Komoditas dan harga produk 1 Produk pangan

total tampungan pengumpul I. Penentuan tahun untuk musim panen kekuak skala besar ini tergantung pengumpul I Aliyanto dalam membaca dinamika di lapangan, panen kekuak bisa ditunda tetapi panen cengkeh tidak bisa. Data kekuak kering Nangkabesar 2006 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 periode minggu ruap R ju m lah e ko r DBS C B A Super Data kekuak kering Nangkabesar 2008 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 periode minggu ruap R ju m lah e ko r DBS C B A Super Gambar 82 Data kekuak kering 2006 dan 2008 Nangkabesar Sumber: Aliyanto, diolah; Kelas cm: Super 65; A 61-65; B 56-60; C 51-55; D 46-50; BS 46 Terungkapnya kegiatan penangkapan kekuak komersial skala besar jumlah penangkap amat banyak di Nangkabesar yang tidak harus setahun sekali ini dari data catatan Aliyanto sebagai pengumpul utama, menyingkap rahasia pemanfaatan kekuak di pulau ini tetap berulangberlanjut dari musim ke musim tahun ke tahun. Bahkan, selain jumlah produksi kekuak keringnya lebih banyak, ukurannya pun bisa maksimal jauh lebih panjang. Padahal, pola zonasi tangkapnya tumpang-tindih kurang menjamin kelestarian populasi kekuak dan dilanggarnya pemali ngesik pada gawe nyucok, yang keduanya berdampak pola 1.310 3.248 6.262 6.789 5.011 6.189 6.190 5.458 2.851 2.948 Maret April Mei Juni Juli Total: 46.256 ekor kelas 1.418 9.601 5.755 12.656 3.258 6.716 5.389 8.573 Maret April Mei Juni Juli Total: 53.366 ekor kelas pindah lokasi tidak berdaur-ulang. Lebih tingginya jumlah dan mutu produksi kekuak karena berasal dari populasi yang tidak selalu tiap tahun ditangkapi kesempatan tumbuh dan reproduksi lebih lama. Tiap musim tangkap skala besar di Nangkabesar, sebagian besar kekuak kering pada pengumpul II di Pebuar Arpan berasal dari pulau itu pengumpul I, Aliyanto, begitupun yang dijual pedagang di tokopasar Pangkalpinang. Berarti keberlanjutan kegiatan penangkapan kekuak komersial di pulau itu selain karena masih ada zona lepas zona cadangan luar populasi pada pola zonasi tangkap, juga terutama sekali karena secara tidak langsung terselamatkan kegiatan musim panen cengkeh panen raya satudua tahun sekali. Ini tidak lepas dari peran pengumpul utama Aliyanto mengatur mengkoordinasi kegiatan penangkapan skala besar. Peran tokoh ini amat dominan, selain mengomando para penangkap memulai-mengakhiri kegiatan, juga mengecek kondisi lokasi tangkap dan memberi gratis anak-anak buahnya rotan bahan cucok setengah jadi, bagi penangkap lain harus membeli seperti pada kasus Pebuar. Di Pebuar peran pengumpul kekuak keringbasah hanya menampung, menentukan harga, membayar dan menjualnya ke pasar, tidak terlibat langsung mengkoordinasi kegiatan penangkapan. Di Pebuar dan Nangkabesar siapapun bisa jadi pengumpul baru asal anak buahnya baru, tidak bisa mengambil anak buah pengumpul lain. Tapi, saat perekrutan dan setoran saja pengumpul di Pebuar bisa mengkoordinir, setelah itu terserah anak buah; dan di Nangkabesar pada musim tangkap skala kecil beberapa anak buah pengumpul utama yang tetap menangkap tanpa komando bebas menjual kepada pengumpul lain atau langsung ke pasar. Pengaruh pengumpul kekuak terhadap ekonomi para penangkap relatif tidak ada amat kecil, cuma dalam perdagangan kekuak, karena kekuak cuma komoditas musiman, dan nelayan masih mengutamakan ikan ekonomis tinggi. Ada pengaruh kuat jika pengumpul memodali kegiatan nelayan seperti ngerangkang di Pebuar, tapi itupun jika perahu sendiri yang sekaligus dipakai