Pemali ngesik dan pengopongan timah 1 Pemali ngesik pada gawe nyucok
Pada kasus Pebuar, kegiatan penangkapan kekuak dengan dua macam teknik berbeda, nyucok dan ngerangkang. Zona nyucok yaitu di area perairan
pantai saat laut surut dari air kering sampai tergenang selutut. Zona ngerangkang yaitu di area perairan pantai saat laut surut tergenang dari sedada sampai sekepala.
Saat beroperasi pada lokasi yang sama, zona nyucok dan ngerangkang ‘tidak bertemu’ pada waktu yang sama pula, ada zona pemisah antara keduanya zona
antara, tidak ada tumpang-tindih zona antara dua macam teknik tangkap tadi. Pada kasus Nangkabesar, kegiatan penangkapan kekuak komersial
dilakukan juga dengan dua macam teknik berbeda, nyucok dan nyerampang. Zona nyucok seperti kasus Pebuar yaitu di area perairan pantai saat laut surut
dari yang kering airnya sampai tergenang selutut, sedangkan zona nyerampang dari batas tergenang minimal sampai sepinggang. Saat keduanya beroperasi pada
lokasi yang sama, karena ada kemiripan sebagian syarat efektif penangkapan faktor kedalaman, terjadilah dua zona kegiatan nyucok dan nyerampang yang
‘beririsan’ pada saat yang sama, tanpa zona pemisah diantaranya. Berarti, pada zonasi tangkap pulau itu ada kesepakatan berbagi antara dua kegiatan
penangkapan berbeda gawe nyucok dan nyerampang. Bahkan, lelaki dan perempuan bisa memakai salah satu atau kedua macam alat tangkap saat
beroperasi di suatu lokasi tangkap, jadi bisa menguasai satu atau dua zona tadi. Faktanya di lapangan cenderung gawe nyucok lebih banyak di lokasi yang kering,
gawe nyerampang selalu di lokasi tergenang. ‘Zona antara’ pada Zonasi Tangkap Pebuar selain menjadi zona pemisah
dua kegiatan penangkapan berbeda gawe nyucok dan ngerangkang pada waktu yang ‘sama atau berbeda, juga berfungsi sebagai ‘zona cadangan bagi populasi
kekuak, sementara atau tetap. Bisa sementara karena ada pergeseran relatif akibat dinamika siklus pasang-surut. Jadi, pada zonasi ini ada dua macam zona
cadangan, yaitu zona antara dan ‘zona lepas’ setelah zona ngerangkang. Zona lepas yaitu area perairan setelah zona tangkap terluar, merupakan zona cadangan
tetap. Pada Zonasi Tangkap Nangkabesar tidak ada zona antara, dan zona cadangan cuma satu yaitu zona lepas setelah zona nyerampang, karena antara
zona nyucok dan nyerampang tidak ada zona pemisah, sementara ataupun tetap pada waktu yang sama ataupun berbeda.
Pada pola pertama Pebuar, adanya zona cadangan pada zona antara memberi kesempatan luas proses suksesi eksternal populasi kekuak ke dua zona
tangkap selama tidak ditangkapi, di daerah tangkap atau perairan pantai Pebuar dan sekitarnya. Selain itu, pola ini mendukung mekanisme pindah lokasi tangkap
daur-ulang bergilirrotasi bisa berjalan dengan baik di kawasan itu. Pada pola kedua Nangkabesar, tiadanya zona cadangan antara, membuat tiada kesempatan
proses suksesi eksternal populasi kekuak ke kedua zona tangkap. Pola ini tidak memberi jalan mekanisme rotasi lokasi tangkap di perairan pulau ini.
2 Pola pindah lokasi tangkap
Pada kegiatan penangkapan kekuak komersial di Bangka ada mekanisme gerak pindah daerah dan lokasi pilihan secara horizontal berupa ‘pindah semusim’
dan ‘pindah antar-musim’. Pindah semusim adalah perpindahan akibat dinamika siklus pasang-surut dari minggu ke minggu dalam bulan-bulan musim tangkap.
Siklus ini membuat pergiliran surut air laut antar-lokasi, nelayanpenangkap memilih lokasi tangkap yang lebih dulu surut dan keringnya luas. Jika surutnya
sempit dipilih yang terdekat lebih mudahaman, jika luas dipilih lebih ke tengah. Pindah antar-musim adalah perpindahan akibat dinamika pertumbuhan
populasi kekuak dari musim ke musim pada beberapa lokasidaerah. Jika musim sebelumnya kekuak sudah ditangkapi di suatu lokasidaerah, musim selanjutnya
belum tentu ditangkapi di situ lagi tapi pindah ke lokasidaerah lain, sampai beberapa musim tahun setelah itu. Berarti ada pergiliran daur-ulangrotasi
lokasidaerah tangkap dari musim ke musim, mirip tradisi berladang rotasi. Pindah semusim dan antar-musim terjadi pada kasus penangkapan kekuak
komersial di kawasan Pebuar. Pindah antar-musim di sana ‘praktis’ cuma disadari masyarakatnya pada gawe ngerangkang, sedangkan pada gawe nyucok yang
disadari cuma pindah semusim. Itu karena penangkapan kekuak di sana dengan teknik ngerangkang biasanya lebih intensif populasi kekuak tersisa cenderung
lebih kecil daripada teknik nyucok yang tersisa cenderung masih lebih besar demi suksesi internal pada suatu lokasidaerah, apalagi berlaku pemali ngesik.
