Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Bandung

Daerah Aliran Sungai DAS Citarum yang bermuara di Gunung Wayang di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung bermuara di laut Jawa wilayah Kabupaten Karawang dengan panjang sungai sekitar 315 km. Secara geografis DAS Citarum terletak pada 5 o 52’30” – 7 o 20’00” Lintang Selatan dan 106 o 15’00’’–106 o 52’30” Bujur Timur, yang meliputi 9 wilayah administratif kabupatenkota yaitu: Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Bekasi. Luas wilayah DAS Citarum sekitar 6.614 km 2 BP DAS, 2006 sebagai tempat bermukim penduduk sekitar 8,5 juta jiwa yang merupakan daerah yang mempunyai kepadatan penduduk cukup tinggi, dengan kepadatan sekitar 1132 jiwakm 2 dan laju pertumbuhan penduduk sekitar 2,59 per tahun. Lebih jelasnya letak geografis DAS Citarum Hulu terletak antara 107 o 30’ Bujur Timur – 108 Bujur Timur dan 6 o 43’Lintang Selatan – 7 o 15’ Lintang Selatan dengan batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Sumedang b. Sebelah Barat berbatasan dengan bagian barat Kabupaten Bandung c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Garut d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Garut. Kawasan DAS Citarum Hulu ini terdiri dari Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Sumedang yang dilalui DAS Citarum Hulu dan merupakan bagian dari wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat. DAS Citarum merupakan salah satu DAS penting di Indonesia dan merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat, didalamnya terdapat tiga waduk terpenting yaitu: waduk Jatiluhur, Cirata, dan Saguling. Ketiga waduk tersebut berfungsi sebagai pemasok air dan pembangkit tenaga listrik yang sangat penting bukan hanya bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya, tetapi juga masyarakat pulau Jawa dan Madura. Berdasarkan pola RLKT DAS Citarum, DAS Citarum terbagi tiga bagian yaitu bagian Hulu, tengah dan hilir. Pada bagian Hulu dan Tengah terdiri dari 12 sub DAS yaitu: Sub DAS Citarik, Sub DAS Cisarea DS, Sub DAS Cisangkuy Ds, Sub DAS Ciminyak Ds, Sub DAS Cihaur, Sub DAS Cikapundung, Sub DAS Ciwidey, Sub DAS Cisokan, Sub DAS Cikundul Ds, Sub DAS Cidadap Ds, Sub DAS Cisomang Ds dan Sub DAS Cimeta Ds. DAS Citarum Hilir terdiri dari sub DAS Cikoa. Sub DAS Cipatunjang, Sub DAS Cibeet, Sub DAS Cikarang dan Sub DAS Ciratum Hilir.

4.2.1. Topografi

DAS Citarum yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian Hulu, tengah dan hilir. Pada bagian Hulu DAS Citarum yang merupakan suatu cekungan dikelilingi oleh pegunungan Tangkupan Perahu di bagian utara, pegunungan Patuha-Malabar bagian selatan, dan pegunungan Krenceng dan Gunung Mandalawangi di bagian barat. Topografi DAS Citarum relatif datar dan landai serta sedikit bergelombang, kemiringan dataran mulai dari 3 sampai 50 . Kondisi kemiringan ini sangat dipengaruhi oleh hujan yang jatuh sehingga akan lebih cepat terkonsentrasi dan dengan drainase yang lambat akan sangat potensial mengakibatkan terjadinya banjir.

4.2.2. Penggunaan Lahan

Luas penggunaan lahan di DAS Citarum tahun 2000 adalah 1771.100 ha. Penggunaan lahan di DAS Citarum Hulu didominasi dengan lahan pertanian terutama sawah irigasi teknis dengan luas 39.294,32 ha, kemudian diikuti oleh penggunaan lahan untuk sawah tadah hujan seluas 10.090,82 ha, kebun dengan luas 23.714,37 ha, semakbelukaralang-alang sebesar 10.634,58 ha, ladang seluas 25.678,43 ha, daerah permukiman, fasilitas umum industri dan lain-lainnya seluas 28.991,61 ha, danau sebesar 1.132,29 ha, dan tanah kosong adalah 4.088,80 ha.

4.2.3. Klimatologi

Keadaan iklim suatu daerah dipengaruhi oleh angin musim yang menghasilkan hujan, berkisar antara November dan Mei pada musim kering berkisar antara Juli dan September. Curah hujan rata-rata terendah terdapat di sekitar Waduk Saguling yaitu 1800 mmth dan tertinggi di daerah pegunungan Gunung Tangkupan Perahu, Gunung Malabar lebih dari