Hipotesis Penelitian Kerangka Pemikiran

2.10. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan kepustakaan dan dari berbagai hasil kajian empiris yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: 1. Pertumbuhan kesempatan kerja riil sangat potensial terjadi pada sektor tersier di DKI Jakarta. 2. Sektor tersier merupakan sektor basis dalam menyerap tenaga kerja di DKI Jakarta. 3. PMA berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di DKI Jakarta 4. PMDN berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di DKI Jakarta 5. PDRB berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di DKI Jakarta 6. Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja di DKI Jakarta

2.11. Kerangka Pemikiran

Pembangunan nasional pada hakikatnya tidak hanya terkait dengan indikator ekonomi saja. Melainkan terbagi dalam berbagai bidang yang pada ujung pangkalnya juga bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara utuh. Akan tetapi, pembangunan nasional yang menjadi fokus dalam penelitian ini dan selalu menjadi wacana serta berkaitan terhadap kesejahteraan adalah pembangunan bidang ekonomi dalam pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah pusat tidak selalu dapat membuat kebijakan-kebijakan ekonomi sebagai implementasi dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat berpengaruh dan dirasakan secara langsung oleh masyarakat umum baik di perkotaan maupun di pedesaan terlebih di pedalaman. Oleh karenanya, perlu peran serta dari pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupatenkota yang secara riil mengetahui segala persoalan ekonomi yang dihadapi oleh daerahnya. Adanya penyelenggaraan otonomi daerah semenjak bergulirnya era reformasi di awal abad 21 menandakan adanya kebijakan pemerintah pusat untuk melibatkan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan secara luas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Sehingga dengan adanya kewenangan yang diberikan pemerintah pusat, pemerintah daerah akan lebih leluasa untuk fokus dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan ekonomi daerah yang pada umumnya dicerminkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi dan distribusi pendapatan yang merata sebagai indikator keberhasilan pembangunan. Dalam hal ini, implementasi pengendalian stabilitas ekonomi baik di pusat hingga daerah dilakukan oleh bank sentral maupun perwakilannya di daerah dikarenakan adanya keterkaitan dengan kebijakan moneter. Penerapan kebijakan dalam pertumbuhan ekonomi daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang diantaranya pendapatan regional, penyerapan tenaga kerja, investasi, teknologi dan sebagainya. Disamping itu, faktor tersebut secara umum diklasifikasikan ke dalam berbagai sektor-sektor untuk memudahkan analisis dalam pengambilan keputusan sektor apa yang layak untuk ditindaklanjuti dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah akibat adanya kebijakan nasional ataupun daerah seperti penanaman modal investasi selain untuk melihat keterkaitan dan kontribusi sektor-sektor tersebut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah yang akan dijadikan basis ekonomi daerah. Lainnya, klasifikasi terhadap sektor-sektor ekonomi juga bertujuan untuk mengkaji potensi daerah yang secara nyata mempunyai kontribusi langsung terhadap wilayahnya baik karena adanya pengaruh pertumbuhan provinsi, bauran industri maupun keunggulan kompetitif sebagai sektor unggul yang dapat memberikan dampak secara langsung dalam struktur perekonomian daerah terutama terkait dengan penyerapan tenaga kerja. Disamping itu, perlu adanya analisis terhadap pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja yang terdiri atas penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, produk domestik regional bruto, dan suku bunga kredit guna melihat seberapa besar pengaruh dari indikator tersebut dalam menciptakan kesempatan kerja yang ada. Keterangan : Alur Analisis Alur Teoritis Indikator Sasaran Kebijakan Metode Analisis Variabel Penelitian Gambar 6 Alur Kerangka Pemikiran Pembangunan Bidang Ekonomi Pembangunan Bidang Lainnya Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan Nasional Pertumbuhan Ekonomi Distribusi Pendapatan Stabilitas Ekonomi Faktor Lainnya Penyerapan Tenaga Kerja Investasi Kebijakan Pembangunan pada Sektor yang Menyerap Tenaga Kerja Tinggi Otonomi Daerah Multiple Regression Location Quotient LQ Shift Share SS Sektor Ekonomi Sektor Basis Keunggulan Kompetitif Bauran Industri Pertumbuhan Nasional Kesempatan Kerja Kesempatan Kerja Absolut Kesejahteraan Masyarakat Suku Bunga Kredit PDRB PMDN PMA Untuk selanjutnya, perlu adanya kebijakan pemerintah daerah mengenai program pembangunan pada sektor yang menyerap tenaga kerja tinggi sebagai implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam merespon analisis yang terkait dengan paparan di atas untuk melakukan tidakan nyata untuk mencapai kesejahtearaan masyarakat seperti yang telah diamanatkan dalam konstitusi.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang dalam penulisannya dimaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan kondisi wilayah penelitian. Analisis dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dengan alat analisis berupa formula-formula yang berhubungan dengan permasalahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik BPS Pusat maupun Provinsi, Bank Indonesia BI, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Provinsi dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Struktur perekonomian atas dasar kesempatan kerja yang dianalisis dalam penelitian ini mengacu kepada struktur perekonomian atas dasar kesempatan kerja menurut sektor di DKI Jakarta yang dihitung berdasarkan data antara tahun 2001- 2008. Sedangkan analisis pengaruh pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja dihitung berdasarkan data antara tahun 1993-2008 dengan menggunakan variabel dummy untuk membagi dua periode sebelum dan setelah penerapan otonomi daerah antara tahun 1993-2000 dan tahun 2001-2008. Selanjutnya, analisis yang dilakukan yakni pada periode setelah berlakunya penerapan otonomi daerah yang mulai dilaksanakan pada tahun 2001-2008 dengan pembanding analisis pada periode sebelum penerapan otonomi daerah.

