atau membungakan uang tersebut deposito, dan menggunakannya untuk investasi Nainggolan 2009.
Suku bunga kredit perbankan merupakan biaya opportunitas dalam pembentukan investasi oleh sektor bisnis, sehingga peningkatan suku bunga
kredit perbankan akan menurunkan tingkat investasi dan kemudian menurunkan pertumbuhan ekonomi. Penurunan intensitas persaingan bank
akan meningkatkan penawaran kredit perbankan atau berasosiasi positif dengan struktur kredit perbankan. Peningkatan struktur kredit perbankan
akibat penurunan intensitas persaingan bank akan meningkatkan investasi sektor riil dan kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi Bank Indonesia
2007. Ramalan mengenai keuntungan dimasa depan akan memberikan gambaran pada investor mengenai jenis usaha yang prospektif dan dapat
dilaksanakan dimasa depan dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan barang-barang modal yang diperlukan. Dengan
bertambahnya pendapatan nasional maka tingkat pendapatan masyarakat akan meningkat, daya beli masyarakat juga meningkat, total aggregat
demand meningkat yang pada akhirnya akan mendorong tumbuhnya
investasi lain Nainggolan 2009.
2.7. Analisis Shift Share
Menurut Priyarsono, et al 2007, analisis Shift Share adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi
baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi tenaga kerja pada suatu wilayah tertentu. Keunggulan utama dari analisis Shift Share adalah dapat melihat
perkembangan produksi atau kesempatan kerja di suatu wilayah hanya dengan menggunakan 2 dua titik waktu data. Data yang digunakan juga mudah
diperoleh dan relatif tersedia di setiap wilayah, yaitu data PDRB, PDB dan penyerapan tenaga kerja di masing-masing sektor.
Analisis Shift Share mempunyai banyak kegunaan, diantaranya adalah untuk melihat hal-hal berikut:
1. Perkembangan
sektor perekonomian
di suatu
wilayah terhadap
perkembangan ekonomi wilayah yang lebih luas 2.
Perkembangan sektor-sektor perekonomian jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya
3. Perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya
sehingga dapat membandingkan besarnya aktivitas suatu sektor pada wilayah tertentu dan pertumbuhan antar wilayah
4. Perbandingan laju sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah dengan laju
pertumbuhan perekonomian nasional dan sektor-sektornya Secara umum, terdapat 3 tiga komponen utama dalam analisis Shift Share
Budiharsono 2001, yakni: 1.
Komponen pertumbuhan nasional national growth component Komponen
pertumbuhan nasional
PN adalah
perubahan produksikesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan
produksikesempatan kerja nasional, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua
sektor dan wilayah. Beberapa contoh diantaranya adalah kecenderungan inflasi, pengangguran dan kebijakan perpajakan.
2. Komponen bauran industri industrial mix component
Komponen bauran industri BI timbul karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah,
perbedaan dalam kebijakan industri seperti kebijakan perpajakan, subsidi dan price support dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar.
3. Komponen keunggulan kompetitif competitive advantage component
Komponen keunggulan kompetitif KK timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan
dengan wilayah lainnya. Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya ditentukan oleh keunggulan
komparatif, akses pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.
Hubungan antara ketiga komponen tersebut selengkapnya disajikan pada Gambar 4. Berdasarkan ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut dapat
ditentukan dan diidentifikasi perkembangan suatu sektor ekonomi pada suatu wilayah. Apabila BI+KK ≥ 0 maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan sektor ke
i di wilayah ke j termasuk ke dalam kelompok progresif maju. Sementara itu, BI+KK 0 menunjukan bahwa pertumbuhan sektor ke i pada wilayah ke j
tergolong pertumbuhannya lambat. Suatu sektor disebut maju jika perkembangan sektor tersebut pada periode
berikutnya dinilai relatif lebih baik dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah referensinya, dan sebaliknya yang dimaksud dengan sektor yang lambat
adalah perkembangan sektor tersebut pada periode selanjutnya dinilai lebih buruk dibandingkan dengan sektor yang sama di wilayah referensinya.
