9 tipejenis wilayahnya. Menurut Tukiyat 2002 dalam Mirza 2006, secara umum
terdapat lima tipe wilayah dalam suatu Negara, yaitu: 1 wilayah yang telah maju, 2 wilayah netral, yang dicirikan dengan adanya tingkat pendapatan dan
kesempatan kerja yang tinggi, 3 wilayah sedang, yang dicirikan adanya pola distribusi pendapatan dan kesempatan kerja yang relatif baik, 4 wilayah yang
kurang berkembang atau kurang maju, yang dicirikan adanya tingkat pertumbuhan yang jauh di bawah tingkat pertumbuhan nasional dan tidak ada tanda-tanda untuk
dapat mengejar pertumbuhan dan pengembangan, dan 5 wilayah tidak berkembang. Salah satu konsep pengembangan wilayah yang perlu mendapat
perhatian adalah pengembangan ekonomi wilayah, sehingga konsep pengembangan ekonomi wilayah harus berorientasi pada pertumbuhaan ekonomi
wilayah dengan menggali potensi produk unggulan daerah.
2.2. Hirarki Pusat Aktivitas
Distribusi spasial dari berbagai aktivitas dengan treshold yang berbeda akan mengarah pada tumbuhnya berbagai tingkatan lokasi pusat pelayanan, dan
selanjutnya distribusi pusat-pusat ini akan membentuk pola spasial sistem lokasi pusat-pusat pelayanan. Keterkaitan antara aktivitas ekonomi dengan aspek lokasi
dalam suatu ruang sudah mulai dipelajari sejak era Von Thunen yang menjelaskan tentang pola spasial dari aktivitas produksi pertanian. Von Thunen yang
menjelaskan tentang pola spasial dari aktivitas produksi pertanian. Von Thunen berangkat dari suatu pemikiran sederhana, bahwa pola penggunaan lahan dalam
suatu ruang merupakan fungsi dari perbedaan harga produk pertanian yang dihasilkan dan perbedaan biaya produksinya, dimana jarak dari pusat pasar
merupakan faktor penentu besarnya biaya produksi. Pemikiran ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa: 1 biaya hanya ditentukan oleh jarak dari pasar, 2
karakteristik wilayah dianggap homogen, 3 harga di pusat pasar ditentukan oleh mekanisme supply dan demand yang normal, 4 tidak ada halangan untuk
melakukan perdagangan no barrier to trade seperti biaya tarif, kebijakan harga, labor immobility, dan tidak dapat menggambarkan dengan cukup baik aktivitas
ekonomi riil yang terjadi. Berkembangnya suatu lokasi menjadi pusat pelayanan, secara alamiah
terjadi karena adanya proses aglomerasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan
10 economic of scale biaya per satuan input menjadi lebih murah apabila skala
aktivitasnya menjadi lebih besar dan economic of scope nilai tambah akan meningkat apabila berbagai aktivitas ekonomi yang berbeda digabungkan.
Rustiadi et al., 2008 menyatakan bahwa timbulnya hirarki pusat-pusat pelayanan disebabkan oleh sarana dan prasarana penunjang tidak menyebar secara
merata di dalam suatu sistem ruang, tetapi penyebarannya tergantung pada permintaan, sedangkan permintaan sangat tergantung pada konsentrasi penduduk.
Dalam perencanaan tata ruang hirarki ditentukan dengan teknik skalogram. Oleh karena itu dalam penyusunan suatu hirarki dapat ditentukan
jumlah jenis sarana. Hirarki dari pusat pelayanan yang lebih tinggi memiliki sarana pelayanan yang lebih banyak dan lebih beragam dari pusat pelayanan yang
berhirarki lebih rendah. Hirarki ini tidak selalu sama dengan hirarki administratif. Adanya hirarki secara teoritis mencerminkan adanya perbedaan massa, dimana
hirarki yang lebih tinggi mempunyai massa yang lebih besar daripada yang berhirarki lebih rendah. Oleh karena itu dalam hal alokasi sarana-sarana wilayah
menimbulkan perbedaan pendapat apakah harus mendahulukan supply atau demand.
2.3. Teori Lokasi