a Kesempatan kerja subsektor tanaman pangan tidak responsif terhadap

kerja sektor industri dipengaruhi oleh PDRB, kesempatan kerja pertanian dan lag kesempatan kerja. g Kesempatan kerja sektor jasa dipengaruhi oleh kesempatan kerja sektor industri dan sektor pertanian. 3. Transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor nonpertanian dipengaruhi kesempatan kerja sektor jasa.

4. a Kesempatan kerja subsektor tanaman pangan tidak responsif terhadap

perubahan peubah penjelasnya. b Kesempatan kerja subsektor perikanan responsif terhadap perubahan produksi dan upah subsektor perikanan. Kesempatan kerja subsektor peternakan responsif terhadap perubahan upah dan PDRB subsektor peternakan. d Kesempatan kerja subsektor perkebunan tidak responsif terhadap perubahan peubah penjelasnya. e Kesempatan kerja subsektor kehutanan responsif terhadap perubahan kesempatan kerja selain subsektor kehutanan. f Kesempatan kerja sektor industri tidak responsif terhadap perubahan semua peubah penjelasnya. g Kesempatan kerja sektor jasa responsif terhadap perubahan kesempatan kerja sektor pertanian. 5 Transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor nonpertanian di provinsi Lampung responsif terhadap perubahan kesempatan kerja sektor jasa. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan: 1 untuk meningkatkan kesempatan kerja sektor pertanian, maka upah dan produksi serta PDRB harus ditingkatkan, 2 untuk menjaga kelestarian hutan, maka upah subsektor kehutanan harus ditingkatkan sebagai insentif bagi tenaga kerjanya, serta kesempatan kerja selain subsektor kehutanan harus ditingkatkan, 3 karena kesempatan kerja sektor jasa berpengaruh nyata terhadap transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor nonpertanian, maka penanganan dan pembinaan sektor jasa perlu dan urgen dilakukan melalui tindakan nyata dan serius, 4 bagi penelitian selanjutnya, perlu dilakukan penyempurnaan model dengan memasukkan variabel-variabel yang secara teori ekonomi dan laras ilmiah belum dimasukkan dalam penelitian ini, misalnya disagregasi kesempatan kerja sektor pertanian dan nonpertanian menurut wilayah desa dan kota. Penelitian Suhartono 2009, yang bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang potensial dan layak dikembangkan terhadap PDRB dan kesempatan kerja di masing-masing kabupatenkota untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan pendapatan dan untuk mengetahui hubungan antara sektor- sektor ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja di provinsi Jawa Tengah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, dengan Location Quotient LQ, Analisis Shift Share , Indeks Williamson dan Analisis Korelasi. Hasil penelitian dalam tahun 2006 menunjukan: 1 Sektor industri pengolahan; pertanian; perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor terbesar sumbangannya dalam PDRB provinsi Jawa Tengah. 2 Sektor ekonomi yang potensial dan layak dikembangkan di masing-masing kabupatenkota di provinsi Jawa Tengah beragam. 3 Sektor bangunankonstruksi mengalami pertumbuhan lebih cepat di 13 kabupatenkota dibanding dengan tingkat pertumbuhan provinsi. 4 Ketimpangan pendapatan kabupatenkota di Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2002-2006 menunjukan tingkat ketimpangan sangat timpang. 5 Terjadi perubahanpergeseran dalam hal penyerapan tenaga kerja dalam kurun waktu tahun 2002-2006 dari sektor primer ke sektor tersier di tahun 2005. Penelitian Purwanti 2009, menunjukan bahwa kesempatan kerja nyata di kabupaten Bangli dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan kesempatan kerja di provinsi Bali dan keunggulan kompetitif. Berarti kedua komponen tersebut akan menambah kesempatan kerja yang terjadi di kabupaten Bangli, namun tidak dengan komponen bauran industri. Komponen bauran industri mempengaruhi kesempatan kerja di kabupaten Bangli secara negatif, yang berarti komponen ini menyebabkan laju kesempatan kerja mengalami kontraksi. Sektor basis kesempatan kerja di kabupaten Bangli pada tahun awal penelitian adalah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sepuluh tahun kemudian sektor basis bertambah menjadi tiga sektor yaitu masuknya sektor pertambangan dan penggalian. Sektor-sektor ini adalah sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lebih dari cukup sehingga dapat menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan lokal kabupaten Bangli dan juga untuk daerah lain. Sektor-sektor di luar sektor basis merupakan sektor nonbasis yakni sektor-sektor yang tidak mampu menciptakan kesempatan kerja yang cukup tinggi sehingga tidak dapat menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan lokal. Perubahan kesempatan kerja di sektor basis akan membawa perubahan terhadap kesempatan kerja total dan kesempatan kerja di sektor nonbasis. Namun perubahan yang terjadi di kabupaten Bangli dalam kurun waktu 10 tahun justru menurun. Jika dibandingkan dengan tahun 1998, tiap kenaikan kesempatan kerja di sektor basis pada tahun 2007 memberikan dampak yang lebih kecil terhadap peningkatan kesempatan kerja total dan kesempatan kerja di sektor nonbasis. