tingkat  investasi  yang  dilakukan  akan  mengalami  penurunan.  Ketika  suku  bunga mengalami penurunan, investasi akan mengalami peningkatan Sukirno 1996.
2.2. Teori Kesempatan Kerja menurut Keynes
Menurut  Baldwin  1986,  dalam  teori  Keynes  mengenai  penentuan pendapatan  nasional,  tingkat  investasi  tergantung  dari  faktor-faktor  yang  sama
seperti  dalam  model  Neo-Klasik  ialah  tingkat  keuntungan  atau  hasil-hasil  dari pertambahan  investasi  dan  tingkat  suku  bunga.  Lebih  jelasnya,  para  pengusaha
akan  terus  melakukan  penanaman-penanaman  modal  baru  selama  tingkat persentase  keuntungan  marjinalnya  masih  lebih  tinggi  daripada  suku  bunganya.
Saat  penurunan  dalam  tingkat  suku  bunga  ataupun  suatu  kenaikan  umum  dalam tingkat  keuntungan  dari  proyek-proyek  investasi  sebagai  akibat  suatu  faktor
misalnya  kemajuan  teknologi  akan  mendorong  perluasan  penanaman  modal.  Di lain  pihak,  tingkat  penabungan  dalam  sistem  Keynes  tidaklah  ditentukan  dengan
cara yang sama seperti dalam model Neo-Klasik. Keynes menjadikan penabungan dan  penggunaan  uang  suatu  fungsi  hanya  dari  tingkat  pendapatannya.
Sedangkan  penulis-penulis  Neo-Klasik  memberi  tekanan  baik  pada  segi pendapatan  maupun  pada  segi  tingkat  suku  bunga,  terutama  pada  yang  disebut
terakhir sebagai faktor-faktor yang menentukan penabungan pemakaian uang. Dengan menganggap bahwa tingkat suku bunga di pasar sudah tertentu dan
dengan  mengandaikan  adanya  suatu  jadwal  permintaan  investasi  yang  tertentu pula  suatu  jadwal  efisiensi  modal  marjinal  maka  kita  dapat  mula-mula
menentukan  volume  investasi  yang  akan  dilakukan  oleh  dunia  usaha.  Jika investasi  ini  dan  suatu  fungsi  penabungan  serta  konsumsi  tertentu  sudah
diketahui maka tingkat keseimbangan pendapatan nasional lalu ditentukan melalui proses pelipat-gandaan multiplier process. Menurut Keynes, tingkat pendapatan
ini mungkin tidak cukup tinggi untuk menciptakan kesempatan kerja bagi seluruh tenaga kerja yang ada.
Untuk melihat mengapa tingkat pendapatan ini mungkin tidak cukup tinggi untuk  menciptakan  kesempatan  kerja  bagi  seluruh  tenaga  kerja  yang  ada,  maka
anggaplah  bahwa  harga-harga  uang  dan  upah-upah  dalam  uang  bersifat  fleksibel
sehingga pengangguran turun. Pengaruh dari penurunan-penurunan ini atas kedua komponen  pendapatan  nasional  adalah  konsumsi  dan  investasi.  Penurunan  harga
yang  berimbang  dengan  penurunan  tingkat  upah  tidaklah  akan  merubah pengeluaran-pengeluaran konsumsi nyata sedangkan kesempatan kerja tergantung
pada  pengeluaran-pengeluaran  untuk  konsumsi  nyata  dan  investasi  serta  tidak akan  ada  pengaruh  penciptaan  lapangan  kerja  dari  penurunan  harga  serta  upah.
Jika  harga-harga  turun  lebih  kecil  dari  tingkat  upah,  maka  hasil  yang sesungguhnya  adalah  bertambahnya  pengangguran.  Ini  disebabkan  oleh  akan
terjadinya  suatu  pergeseran  dalam  pendapatan  yang  menguntungkan  pihak penerima  laba  yang  merupakan  suatu  golongan  pendapatan  yang  menabung
banyak tetapi mengonsumsi sedikit. Penurunan  dalam  upah  uang  dan  tingkat  harga  dapat  juga  menurunkan
tingkat  suku  bunga  serta  memperbesar  investasi.  Transaksi-transaksi  akan memerlukan  lebih  sedikit  uang  dan  karenanya  akan  tersedia  lebih  banyak  uang
untuk menaikan harga penawaran kertas-kertas berharga dan menurunkan tingkat suku bunga. Tetapi Keynes menyatakan pula bahwa sekali tingkat suku bunga itu
mencapai suatu tingkat rendah tertentu, maka orang-orang dalam sistem ekonomi akan  bersedia  untuk  membiarkan  saja  semua  uang  tunai  yang  disediakan  bagi
mereka,  daripada  memanfaatkannya  untuk  membeli  surat-surat  berharga  yang sudah  ada.  Tingkat  suku  bunga  tidak  akan  turun  sampai  dibawah  tingkat  ini
sedangkan tingkat upah dan harga-harga akan turun. Dengan demikian maka tidak mungkinlah  terjadi  penambahan  investasi  lewat  jalan  ini.  Untuk  mencegah
keruntuhan  sistem  perekonomian  karena  harga-harga  yang  terus  turun,  maka Keynes mengandaikan bahwa upah uang bersifat fleksibel.
