“kalo kita tidak ada masalah kalau Nelayan Karimunjawa nangkap ikan di sini karena alat tangkapnya juga sederhana kaya pancing
seperti itu..”
7.3. Persepsi Nelayan Karimunjawa dengan Nelayan Jepara terhadap
Konflik dalam Memanfaatkan Sumberdaya Perikanan di TNKJ
Konflik yang terjadi di dalam kehidupan nelayan dapat berupa perkelahian yang melibatkan benturan fisik atau ketidaksukaan terhadap kelompok tertentu.
Konflik yang terjadi antara Nelayan Karimunjawa dengan Nelayan Jepara tergolong konflik kelas. Konflik yang disebabkan perebutan wilayah penangkapan yaitu di
daerah TNKJ dan terdapat kesenjangan dalam teknologi penangkapan ikan. Konflik yang terjadi antara Nelayan Karimunjawa dan Jepara dapat dilihat dari persepsi
nelayan terhadap konflik yang tinggi. Berdasarkan data Tabel 22 ditunjukkan bahwa persepsi Nelayan Jepara terhadap Konflik Nelayan Jepara lebih tinggi daripada
Nelayan Karimunjawa. Tabel 22.
Jumlah dan Persentase berdasarkan Persepsi
Konflik Nelayan
Karimunjawa dan Nelayan Jepara terhadap Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan di TNKJ Tahun 2012
Persepsi konflik Nelayan Karimunjawa
Nelayan Jepara
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Tinggi
27 90
22 73
Rendah 3
10 8
27
Total
30 100
30 100
Persepsi konflik Nelayan Karimunjawa dan Jepara di TNKJ yang tinggi disebabkan oleh banyaknya pengalaman kejadian konflik yang dialami seperti
perusakan kapal atau pencekalan. Nelayan Jepara awalnya menggunakan cantrang dalam melakukan penangkapan ikan yang mengakibatkan banyak terumbu karang
yang rusak dan penurunan jumlah ikan di laut. Nelayan Karimunjawa merasa
dirugikan dengan operasi penangkapan ikan yang dilakukan oleh Nelayan Jepara akhirnya merusak kapal Nelayan Jepara seperti yang diungkapkan oleh US 60
tahun. “pernah, tapi sudah lama itu keajadiannya. Jadi kapalnya itu
pernah di bakar mbak sama nelayan sini..”
Penggunaan alat tangkap mini purse seine tidak terlepas dari masalah dengan Nelayan Karimunjawa. Nelayan Karimunjawa tidak setuju apabila Nelayan Jepara
melakukan operasi penangkapan ikan dengan mini purse seine karena dinilai merugikan Nelayan Karimunjawa. Alat bantu penangkapan berupa lampu sorot mini
purse seine menyebabkan ikan menjauh sehingga nelayan tradisional hanya
mendapatkan sedikit ikan. Menurut pembagian sistem zonasi yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional dan jalur penangkapan oleh DKP, Nelayan Jepara dapat
melakukan penangkapan ikan di daerah TNKJ apabila menggunakan alat tangkap yang sederhana seperti pancing. Konflik sering kali terjadi karena nelayan dari Jepara
tetap melakukan penangkapan ikan di wilayah TNKJ dengan menggunakan alat tangkap seperti mini purse seine sepertu yang diungkapkan oleh UT 34 tahun.
“sebenernya kita sudah ada jalur penangkapannya tapi kalau sudah urusan sudah perut yah kita tetap nangkap ke sana
Karimunjawa..”
Modal sosial menyambung dapat dianalisis melalui jaringan kerja di luar komunitas, partisipasi dan keanggotaan kelompok di luar komunitas, dan tingkat
kepercayaan. Terdapat perbedaan antara modal sosial menyambung di Nelayan Karimunjawa dengan nelayan di Jepara. Tabel 23 menyajikan modal sosial
menyambung yang dimiliki Nelayan Karimunjawa dan Nelayan Jepara
Tabel 23. Modal Sosial Menyambung yang dimiliki Nelayan Karimunjawa dan Nelayan Jepara
Modal Sosial Menyambung
Nelayan Karimunjawa Nelayan Jepara
Jaringan kerja di luar komunitas
Rendah Rendah
Tingkat partisipasi dan keanggotaan kelompok
di luar komunitas
Rendah Rendah
Tingkat Kepercayaan
Rendah Tinggi
BAB VIII HUBUNGAN MODAL SOSIAL MENYAMBUNG DENGAN PERSEPSI
KONFLIK ANTARA NELAYAN KARIMUNJAWA DENGAN NELAYAN JEPARA DALAM MEMANFAATKAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI
TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
Tiga variabel modal sosial menyambung responden yang dianalisis
hubungannya dengan hubungan antara nelayan, yaitu jaringan kerja di luar komunitas, partisipasi dan keanggotaan kelompok di luar komunitas, dan tingkat
kepercayaan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah modal sosial menyambung berhubungan dengan hubungan yang terjalin antar nelayan. Hubungan
antar nelayan meliputi persepsi konflik yang terjadi dalam nelayan.
8.1. Hubungan Antara Jaringan
Kerja di Luar Komunitas Nelayan
Karimunjawa Dengan Persepsi Nelayan Karimunjawa terhadap Konflik dalam memanfaatkan Sumberdaya Perikanan di TNKJ
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jaringan di luar komunitas Nelayan Karimunjawa dengan persepsi konflik yang terjadi di
Karimunjawa. Hubungan antara jaringan di luar komunitas dengan persepsi konflik merupakan hubungan yang berbanding terbalik. Semakin tinggi jaringan kerja di luar
komunitas mengakibatkan rendahnya persepsi konflik yang terjadi dan semakin rendah jaringan kerja di luar komunitas mengakibatkan semakin tinggi persepsi
konflik yang terjadi. Jaringan kerja di luar komunitas Nelayan Karimunjawa tergolong rendah oleh karena itu persepsi konflik yang terjadi di Karimunjawa juga
tergolong tinggi. Tabel 24 menyajikan data mengenai persentase hubungan antara jaringan kerja di luar komunitas dengan persepsi konflik nelayan di Karimunjawa.