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena jika sektor-sektor basis tidak diberikan perhatian yang lebih untuk dikembangkan maka tidak menutup kemungkinan sektor-sektor ini dikemudian hari justru berubah menjadi sektor nonbasis. Penelitian Dimas dan Woyanti 2009 mengenai Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta membuktikan bahwa dalam kurun waktu tahun 1990-2004, PDRB, tingkat upah dan investasi riil secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta. Sedangkan secara parsial, PDRB berpengaruh positif dan siginfikan, tingkat upah dan investasi riil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta dengan menggunakan metode analisis metode kuadrat terkecil Ordinary Least Square , OLS Penelitian Nainggolan 2009, tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupatenkota di provinsi Sumatera Utara, menggunakan data panel dengan variabel bebas Produk Domestik Regional Bruto PDRB KabupatenKota, Tingkat Bunga Kredit, Upah Minimum KabupatenKota di Provinsi UMK dan variabel terikat kesempatan kerja. Data dengan runtun waktu tahun 2002-2007. Metode analisis yang dipergunakan adalah Metode Generalized Least Square GLS dengan Random Effek Model REM. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto PDRB KabupatenKota berpengaruh positif sebesar 76,38 persen dan signifikan, Upah Minimum KabupatenKota UMK berpengaruh negatif sebesar 53,06 persen dan signifikan, dan Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif sebesar 7,29 persen dan tidak signifikan terhadap kesempatan bekerja pada kabupatenkota di provinsi Sumatera Utara. Penelitian Nugroho 2010, tentang sektor industri pengolahan dilihat dari keterkaitan antar industrinya baik backward linkage maupun forward linkage, diketahui industri-industri yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam rangka pembangunan ekonomi di DKI Jakarta, mengidentifikasi sumber-sumber pertumbuhan output sektor industri pengolahan melalui pendekatan dekomposisi pertumbuhan output, serta menguraikan peranan peningkatan produktivitas tenaga kerja dan ekspansi output masing-masing industri terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja. Peranan ekspansi output akan diuraikan menjadi peranan permintaan domestik, promosi ekspor, substitusi impor, dan perubahan teknologi pada sektor industri pengolahan di DKI Jakarta periode tahun 1993-2000 dan tahun 2000-2006. Dalam hal menentukan jenis industri pengolahan yang mempunyai keunggulan serta menentukan arah pengembangannya dalam perekonomian di provinsi DKI Jakarta, digunakan pendekatan input-output I-O, yang meliputi: analisis keterkaitan antar-industri, serta analisis dekomposisi pertumbuhan output dan analisis dekomposisi pertumbuhan tenaga kerja. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data I-O DKI Jakarta tahun 1993, 2000, 2006, serta data penunjang lainnya. Jika dilihat selama dua periode observasi, terdapat beberapa industri yang menunjukan kecenderungan terus meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meskipun telah terjadi peningkatan teknologi pada industri tersebut. Industri- industri tersebut adalah industri makanan dan minuman, industri kosmetik, industri barang dari gelas dan kaca, industri barang-barang dari logam, kecuali mesin dan peralatan. Hal ini menunjukan bahwa industri-industri tersebut telah memanfaatkan teknologi tepat guna dalam pertumbuhannya sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Menurut Nugroho 2010, penyerapan tenaga kerja pada beberapa industri pengolahan karena adanya perubahan teknologi yang memberikan efek negatif menunjukan bahwa kemungkinan penurunan tersebut dilakukan pada tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilankeahlian yang dbutuhkan sehingga perlu adanya pelatihan-pelatihan dan pendidikan khusus bagi calon tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berkualifikasi. Tabel 7 Penelitian-Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Model Metode Hasil 1 Barreto dan Howland There are Two Okun’s Law Relationships Between Output and Labor GNP f U f β α + = Regresi OLS -PDRB berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran. 2 Schnabel Output Trends and Okun’s Law 1 2 1 − + + = ∆ t t y y U β β α Regresi OLS -Secara bersama-sama, pertumbuhan output, pertumbuhan lag output berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran. -Secara parsial, pertumbuhan output, pertumbuhan lag output berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran. 3 Dimas dan Nenik Woyanti Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta µ β β β β + + + + = IR UR PDRB LnY 3 2 1 Regresi OLS -Secara bersama-sama PDRB, upah riil dan investasi riil berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta. -Secara parsial, PDRB berpengaruh positif, upah riil dan investasi riil berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. 