Aspek teknologi Pengembangan konsep pemanfaatan kekuak berkelanjutan .1 Aspek Biologi

9 KESIMPULAN UMUM 9.1 Kesimpulan Secara umum pemanfaatan kekuak yang dilakukan masyarakat di Kepulauan Bangka-Belitung selama ini secara biologi masih terjaga kelestarian populasi dan habitatnya, secara teknologi masih tetap terjaga kesinambungann penangkapannya, namun secara ekonomi belum optimal pemanfaatannya dan belum maksimal menguntungkan masyarakat lokal nelayan dan penangkap. Kekuak memiliki karakteristik yang unik keberadaannya ditandai permukaan sarang yang mirip jejak anjing sekaligus rentan jika terputus akan mati dan habitat yang khas pantai pasir putih bertekstur sedang, namun hanya stadium dan ukuran dewasa tertentu yang bisa tertangkap dengan jenis alat tangkap yang ada. Ada tiga jenis alat tangkap kekuak komersial yang diterapkan masyarakat lokal cucok, rangkang dan serampang yang masih tergolong tradisional tapi ramah lingkungan, meskipun tekniknya dengan pelukaan namun relatif tidak mempengaruhi mutu produknya, efektivitas dan produktivitasnya juga dibatasi secara alamiah, teknis dan manusiawi etnisekonomis dengan pola dan aturan lokal yang berlaku. Kekuak terbukti merupakan bahan umpan alami bermutu tinggi, amat baik dan potensial-komersial untuk tujuan memancing profesional dan rekreasional, selain itu juga terbukti sebagai bahan pangan komersial yang lezat, penuh gizi, berkhasiat, halal dan sejauh ini aman-konsumsi. Sebagai record baru anggota Sipuncula dari Kepulauan Bangka-Belitung, penelitian ini mengidentifikasi kekuak sebagai Xenosiphon sp., yang cenderung mengarah pada minimal pembentukan spesies baru, didasarkan pada ciri-ciri khas dan unik, yaitu: meski sebagian besar pita otot sirkulernya terpisah tapi sebagian kecilnya terhubung, saluran ususnya tanpa belokan pasca-kerongkongan, bentuk sistem kanal bawah kulitnya bervariasi tegak, miring dan arah panah, dan tanpa otot protraktor. Kekuak panggang-kelup adalah olahan kuliner khas Pebuar yang unik, lezat dan inspiratif, pada penelitian ini terbukti bisa dikembangkan manfaatnya, salah satunya sebagai casing sosis edibel.

9.2 Saran

Perlu segera dilakukan penelitian lanjutan terutama biologi reproduksi dan perilaku adaptasinya didasari informasi dari hasil penelitian ini, di lokasi lama ataupun baru, terkait pemanfaatan berkelanjutan, konservasi dan budidayanya. Pihak terkait dalam hal ini pemerintah setempat perlu segera membuat aturan pengelolaan legal-formal mengadopsi hasil-hasil penelitian ini, terkait jaminan perlindungan pemanfaatan kekuak oleh masyarakat dari kerusakan habitat akibat kegiatan pertambangan. Masyarakat lokal perlu binaan dan promosi terkait upaya diversifikasi produk pangan kekuak dan komersialisasi umpan kekuak, dengan pola pemasaran yang terkonsentrasi di sentra-sentra poduksi, memanfaatkan potensi lokal dan even budaya periodik serta konsumen potensial lokal, domestik dan asing, sebagai wisata bahari dan kuliner yang khas dan unik. DAFTAR PUSTAKA Adimihardja K. 1996. Sistem Pengetahuan Lokal dan Pembangunan Masyarakat Desa di Indonesia. Bandung: UPT INRIK, UNPAD. 19 hlm. Alcorn JB. 1996. Is Biodiversity Conserved by Indigenous People? Di dalam: Jain SK, editor. Ethnobiology in Human Welfare. Lucknow: Deep Pub. hlm 233-238. Anonimª. 2009. http:rydberg.biology.colostate.edu [11 Juli 2009]. Anonim . 2009. http:www.biolgy.ualberta.cacourse.hp [11 Juli 2009]. [AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2000. Official Methodes of Analysis of the Association of Official Analytical Chemists. Wahington: AOAC Inc. 32 hlm. Apriantono A, Nurbowo. 2003. Panduan Belanja dan Konsumsi Halal. Jakarta: Khairul Bayan. hlm 27-29. Banilodu L. 1998. Implikasi Etnobotani Kuantitatif dalam Kaitannya dengan Konservasi Gunung Mutis, Timor [disertasi]. Bogor: PPs. IPB. hlm 109. Baskoro MS. 2006. Alat penangkap ikan berwawasan lingkungan. Di dalam: Sondita MFA, Solihin I, editor. Teknologi Perikanan yang Bertanggung- jawab. Bogor: Dept PSP FPIK IPB. hlm 7-17. Baskoro MS, Effendy A. 2005. Tingkah Laku Ikan Hubungannya dengan Metode Pengoperasian Alat Tangkap Ikan. Bogor: Dept PSP FPIK IPB. hlm 27. Brandt A von. 2005. Fish Catching Methods of The World. Farham: Fishing New Books Ltd. 418 hlm. [BPS Babel] Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. 2007. hhttp:babel.bps.go.idindex.phpgeografi286paranalisageografi.ht [20 Nov 2010]. [BSN] Badan Standar Nasional. 1996. Syarat Mutu Standar Ikan Beku. SNI-4110- 1996. 4 hlm. Charles AT. 2001. Sustainable Fishery Systems. Oxford: Blackwell Sc. hlm 45- 47. Clark ME. 1985. The osmotic role of amino discovery and function in transport processes. Di dalam: Gilles R, Baillen MG, editor. Ion O¯ and Osmoregulation. Berlin: Springer-Verlag. hlm 412-423. Cutler EB. 1994. The Sipuncula, Their Systematics, Biology, and Evolution. New York, Ithaca: Cornel Univ. Press. hlm 24-59. Cutler EB, Gibbs PE. 1985. A phylogenetic of higher taxa in the phylum Sipuncula. Systematic Zoology 34: 162-173. b