2.2. Kerangka penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan dan hampir dua per tiga luas wilayahnya merupakan perairan yang memiliki potensi besar di bidang perikanan.
Luas lautan Indonesia seluas 3,56 juta km
2
dengan hak pengelolaan dan pemanfaatan Zona Ekonomi Eksklusif ZEE seluas 2,7 juta km
2
. Disamping itu, Indonesia memiliki panjang garis pantai mencapai 104.000 km merupakan suatu
khasanah tersendiri yang sangat potensial untuk dikembangkan mulai dari usaha pertambakan hingga industri pariwisata.
Sumberdaya perikanan dan kelautan Indonesia yang kaya menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia untuk memanfaatkannya. Sumberdaya perikanan
merupakan sumberdaya yang bersifat akses terbuka dimana setiap pihak dapat memanfaatkannya. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak ada sumberdaya yang
sepenuhnya bersifat akses terbuka karena adanya sistem pemerintahan dan masyarakat yang memiliki aturan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan.
Pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia bersifat desentralistik dimana pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengatur potensi sumberdaya
perikanan yang dimiliki. Pengelolaan sumberdaya perikanan dilandasi oleh Undang-Undang, Keputusan Menteri, dan peraturan-peraturan pemerintah.
Sumberdaya perikanan yang potensial di Indonesia menempatkan perikanan sebagai salah satu sumber mata pencaharian masyarakat di Indonesia.
Berkembangnya pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah nelayan di Indonesia. Kondisi tersebut dapat meningkatkan
persaingan antar nelayan dalam memperebutkan wilayah tangkap. Persaingan yang semakin ketat dapat menghasilkan konflik. Konflik seringkali hanya
disebabkan oleh karena kurangnya komunikasi. Kejadian ini menggambarkan menipisnya jaringan antar komunitas nelayan yang memiliki wilayah geografis
dan identitas etnik yang berbeda atau yang disebut juga bridging social capital. Tingkat bridging social capital dapat di lihat dari partisipasi dan keanggotaan
kelompok di luar komunitas, jaringan kerja di luar komunitas, tingkat kepercayaan.
Kerangka Pemikiran
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Keterangan:
Mempengaruhi :
Aspek yang diteliti :
Pemanfaatan sumberdaya perikanan oleh Nelayan Karimunjawa
Tingkat Bridging Social Capital
Hubungan antara nelayan Persepsi Konflik
Pengelolaan sumberdaya perikanan oleh Pemerintah Daerah
Pemanfaatan sumberdaya perikanan oleh Nelayan Jepara
Pengelolaan sumberdaya perikanan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa
UU No.32 Tahun 2004 UU No 5 Tahun 1990
Partisipasi dan Keanggotaan Kelompok di Luar Komunitas
• Pengurus organisasi
keagamaan •
Pengurus organisasi partai politik
• Pengurus organisasi nelayan
• Kehadiran rapat pengurus
anggota kelompokperkumpulan
Jaringan Kerja di Luar Komunitas •
Merasa bagian komunitas nelayan
• Merasa sebagai tim saat bekerja
• Memiliki teman atas jaringan
kerja •
Teman di luar daerah yang berhubungan dengan pekerjaan
Tingkat Kepercayaan •
Terbuka dengan nelayan dari luar komunitas
• Saling memberikan
pinjaman •
Saling memberikan bantuan
• Merasa aman hidup
dengan komunitas lain
2.3. Hipotesis Penelitian