untuk kegiatan lain seperti membubu, yang hasilnya lebih ekonomis dan disetor kepada pengumpul yang sama. Bisasanya pengumpul memodali bensin atau peralatan, pengumpul ini selalu menanti nelayan di pantai pangkalan nelayan. Untuk pengumpul kekuak basah yang tidak mendatangi nelayan dan tidak merangkap pengumpul produk lain, pengaruhnya amat kecil apalagi jika tidak punya janji sebelumnya dengan penangkap. Pengumpul kekuak kering hasil nyucok di Pebuar amat kecil pengaruhnya, para penangkap perempuan beroperasi hampir tanpa modal finansial peralatan murah atau dibuat sendiri. Pengumpul ‘cuma membantu’ menjualkan kekuak kering, sama seperti peran pengumpul utama di Nangkabesar, karena letak pasar jauh di kota Pangkalpinang. Pengumpul utama di Nangkabesar meski memberi rotan gratis kepada anak buah, pada musim tangkap skala kecil tidak mau menjualkan, karena terlalu sedikit tidak sebanding ongkos angkut ke pengumpul II di Pebuar atau pasar kota, jadi bolehbebas dijual kepada pengumpul lain atau langsung ke pasar. Kekuak segar cuma dipasarkan di JebusParit-tiga, semua dari ngrerangkang di Pebuar, yang dijual segar sejak konsumen etnik Tionghoa mulai suka olahan basahnya. Namun tetap lebih banyak yang jijik dengan tampilan segarnya, untuk itu dijual di pasar dengan bisik-bisik dan tersembunyi pola pemasaran tertutup . Pengumpul membeli langsung dari penangkap siangsore lalu dijual sendiri esok paginya di pasar atau kepada pedagang pasar, jadi konsumen datang ke pasar. Ada pula pengumpul yang mendatangi rumah konsumen pelanggan dari pintu ke pintu soremalam itu juga Gambar 83. Kebiasaan ini mirip cara orang Melayu menjual tembilok cacing kapal yang diam-diam bisik-bisik, cuma memenuhi pesanan, dibawa dengan kendaraan bertanda khusus ranting daun tertentu, ditaruh dalam botol atau ember bertutup. Pada cara penjualan dari pintu ke pintu mendatangi pelanggan ini masih tergolong pola pemasaran tertutup, pengumpul bisa lebih dominan menentukan harga, tapi pelanggan mendapat kekuak basah masih amat segar, tidak perlu repot- repot ke pasar yang belum tentu dijual dan kuatir kehabisan, dan tanpa menunggu besok pagi. Jadi wajar jika harganya agak lebih mahal daripada yang dijual besok paginya di pasar yang sempat disimpan dulu, tidak lebih segar. Pemasaran kekuak basah dari Pebuar untuk konsumsiolah-basah di Jebus ini ikut mempengaruhi pola kegiatan penangkapan terbagi dua berdasarkan tujuan pasar. Gawe ngerangkang untuk kekuak jual basahsegar, sedangkan gawe nyucok untuk jual kering, karena mutu hasil ngerangkang terbaik untuk konsumsiolah basah. Karena itu durasi ngerangkang tiap hari biasanya dipersingkat agar mutu produk terjaga, berbeda dengan nyucok yang cuma untuk dijualdiolah kering. Gambar 83 Rantai pemasaran kekuak basah segar kasus Pebuar P pedagang, C pengumpulkolektor Pada prinsipnya durasi kegiatan penangkapan nyucokngerangkang untuk kekuak basah tidak bisa lama-lama terkait mutu kesegarannya. Jika pasokan hasil ngerangkang melimpah, semua kekuak basah jatuh harganya bahkan tidak laku dan akhirnya dikeringkan oleh penangkappengumpul, apalagi dari hasil nyucok. Hal ini memicu penangkap menyudahi kegiatan penangkapan karena tidak ekonomis lagi. penangkap merangkap nelayan di Pebuar biasanya segera ‘putar-haluan’ untuk ngerawai mancing ikan ‘mumpung’ umpan terbaik kekuak segar melimpah dan gratis dari tangkapan sendiri namun target hasilnya ikan-ikan ekonomis mahal. Jadi, tidak atau belum ada jual-beli umpan kekuak di Bangka PebuarNangkabesar.

