Kepulauan Bangka-Belitung Studi etnobiologi, etnoteknologi dan pemanfaatan kekuak (Xenosiphon sp.) oleh masyarakat di kepulauan Bangka-Belitung

4 KONDISI DAERAH PENELITIAN 4.1 Lokasi Pemanfaatan Kekuak Kepulauan Bangka-Belitung merupakan salah satu daerah yang sebagian kecil masyarakatnya telah memanfaatkan kekuak. Pada umumnya di wilayah ini biota tersebut digunakankan sebagai bahan umpan untuk kegiatan memancing, hanya di beberapa tempat saja yang digunakan sebagai bahan pangan untuk lauk. Manfaatnya sebagai bahan pangan di Bangka kemudian menjadikan penangkapannya intensif sebagai kegiatan musiman untuk dijual penangkapan komersial. Beberapa tempat yang menjadi situs pemanfaatan kekuak di Bangka dan Belitung dijadikan sebagai lokasi penelitian ini seperti ditertera pada Tabel 2. Tabel 3 Situs-situs pemanfaatan kekuak sebagai lokasi utama penelitian Lokasi tangkap asal Tujuan penggunaan Lokasi penggunaan tujuan Jarak tempuh Jangkauan relatif akses Burongmandi Kecamatan Manggar, Belitung Timur Umpan untuk hobi mancing gagok Pelabuhan Olifir Kecamatan Manggar, Belitung Timur 27 km Cukup jauh dan cukup sulit Pebuar Jebus Bangka Barat Bahan pangan komersial Pasar kota Kota Pangkalpinang 127 km Amat jauh dan sulit Nangkabesar Kecamatan Sungaiselan, Bangka Tengah Bahan pangan komersial Pasar kota Kota Pangkalpinang 69 km Jauh dan amat sulit sebagian lewat laut Lokasi-lokasi penelitian di Pulau Belitung berada di Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, yaitu Pantai Burongmandi Desa Mengkubang dan Pantai Olifir Desa Lalang, jarak antara keduanya kira-kira 27 km jalan darat. Pantai Burongmandi adalah salah satu tempat mencari kekuak untuk umpan pesanan para pemancing hobi. Pantai Burongmandi adalah salah satu tujuan wisata, dianggap relatif jauh dari pusat kota sekitar 30 km, namun kondisinya sudah baik, ada listrik dan jalan aspal. Pantai Olifir adalah bekas pelabuhan bahan bakar minyak PT Timah, meskipun sepi tapi letaknya masih di pusat kota yang sudah maju, menjadi lokasi hobi mancing siang-malam hari pada musim ikan gagok. Kedua pantai ini adalah lokasi pendukung penelitian. Lokasi-lokasi tempat penelitian di Pulau Bangka salah satunya adalah Kota Pangkalpinang dimana ada pasar tradisional dan toko-toko yang menjual kekuak, termasuk lokasi pendukung. Pasar ataupun toko itu ada di pusat kota yang mudah dijangkau, sebagai pusat penjualan oleh-oleh khas, khususnya produk pangan dari laut termasuk kekuak. Sebagai ibukota provinsi, kondisinya jauh lebih maju dibanding tempat lainnya di sana apalagi dibanding lokasi-lokasi utama penelitian, merupakan lokasi strategis pemasaran kekuak kering selama ini. Lokasi lain tempat penelitian ini di Bangka adalah kawasan Pebuar Desa Pebuar, Kecamatan Jebus, Bangka Barat, adalah lokasi utama, luas desa sekitar 20 km², penduduknya sekitar 704 jiwa akhir 2009, terdiri dari dua dusun Pebuar dan Unar. Jaraknya relatif jauh dari Pangkalpinang kira-kira 127 km, jalan menuju lokasi selama ini sulit diakses, baru diaspal akhir tahun 2008. Perairan pantainya yang menjadi lokasi tangkap kekuak juga relatif jauh dari pemukiman. Lokasi utama lainnya yaitu Nangkabesar Desa Tanjongpura, Kecamatan Sungaiselan, Bangka Tengah, luasnya kurang-lebih 5 km², penduduknya sekitar 426 jiwa akhir 2009. Pulau ini relatif cukup jauh dari Pangkalpinang kira-kira 69 km, jalan ke