103
5.3.2.1. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40
Kecamatan yang Ada di Kabupaten Bogor dengan Mempertimbangkan 6 Kecamatan yang Ada di Kota Bogor
Dalam menentukan lokasi pasar induk Kabupaten Bogor berdasarkan 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor dengan mempertimbangkan 6
kecamatan yang ada di Kota Bogor, menggunakan asumsi bahwa pasar induk hanya akan terbangun di Kabupaten Bogor karena berdasarkan revisi RTRW Kota
Bogor, tidak ada rencana pembangunan pasar induk lagi di Kota Bogor, dan semua kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki peluang yang sama untuk
pengembangan pasar induk. Dalam analisis ini digunakan empat model optimasi dengan indikator yang digunakan berbeda-beda. Model pertama yang digunakan
sebagai pertimbangan adalah permintaan demand dan jarak terdekat, model kedua adalah permintaan demand dan waktu tempuh tercepat, model ketiga
adalah permintaan demand, produksi dan jarak terdekat, dan model keempat adalah permintaan demand, produksi dan waktu tempuh tercepat. Berdasarkan
hasil perhitungan program, hasilnya dapat terlihat pada Tabel 34. Gambar 28. Produksi Sayuran dan Buah-buahan Kabupaten Bogor, 2008
PARUNG PANJANG
GN.SINDUR
104
Tabel 34. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40 Kecamatan yang Ada di Kabupaten Bogor dengan Mempertimbangkan 6 Kecamatan yang Ada di Kota Bogor
No Model Optimasi
Lokasi Alternatif 1 Lokasi Alternatif 2
Lokasi Alternatif 3 Kecamatan
Objective Value
Kecamatan Objective
Value Kecamatan
Objective Value
40 Kecamatan Kabupaten Bogor dan 6 Kecamatan Kota Bogor 1
Demand-Jarak Terdekat
Dramaga 723.134,51 Ciomas
732.866,31 Bojonggede 748.737,64
2 Demand-Waktu
Tercepat Ciomas
952.074,31 Ciawi 952.965,69 Dramaga
956.760,77 3
Demand-Produksi-Jarak Terdekat
Dramaga 6.127.932,78 Ciomas
6.486.937,38 Ciampea 6.733.612,22
4 Demand-Produksi-Waktu
Tercepat Kemang
8.457.065,77 Dramaga 8.513.616,90 Ciawi
8.557.052,81 Sumber: Hasil Analisis
105 Berdasarkan hasil perhitungan yang tertera pada Tabel 34 dengan
menggunakan model pertama yang mempertimbangkan permintaan demand dan jarak terdekat, maka alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Kecamatan
Dramaga dengan objective value sebesar 723.134,507. Nilai tersebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton kilometer.
Dalam hal ini diasumsikan bahwa ongkos angkut merupakan fungsi dari demand dan jarak. Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Kecamatan Ciomas dengan
objective value sebesar 732.866,312. Sedangkan alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Kecamatan Bojonggede dengan objective value sebesar 748.737,637.
Model kedua yang mempertimbangkan permintaan demand dan waktu tempuh tercepat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Kecamatan Ciomas
dengan objective value sebesar 952.074,3071. Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Kecamatan Ciawi dengan objective value sebesar 952.965,692. Sedangkan
alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Kecamatan Dramaga dengan objective value sebesar 956.760,7712. Nilai tersebut menunjukkan total minimum biaya
transportasi dalam satuan ton menit. Model ketiga yang mempertimbangkan permintaan demand produksi
dan jarak terdekat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Kecamatan Dramaga dengan objective value sebesar 6.127.932.782. Alternatif kedua adalah
Kecamatan Ciomas dengan objective value sebesar 6.486.937,375. Sedangkan alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Kecamatan Ciampea dengan objective
value sebesar 6.733.612,221. Nilai-nilai terebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton kilometer.
Model keempat yang mempertimbangkan permintaan demand produksi dan waktu tempuh tercepat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah
Kecamatan Kemang dengan objective value sebesar 8.457.065,770. Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Kecamatan Dramaga dengan objective value
sebesar 8.513.616,897. Sedangkan alternatif ketiga adalah Kecamatan Ciawi dengan objective value sebesar 8.557.052,807. Nilai-nilai tersebut menunjukkan
total minimum biaya transportasi dalam satuan ton menit. Berdasarkan keempat model dengan berbagai pertimbangan, maka
Kecamatan Dramaga memiliki kecenderungan menjadi lokasi pasar induk
106 alternatif pertama karena memiliki objective value yang paling kecil. Kecamatan
Ciomas menjadi lokasi pasar induk alternatif kedua, sedangkan untuk alternatif ketiga pasar induk dapat dilokasikan di Kecamatan Bojonggede atau Kecamatan
Ciampea, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 29.