Secara matematis rumus analisis Shift Share adalah:
[ ]
{ }
[ ] [
]
{ }
[ ] [
]
{ }
io it
io it
io o
t io
it io
o t
io io
it
Y Y
y y
y Y
Y Y
Y y
Y Y
y y
y y
− +
− +
− =
∆ =
− 1
dimana komponen:
[ ]
{ }
1 −
o t
io
Y Y
y = unsur pertumbuhan nasional
= [G]
[ ] [
]
{ }
o t
io it
io
Y Y
Y Y
y −
= unsur bauran industri = [M]
[ ] [
]
{ }
io it
io it
io
Y Y
y y
y −
= unsur keunggulan kompetitif = [S]
Sumber : Budiharsono, 2001
Gambar 4 Model Analisis Shift Share Dalam analisis Shift Share, komponen pertama [G] disebut komponen
“Share”, sedangkan komponen kedua [M] dan ketiga [S] disebut komponen “Shift”. Perhitungan analisis Shift Share diperoleh dengan menjumlahkan ketiga
komponen diatas dan hasilnya harus sama dengan total perubahan dari data industrisektor yang ada di daerah ∆y Bendavid 1991.
keterangan:
Komponen Pertumbuhan Nasional
Wilayah ke-j Sektor ke-i
Komponen Bauran Industri BI
Komponen Keunggulan Kompetitif KK
Maju BI+KK ≥ 0
Lambat BI+KK 0
Wilayah ke-j Sektor ke-i
y ∆
= Pertumbuhan total tenaga kerja daerah penelitian periode t orang
io
y = Jumlah tenaga kerja sektor i daerah penelitian di tahun awal orang
it
y = Jumlah tenaga kerja sektor i daerah penelitian di tahun akhir orang
io
Y = Jumlah tenaga kerja sektor i nasional di tahun awal orang
it
Y = Jumlah tenaga kerja sektor i nasional di tahun akhir orang
o
Y = Jumlah total tenaga kerja nasional di tahun awal orang
t
Y = Jumlah total tenaga kerja nasional di tahun akhir orang
Evaluasi Kinerja Sektor-sektor dan Aplikasi Analisis Shift Share
Menurut Priyarsono et al. 2007, untuk mengevaluasi profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan 4
kuadran yang terdapat pada garis bilangan. Sumbu horizontal menggambarkan persentase perubahan komponen bauran industri BIij, sedangkan sumbu vertikal
merupakan persentase perubahan komponen keunggulan kompetitif KKij. Dengan demikian pada sumbu horizontal terdapat BI sebagai absis, sedangkan
pada vertikal terdapat KK sebagai ordinat. Penjelasan masing-masing kuadran yang terdapat pada Gambar 5 di atas
adalah sebagai berikut: 1.
Kuadran I merupakan kuadran di mana BI dan KK sama-sama bernilai positif. Hal ini menunjukan bahwa sektor-sektor di wilayah yang
bersangkutan memiliki pertumbuhan yang cepat dilihat dari nilai BI-nya dan memiliki daya saing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
wilayah-wilayah lainnya dilihat dari nilai KK-nya. 2.
Kuadran II menunjukan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di wilayah yang bersangkutan pertumbuhannya cepat BI-nya bernilai positif tetapi
daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya kurang baik dilihat dari KK yang bernilai negatif.
3. Kuadran III merupakan kuadran di mana BI dan KK bernilai negatif. Hal ini
menunjukan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah yang bersangkutan
memiliki pertumbuhan yang lambat dengan daya saing yang kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain.
4. Kuadran IV menunjukan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah yang
bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat dilihat dari BI yang bernilai negatif tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik
jika dibandingkan dengan wilayah lainnya dilihat dari KK yang bernilai positif.
Sumber : Budiharsono, 2001
Gambar 5 Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Pada kuadran di atas terdapat garis yang memotong Kuadran II dan Kuadran
IV yang membentuk sudut 45º. Garis tersebut merupakan garis yang menunjukan nilai pergeseran bersih. Di sepanjang garis tersebut pergeseran bersih bernilai nol
PB.j=0. Bagian atas garis tersebut menunjukan PB.j0 yang mengindikasikan bahwa wilayah-wilayahsektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif maju.
Sebaliknya, di bawah garis 45º berarti PB.j0, menunjukan wilayah- wilayahsektor-sektor yang lamban.
Secara matematis nilai pergeseran bersih PB sektor i pada wilayah j dapat dirumuskan sebagai berikut:
KKij BIij
PBij +
=
keterangan:
PBij
= Pergeseran bersih sektor i pada wilayah j
Kuadran I
Kuadran II Kuadran III
Kuadran IV
M
S
BIij
= Komponen bauran industri sektor i pada wilayah j
KKij
= Komponen keunggulan kompetitif sektor i pada wilayah j apabila:
PBij maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk ke dalam kelompok
progresif
maju
PBij
maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk ke dalam kelompok lamban
2.8. Teori Ekonomi Basis