Sejarah singkat dan peran masyarakat 1 Jauh sebelum kemerdekaan sebelum 1940

ngerangkang biasa; 2 Selama ini di lokasi yang dalam belum pernah dilakukan penangkapan, tapi banyak ditemukan mata lubang sarang kekuak; 3 Pada minggu taru’ atau kenda’ konda lokasi juga menjadi terlalu dalam untuk ngerangkang biasa, padahal angin dan arusnya tenang, air pun jernih, maka kompresor diharapkan bisa menjadi solusi. Gambar 55 Ngerangkang plus, kompresor sebagai alat bantu utama Kompresor selama ini dipakai di bengkel kendaraan untuk memompa ban roda. Penambangan timah inkonvensional di laut TI apung oleh penduduk pada dekade belakangan, membuat kompresor laku dipakai sebagai alat bantu napas untuk bekerja di bawah permukaan laut. Mesin ini bahan bakarnya bensin. Dengan kompresor, penemu berhasil ngerangkang diluar batas syarat efektif kedalaman ngerangkang biasa bisa 2-6 m, kerjanya jauh lebih mudah cukup jalan-jalan di dasar laut dan membungkuk saat menangkap, durasi waktu jauh lebih lama 2-3 jam bisa bernafas dalam air, zona tangkap jauh lebih luas radiusnya sepanjang selang nafas biasanya 100 m, hasil tangkap jauh lebih banyak. Dari segi harga lebih untung, karena tanpa saingan dijual di luar minggu taru’ dan batas akhir musim tangkap biasa. Biaya operasi yang mahal bisa segera tertutupi dari pendapatannya. Ngerangkang cara baru ini, alat tangkap rangkang dan perlengkapannya sama seperti biasa, bedanya Tabel 18 adalah selain kompresor, juga harus dilengkapi masker selam, selang plastik 100 m, pelampung dan tali, sepatu dan kaos kaki, dan timah pemberat kira-kira 7 kg. Pelampung bertali diikatkan ke badan, selain jadi tanda keberadaan dan posisi penangkap, juga membantu naik ke permukaan setelah pemberat dilepas. Sepatu karetplastik juga perlu untuk berjalan aman di dasar laut. Penemuan ngerangkang plus ini dianggap modernisasi kegiatan ngerangkang, karena ada mesin untuk membantu bernafas dalam air, yaitu kompresor berbahan bakar bensin. Dalam operasinya juga harus berperahu motor sebagai alat angkut, namun dari alat utamanya rangkang dan teknik tangkap dasarnya dengan menikam, tetap tradisional, kecuali jika kompresor dipakai untuk menyedot kekuak tidak dilakukan, karena bisa merusak habitat kekuak. Tabel 18 Perbedaan ngerangkang biasa dengan ngerangkang plus Pembeda Ngerangkang biasa Ngerangkang plus Alat bantu utama tanpa kompresor kompresor Alat bantu lain pelampung tidak selalu pelampung selalu perlu kaca mata selam masker selam selang plastik 100 m timah pemberat 5-7 kg sepatu plastikkaret Bahan bakar bensin untuk perahu untuk perahu + kompresor Kawankelompok tidak selalu perlu perlu demi keselamaatan Zone tangkap kedalaman air 120-150 cm dada sampai leher 2-6 m kepala di dalam air Cara bergerak menyelam + melayang berjalan + membungkuk Posisi badan dalam air kecuali kepala seluruhnya dalam air Posisi menikam melayang, kaki di atas bungkuk atau jongkok Durasi menyelam sebentar-sebentar 5 menit amat lama 1-3 jam Jumlah tangkapan 400-600 ekorhari 1.000-1500 ekorhari Waktu menangkap saat ruap saja saat ruap dan taru’ Periode menangkap panjang Februari sampai Agustus lebih panjang kapan saja asalkan siang, tiada hujan, air jernih, arus tenang sebagai penanda posisi penangkap di bawah air Rahasia penting gagasan penemunya adalah bahwa sebenarnya ngerangkang plus ini bisa dilakukan kapan saja, syaratnya: kondisi di air lautnya jernih, angin tidak kencang, arus tidak kuat dan tidak mendung atau hujan. Jadi, bisa beroperasi di luar musim tangkap biasa, atau bisa setiap bulan sepanjang tahun, saat surut ataupun pasang, saat ruap ataupun taru’, yang penting di siang hari. Selain itu, ngerangkang plus bisa menjangkau daerahlokasi yang selama ini belum tidak pernah ditangkapi, sehingga bisa lebih banyak hasilnya dan kekuaknya lebih besarpanjangberat. Karena karakteristik