4 Edyan Rachman Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja di DKI Jakarta e AK a UMP a INV a PDRB a a KK + + + + + = 4 3 2 1 Regresi OLS -Secara bersama-sama PDRB, investasi, UMP, dan angkatan kerja berpengaruh terhadap kesempatan kerja di DKI Jakarta. -Secara parsial, investasi berpengaruh negatif, PDRB dan angkatan kerja berpengaruh positif, dan UMP berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja. 5 Erisman Analisis Ekonomi Pasar Tenaga Kerja di Wilayah ----- Analisis LQ dan -Sektor pertanian; industri pengolahan; dan pengangkutan, DKI Jakarta Persamaan Simultan dan komunikasi menjadi sektor basis di Jakarta Utara. Sektor bangunan menjadi sektor basis di Jakarta Selatan. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi sektor basis di Jakarta Pusat. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa keuangan menjadi sektor basis di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Sektor jasa-jasa hampir merata dominan pada setiap wilayah kecuali di Jakarta Utara . -Penetapan upah untuk menekan pengangguran, investasi untuk menurunkan pengangguran, Inflasi mempengaruhi pengangguran, Kenaikan suku bunga menaikan pengangguran 6 Albert Galau Malau Dampak Kebijakan Ekonomi Terhadap Pasar Kerja, Investasi dan Pendapatan Sektor Tersier di Provinsi DKI Jakarta E Y A INV A UMR A TK A AK A A PK tersier + + + + + + = 5 4 3 2 1 Regresi OLS -Penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta di dominasi sektor tersier. -Faktor yang berpengaruh terhadap pasar kerja sektor tersier adalah angkatan kerja, penyerapan tenaga kerja, upah, investasi, dan pendapatan. 7 Elnopembri Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat Tahun 1990-2004 ε α α α α α + + + + + = LnPROD SBKBPP SBKBPD LnUMR LnPTK 4 3 2 1 Regresi OLS -UMR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri kecil. Tingkat suku bunga kredit investasi Bank Pemerintah Daerah dan Bank Persero Pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri kecil. Nilai produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri kecil. 8 Suriaty Situmorang dan Umi Kalsum Kesempatan Kerja dan Transformasi Tenaga Kerja Dari Sektor Pertanian Ke Sektor Nonpertanian di Provinsi Lampung ----- Metode 2SLS -Hasil pendugaan menunjukan bahwa: 1 Pola penyerapan tenaga kerja: Pertanian–Jasa–Industri. 2. a Kesempatan kerja subsektor tanaman pangan dipengaruhi PDRB, kesempatan kerja nonpertanian dan lag kesempatan kerja. b Kesempatan kerja subsektor perikanan dipengaruhi upah, produksi, PDRB, kesempatan kerja selain perikanan dan lag kesempatan kerja. c Kesempatan kerja subsektor peternakan dipengaruhi upah, produksi, investasi dan kesempatan kerja nonpertanian. d Kesempatan kerja subsektor perkebunan dipengaruhi upah, PDRB dan investasi subsektor perkebunan. e Kesempatan kerja subsektor kehutanan dipengaruhi upah, PDRB, kesempatan kerja nonpertanian dan lag kesempatan kerja. f. Kesempatan kerja sektor industri dipengaruhi PDRB, kesempatan kerja pertanian dan lag kesempatan kerja. g. Kesempatan kerja sektor jasa dipengaruhi oleh kesempatan kerja sektor industri dan sektor pertanian. 9 Suhartono Struktur Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Jawa Tengah ----- Analisis LQ, Shift Share , Indeks Williamson , dan Analisis Korelasi -Terjadi perubahanpergeseran dalam hal penyerapan tenaga kerja dalam kurun waktu tahun 2002- 2006 dari sektor primer ke sektor tersier di tahun 2005. 10 Putu Ayu Pramitha Purwanti Analisis Kesempatan Kerja Sektoral di Kabupaten Bangli Dengan Pendekatan Pertumbuhan Berbasis Ekspor ij ij ij ij C M N D + + = dan n in j ij E E E E LQ = Shift Share dan Analisis LQ -Kesempatan kerja nyata di kabupaten Bangli dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan kesempatan kerja di provinsi Bali dan keunggulan kompetitif. Komponen bauran industri mempengaruhi kesempatan kerja di kabupaten Bangli secara negatif. -Sektor basis kesempatan kerja di kabupaten Bangli pada tahun awal penelitian adalah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sepuluh tahun kemudian sektor basis bertambah menjadi tiga sektor yaitu masuknya sektor pertambangan, dan penggalian. 11 Dimas dan Nenik Woyanti Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta µ β β β β + + + + = IR UR PDRB LnY 3 2 1 Regresi OLS -Secara bersama-sama PDRB, upah riil dan investasi riil berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta. -Secara parsial, PDRB berpengaruh positif, upah riil dan investasi riil berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. 12 Indra Oloan Nainggolan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada KabupatenKota di it it it it it UMK Log b R Log b PDRB Log b b KK Log µ + + + + = 3 2 1 Metode GLS dengan Random Effek Model -PDRB KabupatenKota berpengaruh positif 76,38 dan signifikan, UMK berpengaruh negatif 53,06 dan signifikan, dan Provinsi Sumatera Utara REM Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif 7,29 dan tidak signifikan terhadap kesempatan bekerja pada kabupatenkota di provinsi Sumatera Utara 13 Hari Nugroho Analisis Sumber Pertumbuhan Output dan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan di Provinsi DKI Jakarta : Pendekatan Dekomposisi Input-Output ----- Pendekatan Input- Output -Jika dilihat selama dua periode observasi, terdapat beberapa industri yang menunjukan kecenderungan terus meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meskipun telah terjadi peningkatan teknologi pada industri tersebut.

2.10. Hipotesis Penelitian