hubungan dominasi serta memelihara konsistensi model pilihan. Terdapat tiga perbedaa antara PRIME dengan AHP, SMART, MCRID dan PAIRS, yaitu ;
1. Perbandingan rasio secara jelas dihubungkan kepada alternatif interval nilai suatu atribut, dengan begitu masalah yang timbul akibat
dugaan yang samar dapat dihindari. 2. PRIME mampu menangani pertimbangan pilihan secara holistik yang
mana konsekuensi-konsekuensi dibandingkan antar atribut pada semua tingkatan pohon nilai value tree
3. Rekomendasi keputusankebijakan dalam PRIME dilengkapi dengan informasi mengenai jumlah non-optimasi possible loss of value.
Menurut Jankowski 1995 dalam Subandar 2002, secara umum pelaksanaan teknik MCDM dibagi menjadi tiga, yaitu: 1
penentuanpenetapan alternatif, 2 penentuan nilaiskor masing-masing kriteria, dan 3 prioritas pembuatan keputusan decision making preferences.
Alternatif yang ditetapkan merupakan pilihan-pilihan yang relevan., seterusnya dari alternatif yang telah ditetapkan, disusun kriteria-kriteria yang
mempengaruhi alternatif pilihan. Masing-masing kriteria yang telah disusun diberi nilai. Nilai dapat beruapa kuantitatif, kualitatif maupun campuran.
Proses normalisasi nilai dari masing-masing kriteria dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur standar linier dan non-linier. Sedangkan prioritas
pembuatan keputusan dapat diformulasikan dari kriteria yang diambil, dengan membentuk nilai sendiri maksimum atau minimum atau sesuai dengan
tingkat keinginan. Proses pemberian nilai menggunakan fungsi agregasi tunggal atau ganda yang menghasilkan satu atau beberapa buah solusi.
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran
Sumberdaya alamhutan memiliki peranan yang penting dalam sistem alam bagi pendukung siklus kehidupan manusia, begitu juga dengan
pengelolaanpemanfaatan lahan di Hulu DAS sebagai penopang keberlanjutan ekosistem alam dalam hal mengatur tata guna air dalam sistem hidrologi yang
merupakan penyangga bagi kehidupan manusia, sebagai pencegah terjadinya erosi tanah, mencegah terjadinya bencana banjir dan juga berperan dalam menjaga
kesuburan tanah. Degradasi lahan terjadi hampir semua DAS di Indonesia tidak terkecuali di Jawa Barat, sehingga akan mengakibatkan pemanfaatan sumberdaya
lahan tidak berkelanjutan dan menurunkan kualitas ekosistem, sebagai salah satu indikator keseimbangan ekologis di muka bumi.
Konservasi lahan merupakan kawasan yang ditujukan untuk perlindungan dan pelestarian yang dilakukan dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat
memberikan keuntungan yang lestari bagi masyarakat dan sumber devisa bagi negara. Oleh karena penetapan kawasan konservasi dapat dianggap sebagai
intrumen yang terkait dengan aspek ekologis dan berkelanjutan. Penetapan kawasan konservasi dapat dipandang sebagi upaya untuk menwujudkan suatu
pemanfaatan yang berkelanjutan, yang mensyaratkan adanya keuntungan baik ekonomi maupun sosial bagi masyarakat.
Dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah di Hulu DAS di Kecamatan Pengalengan, berbagai pertentangan antara kepentingan ekonomi dan kepentingan
konservasi lahan dan sosial menjadi perlu dikaji. Sehingga suatu kegiatan dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak serius baik bagi lingkungan, sosial
maupun perekonomian masyarakat. Tidak mustahil dampak negatif akan lebih mendominasi apabila kebijakan
tersebut tetap dilanjutkan. Sehingga perlu dikaji bagimana pelaksanaan konservasi lahan di Hulu DAS tersebut terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar. Untuk itu
dukungan masyarakat tentang konservasi lahan harus di bangun melalui persepsi masyarakat agar pelaksanaan konservasi ini bisa memberikan manfaat dan juga
akan mengarahkan keterlibatan masyarakat secara aktif akan perlindungan dan
pemeliharaan kawasan sehingga konsep pemanfaatan keberlanjutan dapat dicapai. Kondisi sosial masyarakat setempat juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan
dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Kondisi lokal tentang siapa yang menanggung biaya dan yang menikmati manfaat dari suatu kegiatan agar tercipta distribusi sumberdaya
yang lebih adil dan merata serta memperhatikan permasalahan hak masyarakat setempat, selain itu sumberdaya hutanlahan masih banyak menjadi pemicu konflik
sehingga merupakan syarat penting dalam merumuskan kebijakan yang efektif untuk melindungi dan mempertahankan sumberdaya lahan.
Setiap kebijakan dalam rangka pengembangan wilayah pasti akan membawa dampak positif manfaat dan dampak negatif kerugian bagi masyarakat. Maka
kebijakan yang diambil adalah kebijakan yang memberikan manfaat yang lebih besar daripada kerugiannya. Penelitian kebijakan diperlukan untuk menilai sejauh mana
implementasi kebijakan selama ini. Selain itu, sebagai upaya untuk mengembangkan kebijakan ke depan yang dapat memecahkan permasalahan yang ada. Analisis untuk
menilai layak atau tidaknya pelaksanaan konservasi dikembangkan dengan menggunakan analisis multi criteria decision making MCDM. Penggunaan analisis
MCDM ini untuk memberikan rekomendasi pelaksanaan konservasi selanjutnya harus mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan ekologis dalam pengelolaan
sumberdaya lahan di Hulu DAS Citarum. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan informasi skenario yang optimal sehingga manfaat yang diterima masyarakat lebih
besar dibandingkan dengan kerugian yang di derita. Yang dimaksud dengan manfaat adalah setiap kondisi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dalam bentuk
penambahan pendapatan maupun pengurangan biaya yang harus dipikul. Sedangkan biaya atau kerugian adalah setiap kondisi yang dapat mengurangi tingkat kesejahteraan
masyarakat dalam bentuk hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan maupun munculnya tambahan biaya akibat adanya kebijakan. Adapun tiga skenario
yang dapat menjadi alternatif pilihan adalah: 1.
Skenario Eksisting, yaitu membiarkan kondisi lahan dan sekitarnya pada saat ini tanpa adanya perubahan.
2. Skenario Economic driven, dimana konservasi lahan dilakukan hanya
memperhatikan keuntungan ekonomi bagi pelaksana konservasi tanpa memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan masyarakat sekitar.
3. Skenario Environment driven, dimana konservasi lahan dilakukan
memperhatikan aspek ekologis, sosial ekonomi masyarakat sekitar agar fungsi dari chatmant area dari Hulu DAS Citarum kembali.
Untuk lebih mudah memahami kerangka pemikiran yang di gunakan dalam penelitian ini dapat di lihat pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Kajian Konservasi Lahan dalam upaya
pengembangan wilayah Penetapan kawasan
Konservasi lahan
Analisis Sosial Ekonomi regresi logistik biner
Analisis Pelaksanaan Konservasi lahan
deskriptif
Rumusan Alternatif dan Prioritas Kebijakan Pengelolaan lahan di Hulu DAS Citarum
PengelolaanPemanfaatan Lahan di Hulu DAS Citarum
Degradasi Sumberdaya alam dan lingkungan
Pemanfaatan Bekelanjutan
Analsis Kebijakan multi criteria decision
making MCDM