Tabel 34 Kecamatan Dramaga sebagai lokasi pasar induk alternatif pertama, saat
ini mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat ditandai mulai bermunculan perumahan-perumahan dan sarana perdagangan di sekitar Dramaga. Kelebihan
yang dimiliki kecamatan ini sebagai lokasi pasar induk adalah: 1. Lingkungannya masih memungkinkan untuk pembangunan pasar induk
karena Kecamatan Dramaga masih memiliki banyak lahan kosong 2. Memiliki lokasi cukup strategis karena berdekatan dengan beberapa
kecamatan yang memiliki produksi sayuran yang cukup tinggi di Kabupaten Bogor seperti Kecamatan Cibungbulang, Kecamatan Ciampea dan
Kecamatan Leuwiliang 3. Kecamatan Dramaga memiliki lokasi yang cenderung berada di tengah-
tengah yang berdekatan dengan Kota Bogor Gambar 29. Lokasi Optimal Pasar induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40
Kecamatan Kabupaten Bogor dan 6 Kecamatan di Kota Bogor
PARUNG PANJANG
GN.SINDUR
107 4. Memiliki potensi perkembangan yang pesat
5. Lokasi Kecamatan Dramaga dilalui jalan kolektor primer I jalan nasional yang menghubungkan batas Kabupaten LebakJasinga–Leuwiliang– Ciampea
dan Kota Bogor 6. Adanya rencana Bogor Ring Road jalan lingkar luar Bogor yang
direncanakan sampai ke Kecamatan Dramaga, hal tersebut akan semakin meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju Kecamatan Dramaga
7. Adanya rencana pembangunan jalan baru lingkar selatan Kota Bogor dari Jalan
Sindangbarang ke Jalan Raya Sukabumi yang akan semakin
meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju Kecamatan Dramaga. Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut maka Kecamatan Dramaga sangat
potensial untuk dibangun Pasar Induk Kabupaten Bogor. Lokasi pasar induk alternatif kedua adalah Kecamatan Ciomas,
Kecamatan Ciomas memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Bogor, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
Kecamatan Ciomas sebagai lokasi pasar induk adalah : 1. Kecamatan Ciomas memiliki jumlah penduduk sedang, bila dibandingkan
dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bogor, namun memiliki tingkat kepadatan tinggi yang ditandai dengan banyaknya perumahan dan
sarana perdagangan yang dibangun di kecamatan tersebut. 2. Kecamatan Ciomas memiliki Terminal Laladon. Namun dalam
pengoperasiannya terminal ini belum dibarengi dengan pemberlakuan regulasi terhadap trayek-trayek angkutan umum yang melalui wilayah
tersebut. 3. Dilalui jalan kolektor primer I jalan nasional yang menghubungkan batas
Kabupaten LebakJasinga–Leuwiliang–Ciampea dan Kota Bogor. 4. Telah ada pasar yang dibangun pada Kecamatan Ciomas yang berdekatan
dengan Terminal Laladon. Tujuan dibangunnya pasar ini adalah untuk lebih mengoptimalkan dan menstimulasi utilitas dari Terminal Laladon. Namun
hingga saat ini pasar tersebut relatif sangat sepi.
108 5. Adanya rencana pembangunan jalan baru lingkar selatan Kota Bogor dari
Jalan Sindangbarang ke Jalan Raya Sukabumi yang
akan semakin meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju Kecamatan Ciomas.
Lokasi pasar induk alternatif ketiga adalah Kecamatan Bojonggede dan Kecamatan Ciampea. Kecamatan Bojonggede termasuk dalam tipe maju dengan
komunitas industri dan pertumbuhan jasa. Kecamatan ini termasuk dalam kawasan Cibinong Raya yang memiliki fungsi sebagai kota simpul jasa dan
distribusi pemasaran, produksi dan pusat pelayanan utama untuk wilayah Kabupaten Bogor. Kecamatan ini memiliki ketersediaan lahan yang cukup
terbatas, dimana pada saat ini perkembangan daerah Bojonggede sebagai salah satu wilayah permukiman penduduk yang cukup padat dan kondisi topografi yang
kurang menguntungkan karena memiliki kontur tanah yang bervariasi. Kecamatan Ciampea didominasi desa–desa dengan tipe tertinggal dengan
komunitas pertanian. Kecamatan Ciampea dilalui jalan kolektor primer I jalan nasional yang menghubungkan batas Kabupaten LebakJasinga–Leuwiliang–
Ciampea dan Kota Bogor. Berdasarkan data primer dari 10 pasar eksisting Kecamatan Ciampea merupakan salah satu pemasok sayuran bayam dan
kangkung di pasar-pasar eksisting.
5.3.2.2. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40