Pengembangan Wilayah TINJAUAN MENGENAI KONSEP DAN METODE ANALISIS

manusia penghuninya untuk mewujudkan kesejahteraannya. Namun cara pemanfaatan yang berlebihan dan semena-mena, mengakibatkan terganggunya keseimbangan bahkan hancurnya ekosistem hutan. Untuk mengkaji hubungan antara manusia dengan lingkungannya, maka dalam kerangka ekologi manusia mencakup empat unsur utama yaitu populasi, organisasi, sumberdaya alam dan teknologi, empat unsur ini saling berkaitan secara fungsional sehingga adanya perubahan pada salah satu unsur mengakibatkan perubahan pada unsur yang lain. Dalam konteks masyarakat perdesaan sekitar hutan dijumpai kualitas hidup yang rendah yang terkait dengan kepadatan penduduk, keterbatasan kemampuan teknologi, keterbatasan sumberdaya sehingga masyarakatnya kurang terlibat dalam kegiatan produktif. Dengan demikian, pengelolaan sumberdaya alam termasuk sumberdaya hutan secara bijaksana adalah pengelolaan yang dapat menghasilkan penerimaan dan kepuasan ekonomi yang maksimal.

2.2. Fungsi Kawasan Konservasi Terhadap Pembangunan Wilayah

Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990, menjelaskan konservasi didefinisikan sebagai manajement biosphere yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Pada umumnya tujuan rencana konservasi sumberdaya alam adalah sumberdaya alam dapat dilestarikan semaksimal mungkin. Namun tujuan tersebut seringkali terhambat oleh tiga kendala utama yaitu: i belum adanya petunjuk teknis yang rinci dan tepat untuk memudahkan perencana, pengelola, politisi maupun ahli konservasi kehidupan liar dalam mengupayakan konservasi jenis sumberdaya hayati yang terancam punah, ii kurangya pemahaman tentang sebaran maupun kebutuhan habitat berbagai jenis organisme yang terancam punah dan, iii perencana seringkali menghadapi berbagai tuntutan tata guna lahan yang seringkali menjadi konflik Lembaga Penelitian IPB, 2002. Salm et.al 2000 menyebutkan kriteria dasar penetapan kawasan konservasi terdiri atas kriteria ekologi, sosial dan ekonomi. Kriteria-kriteria tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Kriteria ekologi meliputi: keanekaragaman hayati, kealamian, ketergantungan, keterwakilan, keunikan, integritas, produktivitas, dan kerentanankepekaan. 2. Kriteria sosial meliputi: penerimaan masyarakat, kesehatan masyarakat, rekreasi, budaya, estetika, konflik kepentingan, keamana, aksesibilitas, keperdulian masyarakat dan kompabilitas. 3. Kriteria ekonomi meliputi: spesies penting, bentuk ancaman, manfaat ekonomi dan potensi pariwisata. Mac Kinnon et.al 1986 menyatakan bahwa penetapan DAS sebagai suatu kawasan yang dipilih atau ditetapkan sebagai kawasan konservasi karena kawasan tersebut bersifat istimewa dan mempunyai ciri-ciri khas tertentu yang bernilai, dilihat dari kepentingan nasional maupun internasional adalah: 1. Mempunyai bentanglanskap atau ciri geofisik yang mempunyai ciri estetika tertentu atau indah serta mempunyai nilai dalam ilmu pengetahuan, misalnya air terjun, gua mata air panas dll. 2. Mempunyai fungsi lindung terhadap tata airhidrologi, tanah, air dan iklim mikro misalnya melindungi daerah tangkapan air. Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999, mendifiniskan hutan konservasi adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan hutan konservasi teridiri dari Cagar Alam CA, Suaka Margasatwa SM, Taman Nasional TM, Taman Wisata Alam TW, Taman Hutan Raya THR dan Taman Buru TB. Keberhasilan dari pembangunan suatu wilayah dapat diukur dari besarnya manfaat yang diterima oleh masyarakat baik secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan dan kesempatan masyarakat untuk memilih peranannya dalam pembangunan, terutama dalam kaitannya dengan pelestarian alam dan pengelolaan manfaat pembangunan yang berkelanjutan.

2.3. Konsep Konservasi Tanah

Indonesia pada saat ini memiliki sumberdaya hutan seluas 120 hektar dengan fungsi produksi, konservasi dan fungsi lindung dengan akibat keanekaragaman yang tinggi. Besarnya fungsi sumberdaya hutan tersebut memiliki nilai strategis untuk dimanfaatkan guna mendukung proses pembangunan nasional untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam tiga puluh tahun terakhir potensi sumberdaya hutan tersebut telah dimanfaatkan sekaligus menjadi tumpuan serta modal dasar pembangunan ekonomi nasional, yang memberi dampak peningkatan devisa, penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan industri serta mendorong pertumbuhan wilayah Suhardi, 2001 Konsep konservasi baru mulai diterapkan di Indonesia pada tahun 1982 dengan diresmikannya pembangunan Tanam Nasional di Indonesia pada saat Konverensi Taman Nasional sedunia ke-3 di Bali. Hal ini yang membawa pengaruh kepada masyarakat luas, seolah-olah konservasi hanya terkait dengan pengelolaan tanpa melindungi daerah kawasan konservasi lainnya. Padahal ditekankan bahwa konservasi menyangkut aspek pengelolaan sumberdaya alam yang luas. Bahkan IUCN, UNEP dan WWF tahun 1991, menekan bahwa konservasi mencakup baik perlindungan alam maupun pengawasan sumberdaya alam secara rasional dan bijaksana. Oleh karena itu konservasi merupakan hal yang penting bila ingin meningkatkan kehidupan yang layak dan bermartabat, serta menjamin kesejahteraan hidup kini dan generasi mendatang. Pada awalnya konservasi dianggap sebagai suatu upaya perlindungan dan pelestarian yang menutup kemungkinan dilakukan pemanfaatan sumberdaya alam, namun sekarang bila kawasan itu dilindungi, dirancang dan dikelola secara tepat, dapat memberikan keuntungan yang lestari bagi masyarakat dan sebagai sumber devisa negara. Oleh karena itu konservasi memegang peranan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi di lingkungan perdesaan dan turut menyumbangkan peningkatkan kesejahteran ekonomi pusat-pusat perkotaan serta meningkatkan kualitas hidup penghuninya Mac Kinnon, et al.,1986 Selanjutnya Camp dan Dougthery 1991, menyatakan bahwa konservasi merupakan landansan utama segala bentuk pengelolaan sumberdaya