishing  Valley  Bogor  dalam  melakukan  kegiatan  pemasaran  atas  produknya
terutama  sistem  pemancingan  galatama.  Bauran  pemasaran  terhadap  jasa  terdiri dari  7P  yaitu  Product  produk,  Price  Harga,  Place  tempatdistribusi,
Promotion  promosi,  Physical  Evidence  bukti  fisik,  Process  proses,  dan Person orang.
7.2.1. Bauran Produk
Produk adalah elemen kunci dalam tawaran pasar. Perencanaan pemasaran dimulai  dengan  memformulasikan  tawaran  untuk  memenuhi  kebutuhan  atau
keinginan pelanggan sasaran. Analisis proses keputusan pembelian menunjukkan bahwa  sebagian  besar  alasan  konsumen  memancing  galatama  di  Fishing  Valley
FV  dikarenakan  oleh  jarak  yang  dekat  antara  tempat  tinggal  konsumen  dengan pemancingan FV, lalu dilanjutkan karena alasan kenyamanan tempat dan fasilitas
yang  tersedia.  Namun,  tidak  ada  satu  pun  yang  memilih  karena  alasan  kualitas ikan  di  FV.  Analisis  positioning  menunjukkan  hal-hal  yang  menjadi  keunggulan
dari  wisata  mancing  Fishing  Valley  Bogor  yaitu  jenis  ikan  yang  beragam  dan sistem  pemancingan  yang  lengkap,  sedangkan  kelemahan  dari  FV  antara  lain
jumlah ikan yang sedikit dan ukuran ikan yang kecil dalam kolam galatama. Berdasarkan  analisis  dengan  menggunakan  analisis  proses  keputusan
pembelian dan analisis  postioning tersebut  dapat dirumuskan alternatif mengenai produk,  antara  lain  perusahaan  harus  mempertahankan  dan  memperhatikan
keunggulan yang dimiliki yaitu berupa sistem pemancingan yang sudah dianggap lengkap  oleh  konsumen  serta  jenis  ikan  yang  sudah  beragam  dibandingkan
pemancingan  lain  yang  menyediakan  sistem  galatama.  Kemudian,  perusahaan
82 juga sebaiknya menambah jumlah ikan dan memperbesar ukuran ikan yang ada di
kolam galatama khususnya ikan babon yaitu ikan besar yang ada di dalam kolam pemancingan galatama dengan berat lebih dari lima kilogram per ekornya. Jumlah
ikan  yang  tersedia  di  kolam  galatama  FV  saat  ini  sebanyak  18  ton  dan  hal  ini dianggap  kurang  oleh  konsumen.  Oleh  karena  itu  paling  tidak  FV  sebaiknya
menambah  jumlah  ikan  sama  dengan  jumlah  ikan  di  pemancingan  lain  yaitu sebanyak 20-30 ton,  sehingga kurang lebih  FV harus menambah jumlah ikannya
sebanyak 10-12 ton lagi. Ukuran ikan di FV saat ini yaitu 2-11 kilogram per ekor dan hal ini masih
dianggap  kecil  oleh  konsumen  khususnya  ikan  babon.  Maka  dari  itu,  sebaiknya FV  memperbesar  ukuran  ikannya  khususnya  ikan  babon  menjadi  paling  kecil
ukurannya  5  kilogram  per  ekor.  Selain  jumlah  dan  ukuran  ikan,  kesehatan  ikan juga sangat penting untuk diperhatikan.
Kesehatan  ikan  ini  ditunjang  oleh  kebersihan  kolam  dimana  ikan  itu berada.  Menurut  analisis  biplot,  pemancingan  FV  merupakan  pemancingan  yang
masih rendah kinerjanya dalam kebersihan kolam pemancingan. Khususnya untuk pemancingan  galatama  yang  setiap  hari  digunakan  untuk  memancing  dimana
terdapat banyak endapan baik endapan lumpur maupun endapan dari umpan yang digunakan, sehingga sangat perlu diperhatikan kebersihannya. Menurut informasi
dari  para  konsumen  dan  manajerial  FV,  kolam  galatama  FV  dari  awal pemancingan  diresmikan  sampai  penelitian  ini  berlangsung  belum  pernah  sama
sekali  dibersihkan.  Oleh  karena  itu,  perlu  kebijakan  dari  pengelola  untuk memberikan  waktu  khusus  untuk  membersihkan  kolam  pemancingan  galatama.
Karena apabila hal ini tidak diperhatikan akan mempengaruhi kinerja perusahaan seperti kerugian yang disebabkan banyak ikan yang mati karena kolam yang kotor
dan  banyak  konsumen  galatama  yang  beralih  ke  pemancingan  lain  karena  tidak mendapatkan ikan sesuai dengan keinginan mereka.
7.2.2. Bauran Harga