lebih banyak proyek pembangunan baik perumahanapartemen, perkantoran dan sebagainya. Selain itu, prioritas pemerintah daerah DKI Jakarta dalam sektor
bangunan ini adalah proyek pembangunan banjir kanal timur BKT, beberapa fly over
dan under pass serta rumah susun Rusun. Sedangkan prioritas swasta dalam sektor bangunan ini adalah proyek pembangunan pusat-pusat bisnis dan
pemukiman elit seperti apartemen dan kondominium. Oleh karenanya, dalam hasil perhitungan Shift-Share ini, semua komponen berdampak positif disebabkan
jumlah tenaga kerja senantiasa dibutuhkan untuk menunjang proyek pembangunan di DKI Jakarta.
6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran DKI Jakarta berdasarkan analisis Shift Share
tahun 2001-2008 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pada pengaruh komponen pertumbuhan nasional Gij, sektor ini berkontribusi positif
dalam menciptakan tenaga kerja yaitu bertambah sebesar 156.175 orang terhadap penyerapan tenaga kerja nasional. Dan pada pengaruh komponen bauran industri
Mij, sektor ini berkontribusi positif yang menyebabkan pertumbuhan tenaga kerja bertambah sebesar 103.201 orang. Serta pada pengaruh komponen
keunggulan kompetitif Sij, sektor ini berkontribusi positif yang menyebabkan pertumbuhan tenaga kerja bertambah sebesar 88.985 orang dibandingkan dengan
pertumbuhan tenaga kerja sektor yang sama di tingkat nasional. Nilai Shift-Share secara keseluruhan Yij, sektor perdagangan, hotel, dan
restoran memberikan kontribusi positif dengan bertambahnya tenaga kerja yang tercipta, yakni sebesar 348.361 orang. Hal ini mempunyai arti bahwa
pertumbuhan tenaga kerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran di DKI Jakarta relatif lebih cepat karena dipengaruhi oleh pertumbuhan tenaga kerja sektor
perdagangan, hotel, dan restoran ditingkat nasional. Ini berarti icon DKI Jakarta sebagai kota perdagangan masih melekat dan mampu menciptakan kesempatan
kerja disamping adanya berbagai tempat pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat DKI Jakarta seperti berbagai pusat grosir, pasar
induk, dan pusat perbelanjaan mewah. DKI Jakarta sebagai kota pariwisata seperti Wisata Kota Tua dan adanya penyelenggaran event-event kebudayaan, hiburan
maupun lainnya yang dilaksanakan secara nasional maupun internasional juga
membutuhkan adanya berbagai penyediaan fasilitas penginapan dan tenaga kerjanya untuk memberikan fasilitas peristirahatan bagi para wisatawan. Selain
itu, banyaknya penduduk DKI Jakarta juga menuntut akan adanya penciptaan kesempatan kerja dalam bidang usaha kuliner.
Konsentrasi wilayah sektor ini diantaranya di Jakarta Pusat yaitu Pasar Baru, Roxy-Tanah Abang, Proyek Senen-ITC Cempaka Mas, Kawasan Kuliner
Pecenongan-Jaksa; di Jakarta Timur yaitu Pusat Grosir Jatinegara, Kampung Melayu, Cibubur, Pasar Induk Beras Cipinang, Pasar Induk Kramat Jati; di Jakarta
Selatan yaitu Blok M, Mayestik, Pondok Indah Mall; dan di Jakarta Barat yaitu Lokasari-Mangga Besar, Asemka, Jembatan Lima, Pasar Induk Rawa Buaya; serta
di Jakarta Utara yaitu WTC Mangga Dua, SCBD Pluit, Kelapa Gading.
7. Sektor Pengangkutan, dan Komunikasi
Sektor pengangkutan, dan komunikasi DKI Jakarta berdasarkan analisis Shift-Share
tahun 2001-2008 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pada pengaruh komponen pertumbuhan nasional Gij, sektor ini berkontribusi positif
dalam menciptakan tenaga kerja yaitu bertambah sebesar 38.200 orang terhadap penyerapan tenaga kerja nasional. Dan pada pengaruh komponen bauran industri
Mij, sektor ini berkontribusi positif yang menyebabkan pertumbuhan tenaga kerja bertambah sebesar 76.743 orang.
Sektor pengangkutan, dan komunikasi dalam komponen pertumbuhan nasional Gij dan komponen bauran industri Mij tumbuh positif dalam
penciptaan tenaga kerja dikarenakan masih terkonsentrasinya pusat aktivitas ekonomi baik secara nasional maupun regional sehingga memerlukan penyediaan
sarana pengangkutan dan komunikasi dalam menunjang aktivitas ekonomi dimana penyediaan jalan provinsi seperti yang terjadi pada tahun 2008 telah mencapai
panjang 1.330.328,91 km; penyediaan sarana komunikasi juga telah mencapai 1.959.486 SST disamping adanya peningkatan terhadap penggunaan telepon
seluler dan tambahan pada fitur layanan; penyediaan angkutan jalan raya terutama angkutan umum reguler jumlah perusahaan angkutan umum yang beroperasi
sebanyak 35 perusahaan sedangkan angkutan kereta listrik KRL mampu mengangkut 16.356.631 penumpang, angkutan laut sebagai penunjang kegiatan