Institusi Pengelolaan Pengelolaan Konservasi Lahan di Hulu DAS Citarum

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan konservasi di HuluDAS Citarum dari kondisi wilayah telah sesuai dengan jenis dan kesesuaian lahan, tetapi dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam konservasi, pihak pelaksana dalam hal ini adalah badan usaha swasta perhutani kurang melibatkan masyarakat dalam konservasi. Keterlibatan masyarakat setempat dalam konservasi hanya sebagai buruh tanam dan buruh panen. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan masyarakat terhadap upaya konservasi adalah faktor umur petani, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, luas lahan dan pekerjaan sampingan. 3. Prioritas pengelolaan lahan di Hulu DAS Citarum adalah environment driven. Artinya rekomendasi pengelolaan lahan di Hulu DAS Citarum dapat dilakukan konservasi ataupun kawasan lindung karena mengingat bahwa Hulu DAS Citarum merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air.

6.2. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Konservasi lahan di Desa Sukamanah sebagai salah satu desa di Hulu DAS Citarum perlu dipertahankan, karena bersifat investasi untuk manfaat yang lebih besar dimasa yang akan datang. 2. Untuk meningkatan pendapatan petani dapat dilakukan dengan Pengelolaan Hutan Bersama Rakyat PHBM dengan penanaman tanaman kopi disela-sela tanaman tahunan sebagai bentuk insentif bagi petani dalam mendukung upaya konservasi, sehingga pengelolaan konservasi memberikan keuntungan kepada masyarakat dalam dan sekitar hutan. 3. Untuk meminimalisasi konflik sosial pada masyarakat perlu regulasi konkrit atas pengelolaan lahan kawasan konservasi dengan diberlakukannya kesepakatan kerjasama antara masyarakat setempat dengan instansi terkait, sehingga konservasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan ekonomi, dan juga mempertimbangkan faktor ekologi dan sosial masyarakat setempat. DAFTAR PUSTAKA Alikodra H.S, 1990. Erosi Keanekaragaman Jenis. Jakarta, Kongres Kehutanan Indonesia II. Anwar A, 2000. Kumpulan Bahan Kuliah Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Program Pascasarjana IPB Bogor. Anwar A, 2005. Program Penanggulangan Kemiskinan dan Pembangunan Berkelanjutan. Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah dan Perdesaan Program Pascasarjana IPB. Bogor Aylward B, Echeverria J, and Barbier EB. 1995. Economic Incetives for Watershed Protection: A Report on Ongoing Study of Arenal, Costa Rica. CREED Working Paper eries no.3 IIED Amsterdam, Vrije Universitie Arsyad S, 2000. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB-Press, Bogor. Badan Pengawasan Daerah Aliran Sungai PB-DAS, 2006. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ciliwung- Citarum, Leaflet. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. 2003. Indonesia Biodiversity Strategi and Action Plan 2003-2020. BAPPENAS. Jakarta. Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bandung, 2005. Bandung Dalam Angka Tahun 2005. Jakarta: BPS Barbier E.B, 1990. “The Farm-Level Economic of Soil Conservation: The Uplands of Java”, land Economic, Vol. 66 2, 1990 hal: 199-209. Camp WG, and Dougthery TB, 1991. Managing our Resources. Delman Publishers. Inc, New York Darusman, D, 2003. Permukiman Perambahan Hutan Berwawasan Pembangunan Wilayah, Makalah Disampaikan Pada Diskusi Terbatas Permukiman Masyarakat Perambah Hutan. Departemen Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan, tanggal 4 Mei 1993. Jakarta. Departemen Kehutanan, 1994. Kebijakan Kehutanan dalam Pengentasan Kemiskinan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Departemen Kehutanan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2004. Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Konservasi, CV Mitra Usaha Tanyo. Jakarta. Department of Statistcs IPB, 2005. Categorical Data Analysis for Business Decisions. Bogor Agriculture Institute Press. Bogor. Departemen Kehutanan, 2002. Data dan Informasi Kehutanan Jawa Barat. Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan Badan Planologi Kehutanan. Jakarta. Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air, 2006. www.kehutanan bappenas .go.id Fauzi A, 2005. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Makalah disampaikan pada Seminar Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan, Semarang, 4-8 Maret 2002 Fauzi A, 2005b. Modelling with Multi-Criteria Desicion Making. Bahan Perkuliahan Pada Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Gujaraty D, 2003. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarsono Zain. Penerbit Erlangga. Jakarta. Haeruman H, 2005, Paradigma Pengelolaan untuk Menyelamatkan Hutan Hujan Tropik Indonesia: Membangun Etika Pengelolaan Hutan Lestari, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hosmes DW, and Lemeshow, S., 1989. Applied Logistic Regression. John Wiley and Sons, New York Ichsan I.M, 2006. Membangun Etika Pengelolaan Sumberdaya Hutan Lestari Bersama Masyarakat. Jurnal Lintas Budaya Pembangunan Berkelanjutan. Volume 1 no 1 tahun 2006 Katharina R, 2007. Adopsi Sistem Pertanian Konservasi Usahatani Kentang di Lahan Kering Dataran Tinggi Kecamatan Pengalengan, Bandung. Tesis. Kartodihardjo H, 2003. www.google.id.com . Pemerintah Cuma Ngurus Politik. Kartodihardjo H, Murtilaksono, HS, Pasribu U, Sudadi N, Nuryartono. 2000. Kajian Institusi Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah. Koperasi Sodaliti. Bogor. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, 2002. Laporan Akhir Inventariasi dan Penilaian Potensi Calon Kawasan Konservasi Laut Baru di Propinsi Sulawesi Tengah. Proyek Pengembangan Pengelolaan Konservasi Laut. Jhon MK, Kathy MK, Hild F, Jim T, 1986. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press. Cetakan Ketiga. Yogyakarta.