biologi kekuak belum yang diketahui secara rinci, terutama reproduksinya, sang penemu beroperasi tidak jauh dari pola ngerangkang biasa, khususnya waktumusim tangkap, agar tetap terjamin aspek kelestariannya. Yaitu cuma dilakukan di akhir musim tangkap saja, sekitar Agustus-September sebelum banyak turun hujan, saat kegiatan ngerangkang biasa sudah terhenti. Jika dilakukan pada periode musim ngerangkang biasa, dia kuatir akan mengancam kegiatan para penangkap lainnya. Kegiatan operasinya pun di luar lokasi ngerangkang biasa selama ini, sebagai kegiatan alternatif saat penghasilan dari menangkap ikan biasa tidakkurang memuaskan. Sang penemu kuatir jika gagasan ini ditiru oleh orang lain di kawasan Pebuar atau daerah lainnya bisa tidak bijaksana, tidak ada jaminan kendali dan antisipasi terhadap dampaknya, dia merasa bertanggungjawab akan hal ini. Kekuatiran ini karena operasi penangkapan cara baru ini bisa amat jauh melewati batas-batas kegiatan penangkapan biasa, yang sudah terbukti kelestarian populasi kekuaknya tetap terjaga dan kegiatan pemanfaatannya tetap berlanjut. Ternyata, ngerangkang plus ini dilakukan cuma dua kali September 2007 dan Agustus 2008 oleh penemunya, pada 2009 dan 2010 tidak lagi, menyadari bahaya bernapas dengan kompresor. Dia pun masih bisa lega, belum ada yang mengikuti gagasannya. Kasus ini memberi tiga pelajaran penting: 1 Sebenarnya kekuak bisa ditangkap kapan saja asalkan di siang hari yang cerah, air laut tenang dan jernih; 2 Musim hujan dan periode surut air laut di malam hari, selama ini adalah penghambat pengontrol alamiah utama kegiatan penangkapan kekuak; 3 Cara ini tidak diikuti warga lain, karena mahal dan rumit, tidak baik bagi keselamatankesehatan, atau risikonya tidak sebanding dengan penghasilannya. 3 Gagasan rancang-ulang alat tangkap Jenis-jenis alat tangkap kekuak buatanrancangan masyarakat selama ini kurang praktis dan tahan lama, namun terbuat dari bahan alami dan barang bekas, sehingga ramah lingkungan dan perlu dipertahankan. Tanpa merubah prinsip dasar teknik tangkap, ataupun melanggar aturan dan pola yang ada di masyarakat ketiga jenis alat tangkap tersebut bisa dirancang-ulang dimodifikasi dan dibuat dari bahan alternatif, diutamakan dari barang bekas dan bisa diproduksi lokal. Cucok paralon bisa lebih disempurnakan, gagangnya dapat dibuat dari logam antikarat atau plastik. Panjangngnya sudah cukup ideal 40-45 cm tidak perlu dibagi dua, tapi sebaiknya bisa dibagi dua dan dibongkar-pasang, lebih praktis dibawa dan disimpan, kedua bagian terhubung oleh mur dan drat, ujungmatanya pun begitu. Dibuat dengan cetakan khusus dari bahan mentah, atau dibubut dari bahan setengah jadi. Alat ini bisa disebut ‘cucok pakar’ atau cucok pasang-bongkar Gambar 56. Rancang-ulang rangkangserampang pun begitu, gagang harus bisa dibongkar-pasang, bahannya sama. Panjang total cukup 80-90 cm, dibagi tigaempat terhubung seperti mur dan drat, bagian atas cukup 20-25 cm. Jika bagian atas saja yang dipasang jadilah rangkang, jika tiga sampai empat bagian jadilah serampang. Bagian kepala dari logam antikarat timahbaja agar berat, matanya proyektil pun bisa dibongkar-pasang, tanpa dililit nilon agar praktis. Alat ini disebut ‘serang pakar’, serampang sekaligus rangkang pasang-bongkar, atau cukup ‘serang’ saja Gambar 55. Gambar 55 Rancang-ulang alat tangkap kekuak bongkar-pasang Alat tangkap rancang-ulang modifikasi ini lebih praktis, amat cocok untuk kegiatan memancing rekreasional hobi dan wisata bahari petualangan. Selain itu, bisa lebih tahan lama, tidak perlu dibuat setiap tahun. Namun, tetap masih perlu diuji-cobakan efektivitasnya dan dilatih teknik memakainya.

6.4 Kesimpulan

Penangkapan kekuak komersial di Bangka menerapkan tiga jenis alat tangkap tradisional yaitu cucok, rangkang dan serampang. Teknik tangkap serang cucok pakar