3.1. Model dan Alat Analisis

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Shift Share SS, Analisis Location Quotient LQ, dan Regresi Berganda.

3.1.1. Model dan Analisis Shift Share SS

Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti nilai tambah dan kesempatan kerja pada dua titik periode waktu yaitu tahun 2001 dan 2008 di wilayah DKI Jakarta. Analisis ini untuk menunjukan sektor-sektor yang berkembang di DKI Jakarta dibandingkan dengan perkembangan ekonomi nasional. Dalam hal ini, analisis Shift Share melihat pertumbuhan dari suatu kegiatan terutama melihat perbedaan pertumbuhan skala wilayah yang lebih luas wilayah referensi maupun dalam skala wilayah yang lebih kecil. Analisis ini juga menggambarkan performance kinerja perekonomian DKI Jakarta yang ditunjukan dengan shift pergeseran hasil pembangunan perekonomian daerah bila wilayah tersebut memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional. Analisis ini juga membandingkan laju pertumbuhan perekonomian nasional beserta sektor-sektornya yang mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut positif, hal tersebut menandakan terdapat keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut. [ ] { } [ ] [ ] { } [ ] [ ] { } io it io it io o t io it io o t io io it Y Y y y y Y Y Y Y y Y Y y y y y − + − + − = ∆ = − 1 dimana komponen: [ ] { } 1 − o t io Y Y y = unsur pertumbuhan nasional = [G] [ ] [ ] { } o t io it io Y Y Y Y y − = unsur bauran industri = [M] [ ] [ ] { } io it io it io Y Y y y y − = unsur keunggulan kompetitif = [S] Perhitungan analisis Shift Share diperoleh dengan menjumlahkan ketiga komponen diatas dan hasilnya harus sama dengan total perubahan dari data industrisektor yang ada di daerah ∆y Bendavid 1991 yang dalam hal ini adalah DKI Jakarta. y ∆ = Pertumbuhan total tenaga kerja DKI Jakarta selama periode t orang io y = Jumlah tenaga kerja sektor i DKI Jakarta di tahun awal orang it y = Jumlah tenaga kerja sektor i DKI Jakarta di tahun akhir orang io Y = Jumlah tenaga kerja sektor i nasional di tahun awal orang it Y = Jumlah tenaga kerja sektor i nasional di tahun akhir orang o Y = Jumlah total tenaga kerja nasional di tahun awal orang