Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah cara pandang seorang ilmuan tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri. 34 Menurut Sugiyono paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. 35 Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik atau klasik. Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan penelitiannya. Teori dalam penelitian berparadigma positivistik menjadi sumber jawaban utama atas berbagai rasa ingin tau dari para peneliti. 36 Epistimologi dari paradigma positivisme adalah metode hypothetico-deductive. Louw 1998 menuliskan : The researcher use hypotetico-deductive reasoning. This means that they inspect the data, hypothesise that a particular theory or explanation best explain the data, deduce that in reality certain events should happen if their theory or explanation is correct, then 34 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Jakarta: Kencana, 2010, h. 25. 35 Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD Bandung: ALFABETA, 2010, h. 42. 36 Barbbie, Earl 1992, The Practice of social research, california, wordworth Publishing company. H.47. test their theory or explanation by seeing whether the predicted phenomenon in fact does occur. In hypotethico-deductive reasoning, thingking begins with the possible and then moves to the real. 37 Berdasarkan kutipan di atas, peneliti melakukan beberapa tahap sesuai dengan pemikiran hypothetico-deductive. Tahap pertama adalah observasi terlebih dahulu, mengumpulkan data awal pre-liminary information gathering, merumuskan teori, mengumpulkan data lanjutan, menganalisis data yang telah dikumpulkan, dan menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut.

B. Pendekatan Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini penulis memilih menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan untuk menghasilkan hasil kuantitatif yang tepat. 38 Pendekatan kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, peneliti tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus 37 Da Louw Ae Louw, Human Developtment, Pinendlands Cape Town : Kagiso Tertiary, 1998, 2 nd Edition, h. 81. 38 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009, h. 37. objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip realibilitas dan validitas. 39 Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menunjukkan hubungan antar variabel yang ada. Pada penelitian ini peneliti ingin menunjukkan hubungan antara variabel x yaitu terpaan iklan televisi dengan variabel y yaitu perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa. Penyajian datanya menggunakan tabel statistik dengan penjelasan yang mencarai hubungan di dalamnya.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatif. Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanatif dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Karena itu penelitian eksplanatif menggunakan sampel dan hipotesis. 40 Pada penelitian eksplanatif peneliti tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain, peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Peneliti dituntut membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. 41 39 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007, h. 57. 40 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2010, h. 38. 41 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007, h. 61.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Metode penelitian survei adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan keterangan- keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. 42 Survei adalah metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. 43 Dalam penelitian survey, peneliti mengajukan pertanyaan tertulis baik dalam bentuk kuesioner atau wawancara yang direkam. Peneliti tidak memanipulasi kondisi dan situasi penelitian, dan mengajukan beberapa pertanyaan pada sejumlah kecil subyek sampel penelitian dalam jangka waktu relatif singkat. 44 42 Riduwan, Metode Teknik Tesis Bandung: ALFABETA, 2008, h. 217. 43 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 60. 44 Lawrence W. Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, Boston: Allyn and Bacon.