sebesar 12.031 orang dibandingkan dengan pertumbuhan tenaga kerja sektor yang sama di tingkat nasional.
Nilai Shift-Share secara keseluruhan Yij, sektor pertanian memberikan kontribusi negatif dengan berkurangnya tenaga kerja yang tercipta, yakni sebesar
10.813 orang. Hal ini mempunyai arti bahwa pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian di DKI Jakarta relatif lebih lambat karena dipengaruhi oleh
pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian ditingkat nasional.
2. Sektor Pertambangan, dan Penggalian
Sektor pertambangan, dan penggalian DKI Jakarta berdasarkan analisis Shift Share
tahun 2001-2008 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pada pengaruh komponen pertumbuhan nasional Gij, sektor ini berkontribusi positif dalam
menciptakan tenaga kerja yaitu bertambah sebesar 10 orang terhadap penyerapan tenaga kerja nasional. Pada pengaruh komponen bauran industri Mij, sektor ini
berkontribusi negatif yang menyebabkan pertumbuhan tenaga kerja berkurang sebesar 8 orang. Serta pada pengaruh komponen keunggulan kompetitif Sij,
sektor ini berkontribusi positif yang menyebabkan pertumbuhan tenaga kerja bertambah sebesar 11.369 orang dibandingkan dengan pertumbuhan tenaga kerja
sektor yang sama di tingkat nasional. Nilai Shift-Share tersebut dikarenakan adanya potensi alam di Kepulauan Seribu yang menjadi salah satu kabupaten
administrasi di DKI Jakarta semenjak otonomi daerah sehingga penanganan dalam pengelolaan potensi alam seperti penambangan pasir dan potensi alam lainnya
menjadi lebih terarah dan mendorong adanya penciptaan lapangan kerja di DKI Jakarta seperti yang terdapat di pulau Dua Barat, pulau Dua Timur dan pulau
Pabelokan sebagai tempat kawasan khusus pertambangan dan pulau lainnya yang
mempunyai potensi pada sektor pertambangan dan penggalian.
Nilai Shift-Share secara keseluruhan Yij, sektor pertambangan, dan penggalian memberikan kontribusi positif dengan bertambahnya tenaga kerja
yang tercipta, yakni sebesar 11.372 orang. Hal ini mempunyai arti bahwa pertumbuhan tenaga kerja sektor pertambangan, dan penggalian di DKI Jakarta
relatif lebih cepat karena dipengaruhi oleh pertumbuhan tenaga kerja sektor pertambangan, dan penggalian ditingkat nasional. Dikarenakan adanya
penyediaan produk pertambangan dan penggalian untuk memenuhi kebutuhan daerah sekitar DKI Jakarta sehingga membutuhkan adanya penciptaan tenaga
kerja di sektor pertambangan, dan penggalian.
3. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan DKI Jakarta berdasarkan analisis Shift Share tahun 2001-2008 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pada pengaruh komponen
pertumbuhan nasional Gij, sektor ini berkontribusi positif dalam menciptakan tenaga kerja yaitu bertambah sebesar 94.676 orang terhadap penyerapan tenaga
kerja nasional. Ini dikarenakan peningkatan aktivitas ekonomi pada industri pengolahan karena adanya permintaan produk dari skala nasional yang
mendorong perkembangan pada industri pengolahan di DKI Jakarta seperti pada industri makanan, minuman, dan tembakau; industri tekstil, barang kulit dan alas
kaki; industri kertas dan barang cetakan; industri pupuk, kimia dan barang dari karet; dan industri alat angkutan, mesin dan peralatannya seperti yang terdapat di
Jakarta Timur yaitu Pulogadung sebagai tempat kawasan industri, Pasar Rebo- Ciracas sebagai tempat industri teknologi tinggi dan industri selektif, Klender
sebagai tempat pusat industri kreatif, Penggilingan-Pulogebang, Kramat Jati sebagai tempat perkampungan industri kecil PIK; di Jakarta Selatan yaitu
Kebayoran Lama sebagai tempat perkampungan industri kecil PIK; dan di Jakarta Barat yaitu Cengkareng, Kalideres, sepanjang sungai Mookevart sebagai
tempat kawasan industri, Rawa Buaya sebagai tempat usaha kecil menengah UKM, Semanan sebagai tempat perkampungan industri kecil PIK dan
Primkopti Swakerta Industri Tahu Tempe; serta di Jakarta Utara yaitu Ancol Barat, Penjaringan, Cilincing sebagai tempat kawasan industri, Marunda sebagai tempat
industri selektif, Kalibaru sebagai tempat industri kecil. Pada pengaruh komponen bauran industri Mij, sektor ini berkontribusi
negatif yang menyebabkan pertumbuhan tenaga kerja berkurang sebesar 66.620 orang. Serta pada pengaruh komponen keunggulan kompetitif Sij, sektor ini
berkontribusi negatif yang menyebabkan pertumbuhan tenaga kerja berkurang sebesar 85.080 orang dibandingkan dengan pertumbuhan tenaga kerja sektor yang
sama di tingkat nasional. Ini dikarenakan pada beberapa jenis industri, pemerintah