Metode Penelitian Studi etnobiologi, etnoteknologi dan pemanfaatan kekuak (Xenosiphon sp.) oleh masyarakat di kepulauan Bangka-Belitung

berpasir putih dan tidak berlumpur. Zona tangkapnya adalah dari kedalaman air sedada sampai seleher penangkap, kira-kira 120-150 cm Gambar 51, karena itu perlu pelampung dan kaca mata selam, di luar batas itu gawe ngerangkang menjadi sulit tidak efektif. Gawe ngerangkang pun diawali persiapan menjelang musim tangkap, yaitu nelayan memperkirakan kapan mulai surut maksimum ruap terjadi di siang hari dan mencarimenentukan lokasi mana yang lebih dulu surut dari siklusnya, dicek kedalamannya, banyak lubang sarang terlihat dan ukuran kekuak pada beberapa kali tangkapan pertama, sampai ketemu yang layak. Biasanya juga nelayan penangkap memperhitungkan lokasi di musim-musim sebelumnya rotasi. Informasinya lalu disampaikan kepada yang lain, karena gawe ngerangkang biasanya pun dilakukan berkelompok. Lama gawe ngerangkang dalam sehari biasanya paling lama setengah hari separuh waktu gawe nyucoknyerampang dalam sehari, tidak selama gawe nyucok atau nyerampang yang bisa seharian karena hasilnya dijual kering. Dahulu, ketika semua kekuak masih dijual kering, kekuak hasil ngerangkang pun dijual kering sehingga lama kegiatan bisa seharian. Sejak hasil ngerangkang dijual segar untuk olah basah karena mutunya terbaik, sedikit cacatnya dan konsumen sudah tahu enaknya bila diolah basah maka lama kegiatan dipersingkat agar mutunya tidak turun. Untuk itu, selama kegiatan kekuak ditaruh dalam kantong waring terjuntai di sisi perahu terendam dan terbilas air laut sekaligus, atau dalam ember berair laut, agar tetap segar. Selama diangkut dan dijual pun harus disimpan dingin atau beku. Konsekuensi dari lama penangkapan dalam sehari tadi menyebabkan gawe ngerangkang sudah biasa dilakukan pada sore hari saja atau pagi hari saja, karena itu dalam satu periode musim tangkap, musim kegiatan ini bisa lebih lama hitungan bulannya. Dengan demikian, gawe ngerangkang biasanya sudah mulai dilakukan sebelum gawe nyucok dan nyerampang dilakukan, dan masih dilakukkan setelah keduanya berhenti Pebruari-Agustus. Berarti gawe ngerangkang selalu produktif baik pada saat puncak musim penangkapan maupun pada sebelum dan sesudahnya. Gawe ngerangkang juga tetap dikerjakan kecuali jika cuaca sedang buruk seperti mendung, angin ribut dan hujan, atau jika ada halangan dan keperluan penting lainnya. Namun karena tidak dilakukan sehari penuh, terkadang masih bisa disambil dengan kerjaan lain yang juga tidak seharian, dan karena itu pula dalam setahun musim penangkapannya bisa lebih panjang daripada gawe nyucok dan nyerampang, bisa pagi saja, tengah hari saja atau sore hari saja. 3 Gawe nyerampang Gawe nyerampang adalah kegiatan menangkap kekuak dengan alat serampang dan teknik nyerampang. Untuk tujuan komersial, alat dan tekniknya pertama kali diterapkan di Nangkabesar dan diajarkan kepada warga pulau itu. Nyerampang lalu menjadi ciri khas penangkapan kekuak komersial di sana. Peralatan tangkap Serampang adalah alat tangkap pada gawe nyerampang, contohnya berasal dari Nangkabesar Gambar 46. Alat ini ditemukan setelah rangkang dibuat dan dikenalkan pertama kali oleh Imro pada 1997 warga Desa Pebuar, bahan serampang sama seperti rangkang, modifikasi rangkang gagangnya jauh lebih panjang. Bentuk umum mirip rangkang garpu amat panjang dan kurus, panjang 115-155 cm, berat 400-500 g. Terbagi tiga bagian: 1 gagang kayu, panjang 100- 140 cm 7-10 cm masuk kedalam batang logam, diameter pangkalnya 1-2,5 cm bentuknya lurus bengkokbersudut; 2 batang logam, bentuknya lurusbengkok, panjang 12-16 cm, diameter pangkal 2-2,5 cm, ujung memipih lebar 2,5-3,5 cm; dan 3 mata tajam, berupa jejari dari logam tanpa kait, tersusun rata atau mirip kipasbusur, jumlah 7-8, panjang 6-8 cm 3,5-5 cm di luar, diameter 1,5-2,5 mm, terpatri dalam lubang batang logam dicor timah, luarnya dijalin sebagian 1-1,5 cm dengan nilon. Sambungan logam dan kayu bisa diikat dengan karet ban. Pada proses tertangkapnya kekuak dengan serampang tidak perlu alat yang lain, gagangnya yang amat panjang sekaligus berfungsi sebagai pengungkit sasaran atau kekuak yang terkena. Peralatan tambahan mutlak perlu dibawa: 1 pisau kecil, untuk membuang jeroan; 2 kantong waring, untuk wadah; 3 pembalik dari tangkai paku rasam; 4 botol plastik, diisi air laut untuk membilas kekuak dibawa pulang; 5 sarung tangan atau kain lap jika perlu. Sedangkan