Jenis, Sumber Data dan Definisi Operasional 1. Jenis dan Sumber Data

wilayah dalam suatu periode tertentu. PDRB yang akan dibahas adalah PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 yang dihitung dengan satuan rupiah. 6. Suku bunga kredit adalah tingkat bunga kredit riil investasi tertimbang bank umum di DKI Jakarta yang dihitung dengan satuan persen pertahun. 7. Variabel Dummy Variabel Dummy adalah metode pengklasifikasian data yang membagi sebuah sampel menjadi beberapa subgrup berdasarkan kualitas atau atribut. Dalam penelitian ini variabel Dummy yang digunakan adalah nilai D = 0 untuk periode pra otonomi daerah dan D = 1 untuk periode era otonomi daerah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis

Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6º12’ Lintang Selatan dan 106º48’ Bujur Timur. Luas wilayah provinsi DKI Jakarta berdasarkan SK Gubernur Nomor 171 Tahun 2007 adalah berupa daratan seluas 662,33 km² dan berupa lautan seluas 6.977,5 km². Wilayah DKI Jakarta memiliki tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu dan sekitar 27 buah sungaisalurankanal yang digunakan sebagai sumber air minum, usaha perikanan dan usaha perkotaan. Di sebelah utara membentang pantai dari Barat sampai ke Timur sepanjang ± 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal, sementara di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan wilayah provinsi Jawa Barat, sebelah barat dengan provinsi Banten, sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Wilayah administrasi provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota administrasi dan 1 kabupaten administratif, yaitu: kota administrasi Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara masing- masing dengan luas daratan seluas 141,27 km²; 188,03 km²; 48,13 km²; 129,54 km²; dan 146,66 km² serta kabupaten administratif Kepulauan Seribu dengan luas 8,70 km². Di lima wilayah kota Jakarta terdapat rawasitu dengan total luas mencapai 155,40 Ha. Luas rawasitu di Jakarta direncanakan akan mencapai luas 325,80 Ha. Daerah di sebelah selatan dan timur Jakarta cocok digunakan sebagai daerah resapan air dengan iklimnya yang lebih sejuk sehingga ideal dikembangkan sebagai wilayah penduduk. Adapun wilayah Jakarta Barat masih tersedia cukup lahan untuk dikembangkan sebagai daerah perumahan. Kegiatan industri lebih banyak terdapat di Jakarta Utara dan Jakarta Timur sedangkan untuk kegiatan usaha dan perkantoran banyak terdapat di Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

4.1.2. Keadaan Ekonomi dan Demografi

Perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2008 tumbuh sebesar 6,18 persen, angka ini lebih rendah bila dibanding keadaan tahun lalu yang tumbuh 6,44 persen. Sektor-sektor yang menunjukan pertumbuhan tinggi pada periode tersebut adalah sektor pengangkutan, dan komunikasi 14,96 persen; sektor bangunan 7,67 persen; dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 6,26 persen. Jika pada tahun 2007 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 566,45 triliun maka PDRB tahun 2008 nilainya mencapai Rp. 677,41 triliun. Sektor- sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB tahun 2008 adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 28,56 persen; sektor perdagangan, hotel, dan restoran 20,68 persen; serta sektor industri pengolahan 15,73 persen. Ditinjau dari sisi penggunaan dari PDRB DKI Jakarta pada tahun 2008, sebanyak 54,33 persen digunakan untuk ekspor barang dan jasa, selanjutnya 54,35 persen masih digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan 35,79 persen untuk pembentukan modal tetap bruto. Selanjutnya, komponen tersebut pada tahun 2008 menunjukan pertumbuhan sebesar 2,62 persen; 6,75 persen; dan 8,49 persen berdasarkan tahun dasar 2000. Sementara itu porsi penggunaan PDRB untuk konsumsi pemerintah dari PDRB DKI Jakarta terlihat menunjukan peningkatan meskipun tidak terlalu besar. Bila pada tahun 2007 konsumsi pemerintah adalah sebesar 5,87 persen dari PDRB DKI Jakarta maka pada tahun 2008 meningkat menjadi 7,07 persen. Angka PDRB per kapita secara tidak langsung bisa dijadikan salah satu indikator untuk mengukur kemakmuran suatu wilayah. Angka yang dihasilkan disini sifatnya makro karena hanya tergantung dari nilai PDRB dan penduduk pertengahan tahun tanpa memperhitungkan kepemilikan dari nilai tambah setiap sektor ekonomi yang tercipta.