Dalam  sistem  Neo-Klasik  tidaklah  terdapat  perangkap  likuiditas  yang mencegah  turunnya  tingkat  suku  bunga  jika  harga-harga  bersifat  fleksibel.
Lagipula,  jadwal  permintaan  investasi  sangat  elastis.  Sedikit  penurunan  tingkat suku  bunga  akan  menghasilkan  pertambahan  yang  besar  dalam  investasi.
Penurunan suku bunga juga akan merangsang kesempatan kerja dengan menaikan kemampuan  konsumsi  sistem  ekonomi  dari  suatu  tingkat  pendapatan  nyata  yang
tertentu.  Sebagai  akibat  dari  kekuatan-kekuatan  ini,  pengangguran  merupakan suatu masalah yang hanya bersifat sementara dalam model Neo-Klasik.
Keynes  dan  banyak  ahli  ekonomi  lainnya  dari  tahun  1930-an  berpendapat bahwa pengangguran akan tetap bertahan sebagai suatu persoalan jangka panjang
kecuali  apabila  pemerintah  memainkan  peranan  yang  lebih  besar  dalam perekonomian.  Dasar  yang  utama  untuk  kesimpulan  ini  adalah  pandangan  yang
pesimis mengenai kesempatan-kesempatan investasi di masa depan. Mereka tidak melihat  adanya  kemajuan-kemajuan  teknologi  di  dalam  bidang  investasi,  yang
dapat  disamakan  dengan  penemuan-penemuan  besar  abad  kesembilanbelas  serta awal  abad  keduapuluh.  Daerah-daerah  geografi  yang  dapat  dikembangkan
tampaknya  juga  tinggal  sedikit,  dan  bahkan  tuntutan  investasi  dari  jumlah penduduk  yang  berkembang  pesat  pun  sudah  menurun.  Menurut  pandangan
mereka  maka  akibatnya  dalam  beberapa  segi  akan  lebih  buruk  daripada  keadaan diam  menurut  teori  Klasik.  Paling  tidak,  dalam  keadaan  diam  semua  orang
mendapatkan  pekerjaan.  Tetapi  di  suatu  lingkungan  di  mana  terdapat keseimbangan  ekuilibrium  tanpa  kesempatan  kerja  yang  penuh,  maka  tiadanya
pertumbuhan yang memadai dan pengangguran massal berjalan berdampingan. Kebijakan  utama  yang  disarankan  Keynes  untuk  mengimbangi  prospek-
prospek  buruk  bagi  investasi  swasta  adalah  penanganan  oleh  pihak  pemerintah yang  ditutup  dengan  pembiayaan  defisit.  Pengeluaran  biaya-biaya  ini  secara
langsung  maupun  tidak  langsung  lewat  proses  pelipat-gandaan  multiplier  akan memperbesar permintaan dalam keseluruhan barang dan jasa dan mengembalikan
pendapatan  nasional  ke  tingkat  kesempatan  kerja  yang  penuh.  Lagipula,  karena sumberdaya-sumberdaya  yang  tersedia  tidak  sepenuhnya  dimanfaatkan,  maka
peningkatan  dalam  pengeluaran  secara  menyeluruh  ini  dapatlah  dicapai  tanpa inflasi.
Analisa-analisa  Keynes  ditujukan  pada  sistem-sistem  ekonomi  yang  sudah berkembang, kebijakan-kebijakan yang dianjurkannya banyak mendapat perhatian
di  negara-negara  yang  masih  kurang  berkembang.  Negara-negara  ini  pun menderita  karena  pengangguran  yang  luas.  Sebagai  akibatnya,  rencana  investasi
yang dibiayai dengan defisit merupakan cara yang mudah bagi tercapainya tujuan- tujuan  pembangunan  dan  perluasan  kesempatan  kerja  di  negara-negara  ini.
Sayangnya,  pengangguran  pun  biasanya  hanya  terbatas  pada  kalangan  pekerja yang  tidak  memiliki  sesuatu  keterampilan.  Selain  itu,  kapasitas  yang  berlebihan
hanya  terdapat  dalam  industri-industri  serta  sektor-sektor  tertentu  saja.  Karena adanya  kekurangan-kekurangan  dan  kesulitan-kesulitan  dibidang-bidang  lain,
pembiayaan-pembiayaan dengan defisit sangat mungkin hanya akan menghasilkan suatu  kenaikan  dalam  tingkat  harga-harga  tanpa  disertai  penambahan  jumlah
barang dan jasa.
2.3. Permintaan Tenaga Kerja dari Sisi Perusahaan