lokasi baru sebagian diaspal akhir 2008 dan harus menyeberangi laut, termasuk relatif sulit dijangkau, tapi perairan pantainya lokasi tangkap kekuak relatif dekat dan mudah dijangkau jalan kaki dari pemukiman. Untuk penelusuran sejarah penangkapan, Desa Semulut Kecamatan Jebus, Bangka Barat ikut menjadi lokasi pendukung, kira-kira 25 km sebelah barat Kota Jebus. Kedua lokasi utama tadi sebagai sentra kegiatan penangkapan kekuak adalah daerah terpencil, fasilitas listrik pemerintah selama ini belum masuk baru menjelang akhir 2009 sebagian warga Nangkabesar mendapat bantuan listrik tenaga surya dari pemerintah. Listrik dari generator gen-set cuma dimiliki segelintir warga yang berkecukupan. Fasilitas pemerintah yang sudah lama ada adalah bangunan sekolah dasar. Dari profil perumahan warganya Lampiran 8 tampak ada kesenjangan yang lebar antara segelintir yang berkecukupan dan mayoritas belum sejahtera. Di Pebuar, warga berkecukupan biasanya pemilik tambang timah inkonvensional TI dan kebun sawit, sedangkan di Nangkabesar biasanya juragan ikan dan pemilik kebun cengkeh. 4.2 Masyarakat Penangkap Kekuak Komersial Pebuar adalah desa di Kecamatan Jebus yang profesi warganya beragam nelayan, petani, penambang, buruh tani atau tambang dan pedagang, namun yang berprofesi musiman menangkap kekuak maksimal 10 saja, berasal dari keluarga nelayan ataupun bukan profesi campuran, mayoritas mereka tinggal di Dusun Pebuar. Sedangkan Nangkabesar adalah sebuah dusun pulau di Kecamatan Sungaiselan yang 90 warganya adalah nelayan dan selebihnya petani berkebun, namun hampir semuanya pernah dan masih menjalani profesi musiman menangkap kekuak untuk dijual. Perbandingan jumlah penangkap kekuak komersial antara kedua tempat ini pada tahun 2007-2009 terlihat pada Tabel 4 Lihat juga Lampiran 6. Tabel 4 Jumlah penangkap kekuak komersial di Bangka 2007 – 2009 Jenis kelamin Kelompok usia Status OT OM Lokasi kasus Jenis alat tangkap Jumlah pemakai L P l t d m r masih aktif non- aktif 3 4 2 1 0 Cucok 10 2 8 7 3 5 5 0 1 3 7 1 Rangkang 12 12 0 1 11 11 1 Pebuar Total 22 14 8 8 14 16 6 0 3 10 32 12 Cucok 57 4 53 3 54 32 25 6 2 11 4 0 Serampang 23 21 2 8 15 13 10 Nangka- besar Total 80 25 55 11 69 45 5 Keterangan: L lelaki, P perempuan; OT orang tua, l lanjut, t tua; OM orang muda, d dewasa, m muda, r remaja; angka satuan jumlah penangkap dalam ‘orang’ Para penangkap kekuak di Pebuar yang terkonsentrasi di Dusun Pebuar, dibandingkan dengan di Nangkabesar dusun pulau dengan jumlah penduduk relatif sama, jumlah yang masih aktif menangkap di Nangkabesar lebih dua kali lipat dari jumlah di Pebuar. Lebih banyaknya penangkap di Nangkabesar karena sedikitnya pilihan pekerjaan di pulau itu. Daripada malu hidup menganggur, apalagi di pulau sekecil itu mudah terlihat antara yang rajin dan malas, lebih baik menangkap kekuak meskipun pendapatannya sedikit. Namun, saat musim panen cengkeh tiba mereka langsung ramai-ramai memilih bekerja upahan memetik cengkeh yang lebih pasti pendapatannya daripada menangkap kekuak. Panen cengkeh tidak bisa ditunda terkait mutu cengkeh, tapi menangkap kekuak bisa ditunda sampai musimtahun berikutnya. Lebih sedikitnya jumlah penangkap di Pebuar karena di sana relatif lebih banyak pilihan lapangan pekerjaan sepanjang waktu termasuk pada musim tangkap kekuak, yang pendapatannya relatif lebih pasti daripada menangkap