7.4 Kesimpulan

Kekuak adalah umpan alami bermutu dan potensial dikembangkan untuk menunjang kegiatan memancing baik profesional maupun rekreasional. Selain itu kekuak merupakan bahan pangan khas setempat yang halal, lezat, bergizi dan Para penangkap Para pelanggan PASAR C Para pembeli Para penangkap C C PERUMAHAN P sejauh ini aman dikonsumsi, yang potensial dikembangkan sebagai produk diversifikatif, bermutu dan lebih ekonomis berdasarkan gagasan kreatif masyarakat lokal, terutama panggang kelup yang dikembangkan kajian ini sebagai casing sosis edibel. Manfaat kekuak sebagai umpan potensial dikembangkan sebagai umpan komersial penunjang wisata bahari, sekaligus sumber pendapatan alternatif masyarakat nelayanpenangkap. 8 PEMBAHASAN UMUM 8.1 Karakteristik, Kondisi dan Status Aspek Terkait Pemanfaatan Kekuak

8.1.1 Aspek etnobiologi

Biota kekuak meskipun belum secara baik apalagi lengkap, telah diketahui memiliki siklus hidup dengan beberapa stadium metamorfosis dari menetasnya telur sampai cukup dewasa dengan ukuran tertentu untuk bisa berkembangbiak lagi. Di Bangka-Belitung, selama ini yang tertangkap adalah individu biota yang telah mencapai stadium dewasa, sebelum tercapai sulit terlihat dan tertangkap. Siklus reproduksi kekuak meski juga belum secara baik diketahui, tapi masa kematangan telur, pelepasan bertelur, menetas sampai menjelang dewasa secara kuat diperkirakan bersamaan dengan mulai berakhirnya masa kegiatan penangkapan terutama nyucok dan nyerampang secara umum JuniJuli sampai PebruariMaret, sebagai rehat panjang periode surut terjadi terlalu sore, malam, sampai terlalu pagi dan disertai musim hujan. Selama itu populasinya ‘aman atau selamat’ dari penangkapan, sempat berkembang metamorfosis individunya dan suksesif populasinya dewasa sampai tiba musim tangkap berikutnya. Setelah dewasa cara bersarang biota ini spesifik melubang dalam tanah dasar perairan laut, tidak kelihatan. Karena itu, cuma bisa ditangkap dengan alat tangkap tertentu saja khusus tanpa menyebabkan rusak dan berubah kondisi habitatnya teksturstruktur substratnya agar tetap terjaga keberadaaan dan kelangsungan hidupnya. Selama tidak banyak yang mampu menangkap dan tidak banyak jenis alat tangkap efektifnya, kondisi biota ini dan habitatnya relatif aman. Sarang biota ini setelah dewasa juga amat spesifik, permukaan lubangnya yang mirip bekas jejak anjing, cuma bisa dilihat jelas pada siang hari saja dan cuma sedikit orang yang bisa mengetahui keberadaannya. Penangkapannya yang terbatas cuma bisa efektif di siang hari dengan jenis alat tangkap yang ada, pun cukup menjamin keberadaankelangsungan hidup individu dan populasi di habitat. Habitat utama biota ini sebagai lokasi tangkapnya berada pada zona pasang-surut intertidal perairan pantai. Biasanya penangkapan bisa efektif produktif dilakukan cuma pada saat laut surut siang hari periode Maret sampai JuniJuli, khususnya nyucok dan ngerangkang selang minggu ruap surut terendah dengan kedalaman minimal terkait operasi alat tangkap. Periode Juli