interpertasi lain, petani yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 6 orang peluang untuk ikut konservasi 10,20 = 0,05 kali.
5.4.4. Luas Lahan
Luas lahan yaitu total luas lahan yang digarap petani di areal konservasi. Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa luas lahan yang digarap oleh petani
signifikan berpengaruh pada taraf kepercayaan 95 dengan Nilai odds ratio 0.06. artinya petani yang garapan lahan di atas satu hektar maka peluang untuk
mendukung konservasi 0,06 kali dibandingkan dengan petani yang memiliki luas lahan sempit. Hal ini artinya bahwa luas lahan yang digarap oleh masyarakat akan
meningkatkan upaya dalam mendukung konservasi atau dengan kata lain semakin luas lahan maka semakin besar dukungan masyarakat terhadap konservasi. Dari
hasil tersebut menunjukan bahwa untuk mendorong masyarakat dalam mendukung konservasi perlu dikaitkan dengan luas lahan.
Hal ini dapat dimengerti karena di lokasi penelitian, sebagian besar luas lahan pertanian yang digarap oleh petani antara 0,50 ha sampai 1,0 ha. Bagi
petani, lahan merupakan asset produktif, sebagai sumber pendapatan keluarga. Sempitnya luas lahan yang digarap oleh petani maka produktifitas yang didapat
juga kecil sehingga ini juga akan mempengaruhi pendapatan petani termasuk juga minat petani dalam upaya mendukung konservasi.
5.4.5. Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan sampingan mempunyai Nilai signifikan pada taraf 95 dengan Nilai odds ratio 0.04. Artinya dalam penelitin ini petani yang memiliki pekerjaan
sampingan berpeluang untuk tidak mendukung konservasi 10,04 = 0,25 kali. Atau dengan interpertasi lain, petani yang tidak memiliki pekerjaan sampingan
mempunyai peluang untuk mendukung upaya konservasi 0,04 kali. Semakin besar kesempatan petani memiliki pekerjaan sampingan maka akan menurunkan
dukungan masyarakatpetani terhadap konservasi. Implemtasinya setiap ada pekerjaan di luar dari bertani akan menurunkan dukungan masyarakat terhadap
konservasi. Berdasarkan hasil di atas maka untuk meningkatkan upaya masyarakat dalam mendukung upaya konservasi perlu memperhatikan pekerjaan petani yang
bersumber dari konservasi tersebut. Banyaknya jumlah petani yang memiliki
pekerjaan sampingan menandakan bahwa pendapatan petani dari lahan yang digarap tidak mencukupi kebutuhan hidup sehingga petani mencari pekerjaan
sampingan. Lokasi wilayah penelitian merupakan lokasi yang cukup jauh dari ibukota
kabupaten sehingga akses penduduk ke pusat kota kabupaten cukup sulit ini juga kurangnya ketersediaan sarana transportasi umum dari lokasi wilayah ke ibukota
kabupaten maupun kecamatan. Dengan demikian maka sebagian besar petani mengakses pekerjaan sampingan di luar non pertanian untuk meningkatkan
pendapatan petani yang sesuai dengan tingkat pendidikan petani yang rata-rata hanya lulusan Sekolah Dasar. Jenis pekerjaan yang menjadi sampingan petani
antara lain buruh bangunan, tukang ojeg, dagang, dan jasa.
5.5. Analisis Multi Kriteria dalam Menentukan Pengelolaan Lahan Untuk menentukan prioritas pengelolaan lahan di Hulu DAS
berdasarkan wawancara kepada masyarakat yang terlibat dan juga kepada stakeholder
, dalam penentuan strategi pengelolaan sumberdaya lahan yang berkelanjutan. Dalam merumuskan alternatif dan prioritas kebijakan dalam
pengelolaan konservasi lahan di Hulu DAS Citarum yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan
masyarakat di Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Selatan, dilakukan dengan analisis PRIME.
Perumusan alternatif pengelolaan konservasi lahan di Hulu DAS Citarum, dilakukan terlebih dahulu dengan membuat pohon Nilai value
tree dimana sebagai akar dari value tree tersebut adalah pengelolaan
konservasi lahan dengan goalnya mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial budaya, ekologi dan aspek kelembagaan, dan masing-masing goal
mempunyai atribut sendiri. Hasil value tree analisis multi criteria desicion making
MCDM menggunakan PRIME dapat di lihat secara jelas pada Gambar 7 berikut.