Pindah semusim di Pebuar cenderung terjadi pada daerah tangkap sama lokasi tangkap berbeda, tapi pindah antar-musim terjadi pada daerah tangkap
berbeda. Adanya kepatuhan pada pemali ngesik dan zonasi cadangan antara
adalah dua penjamin berjalannya mekanisme pola pindah lokasi tangkap pindah semusim dan antar-musim berdaur-ulang rotasi.
Lokasi dan daerah tangkap kawasan Pebuar dan sekitarnya amat luas Gambar 52, peta rekonstruksi terbentang sepanjang perairan pantai utara Bangka
Barat termasuk Teritip, penangkapnya nyucok lebih banyak, dan kegiatan penangkapan rutin dilakukan tiap tahun musim. Namun, pola pindah antar-
musim apalagi yang semusim tadi masih sulit dipetakan, karena pola pindahnya tampak acak banyak pilihan lokasi. Hal ini selain karena tidak ada lembaga
adat yang mengatur, juga akibat dinamika siklus pasang-surut sepanjang musim dan antar-musim dengan keragaman lokasi dan tipologi pantai kontur, substrat
dan vegetasi dasar perairan. Pada kasus sejenis di Nangkabesar, daerah tangkap tidak seluas di
kawasan Pebuar, kini yang disadari cuma pindah semusim. Pernah ada pindah antar-musim tapi tidak berdaur-ulang, lokasi-lokasi tangkap sebelumnya ditinggal
karena populasi kekuak menghilang sulit terpulihkan, suksesi internal tidak berjalan. Setelah amat luas area yang ditinggal itu beberapa tahun, lalu terkunci
sampai kini di lokasi-lokasi terakhir yang relatif jauh dari lokasi semula awal pemanfaatan kekuak komersial di sana. Lokasi awal kegiatan penangkapan
1997 di sekitar Tanjong Gelam dan Telok Gelam, lalu Betieng Bato, terakhir daerah Betieng Curong sekitar Palo Curong, Gusong Sagu’ dan Gusong
Pesigong. Peta rekonstruksinya tampak pada Gambar 53. Ada dua penyebab utama hal itu terjadi yaitu: tidak adaditaatinya
pantangan ngesik nuis pada teknik nyucok; dan diterapkan dua macam teknik tangkap dengan zona beririsan tidak terpisah. Dengan ngesik tiap kali nyucok,
dijamin sedikit sekali populasi kekuak tersisa untuk proses pemulihan suksesi internal di zona tangkap zona nyucok sendiri. Dengan zona beririsan tadi, tidak
akan pernah ada zona antara pemisah yang populasi kekuaknya selamat tidak tertangkap untuk proses pemulihan ke arah dua zona tangkap suksesi eksternal.
Jadi, penyelamat populasi kekuak pada ‘zona tangkap mengering’ adalah aturan pantangan ngesik, tapi pada ‘zona tangkap tergenang’ adalah cadangan populasi
pada zona yang tidak ditangkapi secara teknis zona cadangan, terutama zona antara, pemisah dua zona tangkap.
Gambar 52 Peta daerah dan lokasi tangkap kekuak kawasan Pebuar
JEBUS
D1 D2
D4
D3
L1
PENGANAK
PEBUAR Tanjong Lesum
Tanjong Genting
Tanjong Batubelayar Teluk Bembang
KAMPAK
L1 L2
L3 L4
L2 L3
L4 L1
L3 L2
L4 L2
L3 L4
L5
L1
Keterangan: D daerah tangkap, L lokasi tangkap,
Nomor acak tidak menunjukkan urutan rotasi lokasidaerah batas tidak jelas
SUNGAIBULO
PERAIRAN PEBUAR DAN SEKITARNYA
Pantai Mayat Tanjong Batubesi
Laut Natuna
Gambar 53 Peta daerah dan lokasi tangkap kekuak Pulau Nangkabesar Dua pola berbeda dari kedua kasus tadi bisa menjelaskan fakta mengapa
kegiatan penangkapan pada kasus Pebuar bisa kontinu berjalan tiap tahun musim, dengan adanya pola rotasi daur-ulang lokasi sepanjang daerah tangkap.
Pada kasus Nangkabesar rotasi lokasi cuma terjadi pada daerah tangkap terakhir, yang semakin jauh dari lokasidaerah tangkap pertama dan sebelum-sebelumnya.
Namun, kegiatan penangkapan massal di pulau itu tetap berjalan adaberlanjut meski tidak kontinu tiap tahun musim, tergantung musim panen cengkeh sebagai
kegiatan utama lainnya dengan koordinasikomando pedagang pengumpul utama.